Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 20
P. 55
BERITAINDONESIA, 7 September 2006 55BERITA DAERAHmelakukan perbuatan tidak senonoh,yang melanggar etika dan moral. Bagaimana tindakan Kapolri?“Sudah kami dengar penjelasan darisaksi, dan dia terbukti bersalah. Kami berhentikan dari jabatannya,” ujar JenderalPol.Sutanto sebagaimana dikutip Kompas(9/8). Sutanto pantas kecewa atas perbuatan Edhi yang notabene merupakanperwira lulusan Akpol yang seangkatandengannya. Upayanya membenahi Polrike arah yang lebih baik seakan dicemaridengan hal-hal yang seharusnya tidakboleh terjadi. Kapolri segera mencopotjabatan Edhi dan menunjuk BrigjenPol.Anang Yuwono yang sebelumnyamenduduki jabatan di Lemhannas sebagaipenggantinya. Pelantikan dan serah terima jabatan Kapolda Sultra itu dilakukansecara mendadak di Mabes Polri (8/8).Jenderal Sutanto juga memerintahkanKepala Divisi Profesi dan PengamananMabes Polri Irjen Pol.Gordon Mogotmengusut kasus tersebut. Kepada pers dikantornya, Gordon Mogot (10/8) mengatakan status Edhi saat ini sebagai tersangka terkait tuduhan pelecehan seks.Gordon belum bisa memastikan sampaikapan pemeriksaan yang dilakukan timnya selesai karena ini tergantung padapengembangan penyelidikan.Waka Divhumas Mabes Polri BrigjenPol Anton Bahrul Alam membenarkanpemeriksaan terhadap Edhi. Kapolri telahmengambil keputusan secara cepat memberhentikan Edhi dari jabatannya untukmembersihkan institusi Polri dari oknumpejabat yang berperilaku tidak terpuji.“Makanya Kapolri mencopot dulu, barumemeriksa,” ujar Anton (Suara Pembaruan,11/8).Tak puas dengan pencopotan Edhi,sebanyak 700 Polwan se Sultra menuntutmantan Kapolda Sultra itu dihukum berat.“Perbuatan itu juga menimbulkan aib bagikorban,” kata Ajun Komisaris Besar Hamidah di Kendari, (Koran Tempo, 11/8).Menurut Perwira Polwan di Polda Sultra itu, pelecehan seksual bukan sematamata berhubungan badan. Tindakan fisikseperti menyentuh, menyentil atau menepuk salah satu anggota tubuh bisa disebutpelecehan. Dalam kasus ini beberapakorban antara lain A, WD, L,P,I dan T.Kasus serupa juga pernah menimpa Kapolwil Bogor Kombes Pol. Tjiptono di tahun 2005 lalu. Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu dicopot dari jabatannyakarena tersandung kasus pelecehan seksterhadap dua stafnya di Mapolwil Bogor.Padahal saat itu, Tjiptono baru bertugas selama tiga bulan menggantikan pejabat lamaKombes Pol Bambang Wasgito yang dicopot karena menganiaya anak buahnya.Dengan kasus ini PR Kapolri bertambah lagi. Yakni bagaimana membenahi etika danmoral anggota di lingkungan institusinya. SPpaya Kapolri Jenderal Pol.Sutanto membenahi aparatnya agar menjadi polisi yangbenar-benar melayani, mengayomi dan melindungi masyarakatkembali tercoreng. Sorotan masyarakatyang muncul kali ini bukan soal kasusnarkoba, pungli ataupun membekingicukong judi. Namun karena sikap tidakterpuji yang diberitakan dilakukan seorang jenderal polisi.Adalah Brigjen Pol Edhi Susilo, KapoldaSulawesi Tenggara, yang tersangkutdengan kasus pelecehan sesksual. Danyang lebih memprihatinkan, menurutlaporan, perbuatan itu dilakukan kepadasejumlah Polisi Wanita (Polwan) yangmenjadi bawahannya dan dua karyawansipil di Polda Sultra.Kasus yang memalukan ini bisa mengantarkan Edhi secara moral ke lembahkenistaan. Segudang prestasi yang dirintisnya sejak bertugas sebagai Bhayangkara Negara dari pangkat Letnan Dua(kini Inspektur Polisi) hingga BrigadirJenderal bisa pupus jika kasus pelecehanseks ini benar-benar terbukti.Semula persoalan pelecehan seks inihanya menjadi gunjingan di kalanganterbatas di Mapolda Sultra. Mungkinkarena yang menjadi tokoh pelakunyaadalah orang nomor satu di Polda Sultra,maka tak ada yang berani melaporkanatau mengungkapkan secara terbuka.Termasuk mereka yang menjadi korbanpelecehan tersebut.Namun ‘bau busuk’ itu tidak bisa tersimpan lama. Seorang anggota Polwan, AS— yang konon merupakan korban ke 12— keluar ruangan Edhie dengan menangisterisak-isak. Dia kemudian mengaku danbersaksi merasa dilecehkan secara seksualoleh atasannya itu. Aroma tak sedap inikemudian menyebar dan terungkapbahwa bukan kali ini saja perilaku terceladan memalukan itu terjadi. Sejumlahanggota Polwan dan dua wanita karyawansipil di Mapolda Sultra juga membuatlaporan dan pengakuan bahwa merekapernah dilecehkan.Sejumlah media menyebutkan darisumber di lapangan, sikap yang tak terpujiini sudah cukup lama dipraktekkan Edhi.Mereka yang menjadi korban diantaranyaadalah yang ditugaskan sebagai sekretarispribadi (sespri). Para “korban” Edhi inibahkan membuat surat pernyataan tertulis bermeterai mengenai perilaku atasannya itu. Mereka yang menjadi korbanadalah Polwan yang masih lajang dan tentunya juga cantik. Tak heran kalau Edhitergoda untuk melakukan hal-hal yangmengarah ke pelecehan seks.Umumnya pelecehan seks itu dilakukandi ruang kerja sang Kapolda. Modus operandinya, Edhi meminta si Polwan menghadapsekadar membawa berkas laporan atauurusan lain. Pintu ruangan selalu ditutup.Edhi pun minta untuk tidak diganggu. Padasaat itulah Edhi disebutkan mengumbar libido seksualnya, misalnya dengan caramenggerayangi atau menciuminya.Kasus pelecehan seks ini membuat masyarakat di Sultra geger. Apalagi setelahditayangkan di televisi. Sebab mereka takmenduga Kapolda yang notabene harusmenjadi panutan masyarakat, terutamabagi anak buahnya, diberitakan tegaCitra Polri kembali tercemar. Kali ini menyangkutpelecehan seks yang melibatkan seorang Kapolda. Kapolripun mencopot pejabat itu dan memerintahkan mengusutkasusnya.Kalau LibidoMengalahkan EtikaU