Page 56 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 56
56 BERITAINDONESIA, 7 September 2006BERITA POLITIKerik mentari tidak mengendorkan semangat ratusan ribumasyarakat Aceh yang berdatangan dari berbagai pelosokkota dan kabupaten. Mereka memadatikota Banda Aceh dalam semangat antusiasme yang meluap-luap untuk menyaksikan acara peringatan setahun tercapainya perdamaian yang mengakhiritiga dekade lebih konflik berdarah.“Konflik selama 30-an tahun terakhirbiarlah tertinggal sebagai sejarah. Sudahsaatnya memasuki era baru,” kata bekaspemimpin Gerakan Aceh Merdeka MalikMahmoud. Malik memberi sambutansingkat seusai upacara adat peusijuk dipendopo Gubernur Aceh (15/8). Di sisilain, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilaiperdamaian di Aceh bisa terwujud karenaadanya keinginan untuk saling mencintaidan menghapuskan dendam. “Setahun inikondisi damai terjaga karena niat baiksemua pihak,” kata Kalla sebagaimanadikutip oleh Kompas (16/8). Upacara adat ini digelar berkaitan dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah tokoh kunci perdamaian Aceh;Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, mantanpimpinan GAM Malik Mahmoud danZaini Abdullah, Menteri Hukum danHAM Hamid Awaluddin, Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan A. Djalil,mantan Panglima TNI Jenderal (Purn)Endriartono Sutarto, dan juga inisiatorpertemuan Indonesia-GAM Farid W. Husain dan Juha Christensen.Tak kurang dari 500.000 anggota masyarakat Aceh memadati halaman MasjidRaya Banda Aceh dan jalan-jalan kota,melampiaskan kegembiraan dan rasa syukur karena mereka terbebas dari rasa takut yang mencekam selama 30 tahun lebih. Puncak acara peringatan setahunkesepakatan damai (15/8-2005) di Helsinki, Finlandia digelar di Ulee Lheu padasore hari.Lembaran sejarah baru telah dibingkaiPresiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama mantan Perdana Menteri GerakanAceh Merdeka Malik Mahmud di Jakarta.Sejarah baru itu pertama kalinya terukirdalam sebuah tulisan di Helsinki, Firlandia, 15 Agustus 2005. Kedua belah pihaktelah mengukir perdamaian bagi masyarakat, akhir dari konflik berdarahselama lebih dari tiga dasawarsa. Komitmen kedua belah pihak untuk berdamaimendapat apresiasi positif dari sejumlahpemimpin dunia.Apresiasi para pemimpin dunia disampaikan lewat surat dan rekaman videoyang ditayangkan dalam KonferensiInternasional di Jakarta (14/8), berjudul“Membangun Perdamaian Permanen diAceh: Satu Tahun Setelah PerjanjianHelsinki.” Para pemimpin dunia yangT Aceh Dalam L Aceh Dalam LeTak ada lagi desingan peluru, tak ada lagi darah sebangsa yang mdengan sukses. Kini Aceh sedang disembuhkan dari luka perang sPilkada untuk memilih gubernur dan wakil gubernur.menyampaikan apresiasi, termasuk Sekjen PBB Kofi Annan, PM Jepang JunichiroKhoizumi, PM Malaysia Abdullah Badawi,PM Inggris Tony Blair dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.Sedangkan para tokoh yang hadir dalamacara yang diselenggarakan The Indonesian Council on World Affairs (ICWA) iniyakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden MuhammadJusuf Kalla, Direkrut Eksekutif CrisisManagement Initiative Martti Ahtisaari,Ketua Aceh Monitoring Mission PieterFeith, mantan Perdana Menteri GAMMalik Mahmud al-Haytar dan MenteriHukum dan HAM Hamid Awaluddin.(Koran Tempo, 15/8). Konferensi ituditutup oleh Jusuf Kalla.Dalam pandangan Presiden Susilo, masyarakat Aceh membutuhkan pemimpinyang mampu membimbing serta bijaksana melewati masa transisi saat ini. Masyarakat tidak boleh lagi kecewa. Landasan perdamaian akan semakin kokohdengan adanya UU Pemerintahan Acehdan Pilkada yang akan segera diselenggarakan.Presiden mengaku, kegagalan di masalalu antara kedua pihak yang bertikaikarena kentalnya rasa saling tidak percaya, curiga, dan permusuhan. Karena itu,proses trust and confidence building(pembinaan rasa saling percaya) yang dicapai melalui perundingan Helsinki harusdisebarluaskan.“Masyarakat Aceh harus dibangun diatas landasan keamanan manusia, rekonsiliasi politik, rekonstruksi ekonomidan kesatuan sosial,” kata Susilo.Kesepakatan di Aceh, menurut presiden, menunjukkan hadirnya suatu kekuatan win-win solution, yang secaraRatusan ribu masyarakat Aceh tumpah ruah di Masjid Raya Banda Aceh