Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 49
BERITAINDONESIA, 7 September 2006 49Barang Terlarang dari MalaysiaKalangan pebisnis bahan peledak dari Malaysia, mati kutudi tangan polisi. Ribuan butir detonator, bersamasumbunya dan berton-ton amonium nitrat gagal masuk keIndonesia. Di Sabah, Malaysia barang berbahaya ini mudahdiperoleh. Pasa bin Haba, 49 tahun, lagibernasib sial. Ahad, minggulalu, ia ditangkap di perairanAmbalat, Indonesia lantaranmencoba menyeludupkan empat ton amonium nitrat dari Tawau Sabah, MalaysiaTimur ke Sulawesi Selatan. Lelaki juragankapal KM Usaha Baru itu, memang sudahlama menjadi incaran Polisi Airud yangbertugas menjaga perbatasan RI - Malaysia di perairan Sebatik, Nunukan Kalimantan Timur. Ia diduga tidak hanya sekaliini melakukan perbuatan terlarang, yangberkaitan dengan bahan peledak.Itu sebabnya, ketika juragan kapal yangsering melayari Sulawesi Selatan – Tawauini mencoba minta damai dengan anggotaPolisi Airud yang dipimpin Bripda Sumari, Juragan Kapal bersama enam orangABKnya (Anak Buah Kapal) langsung digiring ke Mapolres Nunukan. Di dalampalka kapal, Polisi menemukan 162 karung berisi amonium nitrat atau biasa disebut pupuk bunga matahari, masing-masing karung seberat 25 kg. “H Pasa bin Haba berusaha mengelabui petugas denganmembungkus kembali karung barangberbahaya itu dengan karung beras produksi Malaysia,” kata Kapolres Nunukan,AKBP Drs Tajuddin kepada wartawan.Jajaran kepolisian di Wilayah Utara Kalimantan Timur sebenarnya sudah lamaberupaya membendung masuknya barang-barang berbahaya tersebut ke wilayah Indonesia. Menurut catatan, dalamtahun 2006 ini saja, polisi telah berhasilmenyita 3.000 butir detonator dan 1.736meter sumbu peledak. Dalam kasus ini,polisi menahan Raimi (29) warga Sebatikyang diduga sebagai tersangka utamapenyeludupan. Dari tangan tersangka,polisi menyita 30 kotak special ordinarydetonators – Merk IDL buatan India,yang setiap kotaknya berisi 100 biji detonator bersama 1.736 meter sumbu berbentuk kabel warna merah yang biasa digunakan untuk bahan peledak.Mafia bahan peledak memang punyajaringan rapi di Tawau. Lihat saja pengakuan Raimi kepada polisi yang memeriksanya. Pria asal Sulawesi, yang jugabekerja sebagai motoris speed boat Nunukan-Sei Nyamuk-Tawau itu mengatakan,ketika berada di Bandar jiran ini, iamenerima telepon dari seorang perempuan bernama Haijah Salmah. “Sayadimintai tolong mengambil dua buah taspakaian ini dari seorang penumpangwanita di atas kapal,” katanya menunjukkapal reguler Nunukan-Tawau, MV MidEast Express yang baru bersandar dipelabuhan Tunontaka, Nunukan.Untuk memindahkan barang tersebut,Raimi meminta jasa buruh Tenaga KerjaBongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tunontaka. Kemudian, kedua tas warna biru danhijau itu disuruh dibawa ke atas kapalPelni KM Agoa Mas yang siap-siap berlayar menuju Pare-Pare Sulawesi Selatan,sebab, di sana sudah menunggu Hj Salmah, pemiliknya.Ternyata kecurigaan polisi benar, walauRaimi mencoba menghalangi denganmengatakan bahwa isi kedua tas itu hanyasusu coklat. Tetapi, setelah dibuka, tastersebut berisi barang terlarang. Meskimendapat keterangan bahwa pemilikadalah Hj Salmah, yang sedang menunggudi atas kapal KM Agoa Mas, SatuanIntelkam dan Reskrim Polres Nunukanserta Polda Kaltim yang melakukanpencarian tidak berhasil menemukannya.Perdagangan amonium nitrat sudahada sejak tahun 1990-an. Amonium Nitratdibutuhkan oleh masyarakat di Sulawesi.Bahkan sekarang, sudah sampai ke NusaTenggara Timur, Nusa Tenggara Baratdan Berau Kaltim. “Salah satu alasanmembeli barang terlarang itu di Tawau,karena di sana harganya murah danmudah didapat. Di sana (Wilayah SabahMalaysia Timur, Red) barang ini digunakan untuk pupuk tanaman, berbeda dengan kita. Di Indonesia, amonium nitratitu dijadikan campuran bom. Itu sebab,setiap pembelian barang ini selalu dibarengi dengan sumbu ledak dan detonator, karena pupuk tersebut akan dijadikancampuran bom untuk membom ikan,”kata AKBP Drs Hariyanto, KapolresTarakan kepada Berita Indonesia.Perasaan menakutkan di tengah masyarakat muncul sejak tahun 2000 lalu dengan adanya peristiwa-peristiwa Poso,Ambon dan Bali. Soalnya, tidak menutupkemungkinan barang tersebut dapat disalahgunakan untuk kejahatan teroris.Apalagi, wilayah yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia Timur danwilayah Selatan Filipina, ini terdapat tempat pelatihan teroris.Itu sebabnya, Kepolisian tidak akanmembiarkan barang terlarang itu lolosmasuk ke Indonesia. Buktinya, PolresTarakan bulan lalu, berhasil menemukansekitar 150 kg amonium nitrat di ataskapal Pelni Tidar setelah menyisir selamadua jam. “Tersangka dan barang bukti kitakembalikan ke Nunukan. Kita juga melakukan kerja sama dengan Polisi Di RajaMalaysia (PDRM) khusus Tawau,” kataHariyanto. SLPKapal Pelni ketika sandar di Pelabuhan Melundung Lingkas Tarakan. Nampak tumpukan karungyang diduga berisi amonium nitrat atau pupuk bunga matahari.AKBP Drs HariyantoHBERITA DAERAH