Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 47


                                    BERITAINDONESIA, 7 September 2006 47ka DiriBERITA HANKAMlidikan berkembang di kemudian hari. Kitatunggu saja hasil penyidikan Puspomad,”komentar Jenderal Djoko Santoso.Pelajaran BerhargaDi dalam konferensi pers tersebutJenderal Djoko menjelaskan secara garisbesar tentang pembinaan di lingkunganTNI-AD. Dia mengatakan, kasus penimbunan senjata menjadi pelajaran yangsangat berharga di dalam membina TNIAD ke depan.(1) Membangun sistem dan mekanismekerja yang melibatkan sub-sub sistemdalam kesatuan pembinaan dan penegakan tertib administrasi. (2) Sistempembinaan logistik harus menganut danmematuhi prosedur yang berlaku. (3)Sistem pembinaan personil harus mengacu pada azas profesionalitas di dalamsetiap penempatan dan penugasan. (4)Masing-masing pimpinan organisasimemperkuat sistem pengawasan. (5)Menegakkan dan menertibkan prosedurpengadaan Alutsista.Menurut Jenderal Djoko pengadaanAlutsista mengacu pada rencana pembangunan TNI AD. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui rapatDewan Harian Penentu (Wanhartu) yangdipimpin oleh Asops KSAD. Maksudnyauntuk menentukan spesifikasi teknis Alutsista sesuai Ketentuan Standar Umum(KSU). Keputusan tentang alternatifAlutsista ditetapkan di dalam rapatDewan Penentu Pengadaan (Wantuada)yang dipimpin Wakil KSAD. Rencanapemenuhan kebutuhan Alutsista disesuaikan dengan alokasi anggaran dan prosespengadaannya harus berpedoman padaKeppres (No. 80/2003) dan Surat Keputusan KSAD (No. 336/X/2005).Menjawab pertanyaan, Jenderal Djokomembenarkan bahwa pengadaan senjatasecara darurat dilakukan karena situasidan kebutuhan TNI AD mengatasi gejolaksaat itu, terbentuknya satuan-satuan baruberkaitan dengan pemberlakuan daruratmiliter di Nanggroe Aceh Darussalam. Disisi lain, TNI menghadapi embargo senjata dari Amerika Serikat.“Satuan-satuan baru membutuhkansenjata, dibentuk karena negara dalamkondisi tidak aman,” kata Djoko. KSADmengungkapkan bahwa mendiang BrigjenKoesmayadi seorang kolektor senjata yangmempunyai obsesi untuk membangunmuseum senjata. “Tetapi tindakannyamenimbun senjata, tetap di luar kepatutan,” tambah Jenderal Djoko.Hasil penyelidikan yang diumumkanPuspomad agaknya memantulkan rasakecewa di antara anggota DPR. YudhiChrisnadi, anggota Komisi I, menyatakantidak puas atas hasil penyelidikan, danmencium kesan bahwa kesalahan ditimpakan kepada almarhum. Ketua Komisi I,Theo L Sambuaga pun buka suara. Diameminta TNI tidak menutupi hal yangsudah diketahui publik. “Kemarin yangmembuka ke publik TNI. Tentu tersangkanya juga harus diungkapkan,” kata Theoseperti dikutip oleh Republika (10/8).Namun Panglima TNI memberi jaminan bahwa sebelas orang yang disangkaterlibat dalam kasus tersebut akan terusdiselidiki. Marsekal Djoko tidak inginmencampuri rencana DPR untuk membentuk Panitia Kerja atau Panitia Khususberkenaan dengan kasus penimbunansenjata. Kata Djoko, TNI siap memberipenjelasan yang diperlukan oleh DPR.Djoko sendiri sudah berjanji untuk menyampaikan hasil penyelidikan Puspomad kepada Komisi I DPR. “Tetapi inibukan keharusan,” tambah Djoko.Menteri Pertahanan Juwono Sudarsonosependapat dengan Panglima TNI. KataJuwono, tidak ada keharusan untukmelaporkan hasil penyelidikan tersebut keDPR, karena kasus itu sudah masuk kedalam wilayah hukum. Bisa jadi inisebuah isyarat bagi DPR agar kasus tidakberubah keruh. „ SB-SHBaret Ungu Untuk488 Siswa MarinirDemi sebuah kebanggaan, Rabu dinihari(9/8) yang teramat dingin tidak menyurutkanlangkah 488 siswa Marinir untuk merenangipantai Grati, Pasuruan, Jawa Timur.Memanggul perlengkapan perang, merekaharus berenang sejauh lima kilometermenuju tepi pantai Grati dalam kedinginanudara dan air pukul 2.00 dinihari. Sesampaidi pantai, mereka disambut layaknyakedatangan Dewa Laut yang membawabaret ungu, tersimpan dalam kotak pusaka.Di pantai tersebut yang menjadi markasPusat Latihan Tempur Marinir, pada penghujung pendidikan yang berlangsung 11bulan, Komandan Korps Marinir MayjenSafzen Noerdin menyematkan baret ungusecara simbolik pada dua perwakilan dari488 siswa Dikcaba Prajurit Karier danDikcata PK Marinir angkatan 25 di PusatLatihan Tempur Marinir, di Pantai Grati.Upacara yang berlangsung khidmathanya diterangi cahaya puluhan obor.Namun usai penyematan baret ungu olehDankomar pada dua perwakilan siswa,kegembiraan di antara para siswa pecahlaksana ombak yang menderu di pantaiGrati. Mereka menyambut keberhasilanyang diraih dengan susah payah dan penuhperjuangan. Dalam upacara tersebut jugahadir Wakil Komandan Kodikal BrigjenSlamet Santoso, Kepala Staf GarnizunTetap III Surabaya Brigjen Zaenudin Zahridan Komandan Pusbangdikopsla LaksmaTNI Pramono Hadi serta sejumlah pejabatteras Korps Marinir lainnya.Kata Mayjen Safzen Noerdin, bagi prajuritMarinir meraih baret ungu berlogo kerissamudera bukanlah hal mudah. Baretkebanggaan ini harus diraih denganperjuangan melewati rintangan. PusatPendidikan Marinir menerapkan modelpendidikan khas yang keras dan tidak kenalkompromi. Penyematan baret ungu bagiprajurit Marinir mencerminkan nilai-nilai kejuangan yang tinggi, seperti sikap pantangmenyerah, kejujuran, keberanian, persatuan, kesetiaan, dan jiwa korsa. “BaretUngu Marinir memiliki sejuta makna,” kataMayjen Safzen.Komandan Pusat Pendidikan Marinir Kolonel Tory Subintoro mengatakan, penyematan baret ungu ini merupakan yang keduakalinya dilangsungkan di Pantai Grati, Pasuruan. Penyematan sebelumnya dilangsungkandi Puslatpur Pantai Banongan, Situbondo. Diantara 488 siswa yang menerima sematan baret ungu, 393 siswa Pendidikan CalonTamtama Prajurit Karier, kejuruan Marinir,angkatan 25 gelombang dua. Sedangkan 95lainnya siswa Pendidikan Calon Bintara PrajuritKarier, angkatan 25. „ Puspen ALfoto: berindo subhan
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51