Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 35
BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006 35terus membangun budaya, yakniBudaya Demokrasi. Berpijak daribudaya yang dibangun oleh rakyatsecara bersama inilah kita memasukiEra Baru Indonesia. Kini Indonesiasedang menata dan memilikipemerintahan yang berpijak padarentetan sejarah dan budaya yangdibangun sendiri oleh rakyatnya,”ujarnya.Syaykh menyebut pemilihan presidendan wapres terlaksana secarademokratis, rakyat Indonesia telahmemilih pemerintah negaranya secarademokratis, selanjutnyaberpengharapan secara demokratispula, yakni, segala perjalanan kini danke depan selalu berpijak pada ide besardemokrasi: Dari rakyat oleh rakyatuntuk rakyat.Banyak orang (rakyat Indonesia)menyimpulkan, bahwa berbagai prosespembangunan Indonesia masa laludisimpulkan “gagal”. “Jika kesimpulanitu benar, yakni proses pembangunanmasa lalu kita itu gagal, jangan pernahmenyerah, mari kita mulai lagi dariproses yang dianggap salah dan gagalitu, bahkan kalau perlu dari awal, sebabjika proses masa lalu itu berhasil pun,dalam abad yang penuh tantangan inikita juga harus memperbaharui maknapembangunan itu,” kata Syaykh alMa’had yang dijuluki Tokoh Indonesiasebagai Pelopor Pendidikan Terpaduitu.Menurutnya, kita tidak bolehmemaksakan bahkan pura-puraberhasil, sekalipun beban semakin taktertanggungkan lagi. Jika sepatu yangkita pakai sesak, jangan kita paksamemakainya, sepatu ukuran lain pastimudah didapatkan. Karenanya, marikita maknai kembali pembangunanIndonesia kita.Membangun pada dasarnya adalahmembangun diri. Untuk menciptakankemajuan pada level personal maupunsosial; Yakni menciptakan personalpersonal yang kuat, masyarakatmasyarakat yang kuat, menjadi bangsayang kuat, diawali denganpenyingkapan suatu budaya danmerealisasikan budaya itu. Selanjutnya,karena ummat manusia itu mempunyaikebutuhan-kebutuhan, jika tidakterpenuhi maka mereka bukan lagimakhluk hidup.Karenanya pembangunan jugapemenuhan kebutuhan-kebutuhanalam manusia dan non manusia,dimulai dengan mereka yang palingmembutuhkan. Pada makna yang lainpula pembangunan adalahpertumbuhan ekonomi, yangseharusnya tanpa mengorbankansiapapun. Sehingga terciptaperdamaian sebagai kondisi dalamruang untuk pembangunan tanpakekerasan.Maka, menurutnya, settingpembangunan adalah, membangunsuatu budaya: Budaya ingin maju, inginkuat secara individual masyarakat, danbangsa. Dilandasi oleh budaya danperadaban yang kokoh, masuk kedalam realisasi. Pemenuhankebutuhan-kebutuhan hidup dankehidupan untuk ummat manusia, danmakhluk hidup lainnya yang nonmanusia, yang karenanya tercapailahpertumbuhan ekonomi yang meratadalam tataran individual, masyarakatmaupun bangsa, bahkan bangsa-bangsadi dunia, yang dapat memancarkanperdamaian internal dan externaldalam ruang pembangunan tanpakekerasan.Kelompok Dunia KetigaKemudian Syaykh al-Ma’hadmengatakan dalam menghadapitantangan-tantangan, berbagai prosesditampilkan oleh masyarakat dunia.Dunia Pertama, tantangan datangpada orang yang menangani modal,teknologi, atau manager, sebagaiproperti pribadi.Dunia Kedua (waktu itu Sosialis),tantangan diberikan kepada kelompoksangat kecil, perencana yang memilikiterlalu banyak tantangan sementarapenduduk lain tetap kurang tantangan.Dunia Ketiga, tantangan sangatsering dan selalu diberikan kepadapihak luar, dalam bentuk bantuan luarnegeri, yang manfaatnya pergi kepadaorang lain.Dunia Keempat, tantangandiberikan kepada orang yang samasebagaimana di Dunia Pertama, tetapikemudian dibagi dalam kelompokkelompok yang melibatkan parapekerja, akibatnya perusahaanmendapat manfaat dan negaradiuntungkan dari pemrosesan bersamaatas suatu tantangan.Diperhatikan dari cara memrosestantangan-tantangan tersebut, menurutSyaykh, Indonesia masih masuk kedalam kelompok Dunia Ketiga, yangselalu melepaskan tantangan-tantanganintern-nya seraya menyerahkannyakepada pihak luar, dalam bentukBantuan Luar Negeri (utang). Dalamsetengah abad membangun,pemerintah Indonesia selalu melepastantangan-tantangannya kepada luarnegeri.Menjadi kelompok Dunia Ketiga,selalu merasakan akibat/efek sampingnegatif dari aktivitas ekonomi(eksternalitas negatif), namun tidakberkeupayaan untuk menanganinyaLENTERA35foto: berindo amron