Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 19
P. 34
34 BERITAINDONESIA, 24 Agustus 2006tahun baru Hijrah yang ke 1426 di AlZaytun, bertajuk: MembangunMerupakan Perjuangan untuk MenjadiBangsa Mandiri.Syaykh mengawali amanahnyadengan bersyukur kepada Allah danberdoa semoga sepanjang tahun ini kitadikaruniai kesejahteraan, kemakmuran,kebaikan, keselamatan, dan kedamaian.Sehingga akidah hidup kita sebagaipenyebar kehidupan bertoleransi danperdamaian dapat semakin meluas danterpenetrasi secara mendalam di dalamlingkungan kehidupan ummat manusia,terlebih lagi di dalam kalangan ummatdan bangsa Indonesia.Setiap memperingati dan merayakandatangnya tahun baru Hijrah, kataSyaykh, pertanyaan selalu kitasampaikan kepada diri kita: Adakahtanda-tanda kemajuan yang telah kitacapai selama ini? Untuk menjawabnya,sama sekali tidak cukup hanya denganungkapan verbal, melainkan dengankegigihan amal perbuatan yang terbaikyang dapat dirasakan oleh segenaplapisan ummat manusia dalam lingkupkecil sampai dengan yang paling besar.Sebab amal perbuatan baik itu, tidakmengenal batas, atau boleh dikatakanlintas batas.“Kita ummat muslim, merupakankomponen ummat manusia penghunidunia yang majemuk, bertanggungjawab secara bersama, mewujudkankehidupan penuh harmoni, toleransidan damai, antar sesama ummatmanusia,” kata pemangku pendidikandan Doktor Honoris Causa bidangManagement, Education and HumanResources dari IMCA-RevansUniversity itu.Dalam konsepsi nasional,menurutnya, kita merupakan wargabangsa yang mendiami sebuah negaraBhinneka Tunggal Ika, bertanggungjawab secara bersama dalam mencapaitujuan nasional yang mencakuppewujudan Kepulauan Nusantarasebagai satu kesatuan politik, sosial,budaya, ekonomi, dan pertahanankeamanan.Karenanya, Ketua Ikatan AlumniIAIN (sekarang UIN) SyarifHidayatullah, Jakarta periode 2002-2004, ini menegaskan, tatkala kitabersikap, berbuat, berkarya danberjuang, tidak keluar dari wawasandan konsepsi nasional, sebagaipartisipasi aktif kita mewujudkanDunia Harmoni Penuh Toleransi danPerdamaian, bersama ummat danbangsa-bangsa lainnya di dunia ini.Itulah manifestasi Rahmatan lil‘alamin, yakni: Berfikir Global danBertindak Lokal.Sekilas Pembangunan IndonesiaAlumni Penpes Gontor ini kemudianmenyoroti sekilas pembangunanIndonesia. Era pemerintahan PresidenSoekarno, membangun. Suksesmengumandangkan slogan-sloganpembangunan, dan jatuh tertimpaslogan pembangunannya, karenakeberpihakan yang tidak seimbangterhadap ideologi-ideologi besar dunia.Era Presiden Soeharto, “suksesgilang-gemilang” dalam menjalankanRencana Pembangunan LimaTahunannya (Repelita), sampai kepadaera pembangunan yang diistilahkandengan Tinggal Landas, namun jugajatuh/tertimbun oleh “kesuksesannya”.Muncul Era Reformasi, seorangtokoh yang populer pada zamannyayang singkat, Amien Rais, mampumenjebol kekuasaan Presiden Soeharto,atas dorongan dari bawah, demonstrasimassa rakyat (mahasiswa), dan tekanandari atas.“Namun, tokoh reformasi ini tidakberkeupayaan menjabarkan konsepkonsep verbalnya dalam bentukimplementasi riel. Sehingga tidakmampu menghantarkan ambisinyamenjadi Presiden Indonesia, karenasecara demokratis mayoritas rakyatIndonesia belum menerima “pionir”reformasi ini. Beliau dipetieskan olehkekuatan demokrasi,” kata alumni IAIN(sekarang UIN) Syarif Hidayatullah,Jakarta itu.Dia kemudian mengemukakan suatukejadian di bekas Negara Uni Soviet,dimana para pemimpin negara tersebutditekan dari atas dan bawah, dan jatuh,dan ada sebuah upaya untuk kembali,juga gagal. Namun penggagas darikeseluruhan proses ini, Gorbachev, jugadijatuhkan.Menurutnya, ide-ide besar reformasiitu, sesungguhnya juga pembangunan.Era presiden-presiden sesudahPresiden Soeharto juga berprogrammembangun Indonesia ini, dariPresiden Habibie, PresidenAbdurahman Wahid, dan PresidenMegawati Soekarno Putri.Demokrasi ProgresifKini Era Baru telah datang, dalamtahun 1425 (2004). Bangsa Indonesiamengukir fenomena baru, masuk kedalam budaya Demokrasi Progresif,sesuatu yang belum pernah dilakukandalam agenda pembangunan demokrasidi masa lalu. Demokrasi progresifadalah suatu sistem yang terusbertumbuh-kembang. Rakyat Indonesiaberkemampuan menyikapinya secarapiawai. L“Kita rakyat Indonesia sedang danENTERAMutiara Pemikiran Syaykh Al-ZaytunDalam konsepsinasional,menurutnya, kitamerupakan wargabangsa yangmendiami sebuahnegara BhinnekaTunggal Ika,bertanggungjawab secarabersama dalammencapai tujuannasional yangmencakuppewujudanKepulauanNusantara sebagaisatu kesatuanpolitik, sosial,budaya, ekonomi,dan pertahanankeamanan.34