Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 27
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 27BERITA KHASBERITAINDONESIA, 7 September 2006 27pada Departemen PU. Sedangkan pendanaan proyek tersebut diusulkan menjadi tanggungan PT Lapindo.Kekhawatiran akan jebolnya tanggul itudidasarkan pada kondisi genangan lumpur panas yang volumenya sudah mencapai 3,65 juta m3 atau setara 730.000truk pengangkut tanah. Harian Kompasmemberitakan, jumlah volume lumpursetiap hari terus bertambah dan sejauh initelah menenggelamkan ratusan hektarsawah dan perumahan penduduk, pabrik,sekolah dan berbagai bangunan lainnya.Ketinggian lumpur yang diantaranya telahmencapai empat meter, membuat bangunan rumah dan gedung sekolah sertapabrik hanya terlihat bagian atapnya saja.Luapan lumpur panas tidak saja menggenangi areal jalan tol Surabaya – Gempoldi km 38 – 39, tetapi juga melebar sampaimendekati jalan kereta api arah Surabaya– Malang dan Surabaya - Jember. Dampaknya dari aspek ekonomi bisa dibayangkan. Yakni terhambatnya aktivitasekonomi masyarakat termasuk arusberbagai barang kebutuhan masyarakat.Terlebih lagi setelah jalur tol ditutup.Dirut PT KA Ronny Wahyudi pun meminta bantuan Gubernur Jatim untukmengamankan jalur KA tersebut karenaluberan lumpur sudah makin mendekatijalan kereta api.Kekhawatiran terhadap jebolnya tanggul akhirnya terbukti. Kamis (10/8) lalu,sekitar pukul 08.30 WIB, tanggul yangberada di belakang kantor Koramil 0916/04 Porong jebol sepanjang 15 m. Akibatnya, lumpur panas yang selama ini telahmenggenangi tiga desa (Renokenongo,Kedungbendo dan Jatirejo), kini merambah ke Desa Siring. Lumpur jugamenggenangi rel kereta api jurusanSurabaya – Malang dan Surabaya –Banyuwangi.Tak pelak, jebolnya tanggul membuatpanik warga desa yang berjumlah 5.680jiwa. Mereka berhamburan menyelamatkan diri dari ancaman lumpur yang takkenal ampun. Sejumlah truk dari KodimSidoardjo dan prajurit Zipur-5 Kodam V/Brawijaya dikerahkan membantu mengevakuasi warga.Seperti ditulis Sinar Harapan (11/8),penduduk desa ini kemudian ditempatkandi Pasar Baru, Porong, bersama pengungsi-pengungsi sebelumnya. Namunkondisinya sangat memprihatinkan.Mereka dipaksa tinggal berdesak-desakandengan warga lain yang telah menempatipetak atau bilik sebelumnya. Satu petakruangan berukuran 4X5 meter dijejalidengan 16 hingga 20 orang. “Kami dibawake sini untuk diungsikan, tetapi di PasarBaru Porong ini kami tidak mendapatkantempat. Karenanya kami harus maudijejali sebanyak mungkin. Kalau tidakmau kami tidur di mana,” kata Rowani,warga Siring.Masih menurut Sinar Harapan, wargaDesa Siring dan Jatirejo, KecamatanPorong yang menjadi korban menilai PTLapindo Brantas ingkar janji soal biayakontrak rumah. Mereka sudah didata, tapiuang tersebut tidak segera dibagikan. SPfoto-foto: repro