Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 7 September 2006 35pewujudan program pendidikan yangterpadu dengan kekuatan ekonomi itu.Menemukan Tanah GersangPerenungan panjang dan pencetusanide telah menjadi kesepahaman dankesepakatan, menjadi visi dan misibersama, untuk membangun pendidikanterpadu berskala global demi kebangkitanbangsa Indonesia yang mayoritas umatIslam. Kini langkah sudah menjadigerakan dan tanggung jawab bersama.Pencarian lahan, yang dipersyaratkanribuan hektar, makin diintensifkan.Syaykh AS Panji Gumilang dan parasahabat melangkah bersama ke pelbagaipenjuru negeri, Jawa, Sumatera danKalimantan. Sayang, qadla Allah belummengizinkan.Suatu ketika langkah tim menemukanlahan di bilangan Cikampek, Purwakarta.Luasnya belum ribuan hektar. Namun timsurvei yang langsung dipimpin Syaykh AlZaytun melakukan kesepakatan dengan‘camat’ (calo maton), istilah bagi perantara jual beli tanah, untuk melakukan pembebasan lahan. Tapi, rupanya lagi-lagiqadla Allah belum tiba waktunya. Padadetik-detik terakhir, ‘camat’ itu menggelembungkan harganya. Kemudian memberikan lahan tersebut kepada peminatlain yang berani membayar lebih tinggi.Namun hal itu tidak menyurutkansemangat dan langkah. Itu hanya sebuahtantangan kecil dibandingkan denganmisi mulia yang mereka usung. Apalagimereka tidak merasa sendirian: Ada Allahyang menuntun setiap gerak langkahmereka.Benar saja, pada suatu hari, 1994,Syaykh AS Panji Gumilang dan para sahabat melangkahkan kaki ke Haurgeulis(HG), Indramayu. Mereka bergerak kearah Timur hingga sampai di persimpangan HG. Dituntun oleh kekuatan ilahi,mobil jeep yang mereka kendaraimemasuki pintu gerbang Desa Gantar.Nama yang mirip dengan Desa Gontor diPonorogo, tempat berdirinya PondokPesantren Modern Darussalam Gontor.Kemiripan nama ini membuat Syaykh ASPanji Gumilang (sebagai alumni Gontor)lebih tertarik.Mereka singgah di sebuah warung diDesa Gantar, beberapa kilometer dipinggir kota kecamatan Haurgeulis itu. Disinilah, mereka bertemu dengan wargasetempat yang akhirnya menunjukkanratusan hektar lahan gersang yangkabarnya siap dijual oleh pemiliknya.Bermula, seseorang bertanya: “Apakahbapak-bapak mencari tanah?”“Tidak, tidak…!” jawab Syaykh AlZaytun, masih trauma ulah ‘camat’ diCikampek.Tapi seseorang yang bertanya itutampak tak percaya. Ia malahmelanjutkan pembicaraan: “Di ujungsana, ada tanah jelek.”Mendengar kata tanah jelek itu, SyaykhAS Panji Gumilang menanggapi denganlebih tertarik. “Tanah jelek bagaimana?”tanggap Syaykh.“Iya jelek, gersang, tidak tumbuh apaapa selain ilalang!” jelas orang itu.“Berapa luas,” tanya Syaykh, makintertarik, tetapi masih dengan mimikmenyembunyikan ketertarikannya.“Bapak perlu berapa luas? Duaratushektar, ada! Kalau butuh ribuan hektarjuga ada di situ,” celetuk seseorang lagi.Mendengar ada ribuan hektar itu,Syaykh dan timnya sejenak salingmemandang. Mereka makin tertarik.“Kalau begitu, ayo kita lihat,” ajakSyaykh.Mereka pun menelusuri jalan setapakmenuju lokasi tanah jelek itu. Benar sajaada ‘tanah jelek’ dengan hamparanilalang. Namun dalam benak, Syaykhberkata: Ini bukan tanah jelek, ini tanahemas! Lahan yang sesuai dengan angandan impiannya. Suara hatinya berkata:“Allah menuntun kami ke tanah impianini.”Setelah mengamati beberapa saat,Syaykh bertanya: “Mau dijual berapatanah jelek begini?”Kemudian prosesi tawar-menawar danjual-beli tanah pun berlangsung dalamhari-hari berikutnya. Caranya, tim yangditunjuk Syaykh AS Panji Gumilanguntuk melakukan transaksi langsungbertatap muka dengan para pemilik lahanyang jumlahnya puluhan. Pembayarandilakukan langsung kepada pemiliknyasetelah menunjukkan sertifikat atausurat-surat tanah tersebut.Pada tahap awal itu, 60 hektar lahandibebaskan. Kemudian proses pembelianterus berlangsung secara perlahan hinggalahan yang dimiliki YPI menjadi seluas1.200 hektar lebih.Sambil melakukan perluasan lahanmelalui pembelian-pembelian itu, prosespenataan lahan pun dimulai. Problemutama lokasi Al-Zaytun ini adalahkegersangan lingkungan. Merupakanlingkungan terbuka tanpa penyanggapepohonan yang berarti, dan tanpadukungan irigasi. Maka orang desamenyebutnya tanah jelek. Menyadariakan hal tersebut, langkah pertama yangditempuh adalah penataan lahan,ditetapkan site plan yang jelas, yangdiharapkan dapat menjadi rujukan danketeraturan (orderliness) dalammelaksanakan pembangunan berterusanyang akrab lingkungan.Maka sejak persiapan awal,penghijauan lingkungan sudah dilakukansebagai suatu yang mutlak. Berbagaitanaman keras yang dapat diharapkanmampu menyangga kelestarianlingkungan, sekaligus mempunyai nilaiekonomis tinggi ditanam secara tertatadan terencana. Pusat-pusat cadangan airpun dipersiapkan, baik berupa waduk,penataan selokan-selokan air maupunparit-parit yang dapat memudahkanpelaksanaan manajemen air, sertamenormalisir sungai-sungai kecilmusiman, yang bila musim hujan datangmerupakan aliran sumber air hujan yangsangat bermanfaat. Resapan-resapan airhujan pun dibuat, tatkala air melimpahdiserapkan ke dalam perut bumi,sehingga dapat menjadi cadangan airtanah yang kokoh.Penghijauan dan manajemen air sepertiyang dilakukan di Al-Zaytun inimemerlukan kesabaran dan kontinuitas(mudawamah) yang tiada hentihentinya. Mereka menyadari usahaseperti ini tidak secepatnya dirasakanhasilnya, kalau tidak dengan kesabaranyang tinggi sudah barang pasti tidakdapat dirasakan hasilnya.Sambil melakukan perluasan danpenataan lahan, proses pembangunangedung pun dimulai pada tahun 1996.Hanya dengan tiga puluhan karyawanpembangunan proses penggalian pondasiGedung Abu Bakar dilakukan secaramanual. Sementara itu, prosespembuatan IMB dilakukan. “IMBbangunan-bangunan yang dalam masterplan Al-Zaytun dibuat dalam satu paket,”cerita Syaykh Al-Zaytun.Setelah proyek percontohan Abu Bakarberjalan mulus, proyek percontohanpembangunan gedung asrama menyusuldilakukan. Gedung asrama pertamaempat lantai itu diberi nama AlMushtafa. Setelah itu menyusulkemudian pembangunan MasjidPersiapan Al-Hayat yang dibangun dalammasa seratus hari. Disusul pembangunangedung-gedung lainnya, yangmenkajubkan banyak kalangan, sehinggapantas diukir sejarah kelak merupakanPembangunan Monumen MileniumKetiga.Penamaan Al-ZaytunPenataan lahan dan pembangunangedung terus digiatkan. Begitu pula,tahun 1997-1998, kampanye pendidikanoleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI)dilancarkan ke seluruh provinsi Indonesiadan negeri jiran Malaysia, melalui agenagen (koordinator) yang ditunjuk YPI.Kampanye pendidikan YPI itu mendapatrespon positif dari berbagai lapisanmasyarakat. Banyak orang tua yangtertarik menyekolahkan anaknya dilembaga pendidikan (pesantren) yangakan didirikan YPI ini.Padahal nama lembaga pendidikan inibelum ada, bahkan belum terpikirkan,namun visi, misi dan motonya sudahjelas: Pusat Pendidikan danPengembangan Budaya Toleransi danPerdamaian. Berbagai program dansistem pendidikan sudah terencanasedemikian rupa, namun nama belumterpikirkan. Selain bangunannya belumselesai, namanya pun belum ada. Yangada adalah nama yayasan yakni YayasanPesantren Indonesia. Dalam akte notarisLENTERA
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39