Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 42
42 BERITAINDONESIA, 7 September 2006BERITA EKONOMIarian khusus ekonomi InvestorDaily memuat judul besar,“RAPBN 2007 Mampu Stimulus Perekonomian”. Koran inimenilai RAPBN 2007 akan membangkitkan optimisme baru dan mampu menjadi stimulus perekonomian.Berdasarkan tanggapan para narasumber yang berhasil dihubungi, koran inimenyebut ada titik berat program peningkatan kesejahteraan rakyat. Bahkan, Investor Daily memuat di halaman mukainfografis berisi tujuh program pemerintah selama tahun 2007, yang semuanyaterkait dengan peningkatan kesejahteraanrakyat.Sama-sama harian ekonomi, Bisnis Indonesia membuat judul singkat, “PajakDigenjot”, untuk memberikan tekananbagaimana RAPBN telah menempatkanpajak sebagai sumber pembiayaan terbesar selama setahun ke depan. Jumlahpenerimaan dalam RAPBN 2007 mencapai Rp 713,4 triliun, melonjak dibandingdalam APBN-P 2006 Rp 651,9 triliun.Sebanyak 71,2 persen dari penerimaanpendapatan negara dan hibah akan ditopang oleh penerimaan perpajakan, ditambah penerimaan negara bukan pajak sebesar 28,28%.Jumlah penerimaan pajak ini tahun2007 ditargetkan mencapai Rp 505,9 triliun, atau naik 21,5% dibandingkan target 2006. Demikian pula rasio pajak diperkirakan meningkat menjadi 14,3%, dibandingkan tahun berjalan sekarang yangmasih 13,7%. Kontribusi terbesar pajak2007 berasal dari penerimaan pajakpenghasilan non migas dan pajak pertambahan nilai, yang masing-masing Rp 218,2triliun dan Rp 161,0 triliun naik dibandingkan anggaran berjalan Rp 175,0triliun dan Rp 132,9 triliun.Sementara target penerimaan negarabukan pajak (PNBP) justru turun 8,7%,dari Rp 224,5156 triliun pada APBN-P2006 menjadi hanya Rp 204,896 di tahun2007. Penurunan disebabkan penerimaansumber daya alam yang turun 6,4%, dansetoran laba BUMN yang turun 25,5%.Meski di halaman muka, tetapi hanyasatu kolom, harian Indo.Pos juga turutmenyoroti soal pajak ini. Harian yangtergabung dalam grup Jawa Pos inimembuat judul: “Pajak Ditarget Rp 509Triliun”.Koran lain menilai minor nota keuangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Media Indonesia milik Surya Paloh,yang juga Ketua Dewan Penasehat PartaiGolkar, misalnya, membuat judul besarbesaran di halaman muka: “Dunia UsahaRagukan RAPBN”. Koran ini beralasan,hingga saat ini kinerja ekonomi belummenunjukkan perbaikan memuaskan.Republika, salah satu koran terbaiktahun 2005 versi Dewan Pers, menulisjudul senada ‘Ekonomi Belum Sejahterakan Rakyat’. Judul ini memang diangkat dari cuplikan isi pidato Presiden, yangdengan rendah hati mengatakan, meskikinerja ekonomi makro menunjukkanperbaikan signifikan, pemerintah menyadari, peningkatan kesejahteraan rakyatmasih belum mencapai tingkat yangdiharapkan.Sesuai ciri khasnya, Koran Tempomenyimpulkan sendiri pendapat narasumber yang dihubungi, untuk membuatjudul berita: “Rancangan Anggaran 2007Dinilai Terlalu Populis”. Membuat subjudul, “Pajak akan digenjot habis-habisan,” Koran Tempo menyebutkan contohyang diajukan oleh ekonom UniversitasGajah Mada, Sri Adiningsih, soal janjipemerintah tidak menaikkan bahan bakarminyak dan tarif listrik. “Janji ini berbahaya karena bisa meningkatkan defisit,”ujar Sri kepada Koran Tempo.Pendapat senada diungkapkan ekonomInstitute for Development of Economicsand Finance (Indef), Dradjad H. Wibowoseorang politisi pula dan anggota DPR RIdari Fraksi PAN. “Ini upaya untuk mempersepsikan kinerja ekonomi pemerintahbaik. Motif politiknya memang tinggi.”Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomemang dikenal sebagai pemimpin yangsangat peduli akan rating popularitas,meski dalam pidatonya pernah menyebut“I don’t care with my popularity”. Karenaitu sekadar untuk membuktikan benartidaknya ada tendensi populis dalampidato, atau mungkin untuk memenuhinorma dan standar liputan yang berimbang (cover both side), Koran Tempomemintakan konfirmasi langsung kepadaorang terdekat Presiden yakni Juru BicaraKepresidenan Andi Mallarangeng, tentangtendensi populis saat berpidato. “Tidakada tendensi itu (populis). Konsentrasipemerintah sekarang bekerja denganbaik,” ujar Andi dikutip Koran Tempo.Fokus Kesejahteraan RakyatTujuh program peningkatan kesejahteraan rakyat berhasil digali InvestorDaily dari pidato Presiden. Program ituadalah pertama, pengeluaran kesehatannaik dari Rp 10,4 triliun (2006) menjadiRp 13,4 triliun; Kedua, anggaran pendidikan sebesar Rp 51,3 triliun (10,3% daribelanja pemerintah pusat).Ketiga, anggaran program bantuanlangsung tunai (BLT) bersyarat Rp 4triliun, dikaitkan dengan program pendidikan dan kesehatan akan diluncurkanpada tahun 2007 untuk 1,7 juta rumahtangga; Keempat, program beras murahbagi 15,8 juta keluarga miskin sebesar Rp6,5 triliun; Kelima, subsidi harga pupukRp 5,8 triliun; Keenam, asuransi kesePidato pengantar dan notakeuangan RancanganAnggaran Pendapatan danBelanja Negara (RAPBN)Tahun 2007 yangdisampaikan PresidenSusilo Bambang YudhoyonoRabu (16/8), disikapiberagam oleh sejumlahmedia.HBerharap BanyakPada RAPBN 2007Berharap BanyakPada RAPBN 2007