Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 33
BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 33Mutiara Pemikiran Syaykh Al-ZaytunMemang, menurut Syaykh, masukdalam budaya mandiri dalammembangun, bagi negara yangpemerintahnya terbiasa dengan budayautang, merupakan sesuatu pekerjaanyang dianggap tidak mungkindilakukan.Tokoh pendidikan terpadu inimengatakan, budaya utang untukpembangunan, itu maknanya budayamengharap dibangun orang lain,melenceng dari makna dan hakekatmembangun. Menurutnya, membangunmaknanya menerima tantangantantangan kita sendiri.Jika pembangunan bersandar kepadautang luar negeri (bahasa halusnyabantuan pembangunan), itu bermaknamemberikan tantangan-tantangan ataumenjadikan tantangan-tantangan itudirebut dari tangan kita oleh orang lain.Dia menegaskan, bahwa pihak laintidak dapat menjadi sebab dalammembangun diri. Juga pembangunantidak boleh merugikan otonomi diri.Karenanya itu, menurutnya,membangun adalah menerimatantangan kita sendiri.“Agar pembangunan berlangsung,kita harus menanamkan suatu budayadalam individu maupun masyarakat.Sebab, kebudayaan merupakankerangka kerja simbolik, pola pikiryang membentuk pemikiran kita, solahbowo kita, tutur-warah kita, sertalaku-lampah kita. Dengan demikianpencarian kebudayaan yang kufu’(adequate) mumpuni dan memadaidengan pembangunan, merupakansuatu problematika yang tidak pernahberakhir, yang harus dilakukan adalahsemua upaya harus dapat diselaraskansatu sama lainnya.”Syaykh selalu mengajak, mari kitamencoba masuk ke dalam budayamandiri dalam membangun. Sesuaidengan makna membangun adalahmembangun diri. Orang lain tidakdapat menjadi sebabpembangunan dalamdiri. Kita membangunbukan karena Jepang,Amerika, Eropa, danlain-lain.Sekali lagi, otonomi/mandiri adalah tujuanpembangunan. Kitamembangun, kitamembangun diri kita,masyarakat kita,negara kita, dan kitamembangun satu samalain.Lalu, kondisi yangdiperlukan bagipembangunan jenisapapun, menurutSyaykh, adalahdesentralisasidistribusi faktorproduksi bagi semua.Sehingga semua orangmenjadi partisipanpotensial dalamproduksi, bukan hanyadalam konsumsi.Dalam kaitan ini,menurut Syaykh PanjiGumilang, padadasarnya, bantuanpembangunan (utangluar negeri) adalahcara untukmemastikanreproduksi di seluruhdunia, bahkankelangsungan hidup,budaya, dan strukturnegara-negara donor,dengan memanfaatkankemiskinan lokal untuk legitimasi.Menurutnya, ketika bantuanpembangunan gagal mengurangikemiskinan, tetapi sebaliknyamengarah kepada reproduksikemiskinan, ini dilihat sebagai satu lagialasan untuk melanjutkan bantuanpembangunan itu.Ketua Masyarakat EkonomiPesantren Indonesia ini melihat, negaradonor bertindak sebagai “Ayah”memanfaatkan kesempatan untukberekspansi, kali ini secara ekonomisdan budaya dan bukan semata politikdan militer, dan dalam waktu yangsama bertindak sebagai “Ibu” merasaringan untuk membagi-bagi begitubanyak amal dalam semua arah.Perjuangan Menjadi BangsaMandiriPesan dan seruan untuk mandiri dariSyaykh AS Panji Gumilang, antara laindisampaikan pada puncak perayaan33