Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 21
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, 21 September 2006 17BERITA UTAMAdan sudah disampaikan kepada PresidenSBY. Kata Syamsul, Presiden ragu,barangkali, lalu meminta Mendagri untukmembikin surat yang meminta fatwa keMA yang menyatakan bahwa untuk memberhentikan tidak ada amar dalam putusan MA, tapi itu kewenangan presiden.“Tapi nyatanya sampai sekarang tidak adaputusan seperti itu. Semuanya mengambang,” kata Syamsul.Ancaman reposisi dari Golkar dianggapangin lalu oleh Partai Demokrat, pendukung utama pemerintahan SBY. “Gertakan reposisi hanyalah manuver politikGolkar untuk menaikkan posisi tawar,”kata Ahmad Mubarok, Wakil KetuaUmum Partai Demokrat sebagai dikutipoleh Republika (1/9). Mubarok menggambarkan gertakan itu sebagai syahwatpolitik yang menginginkan penambahankursi Golkar di kabinet. Kata Mubarak,Presiden SBY dipilih oleh rakyat, bukanpilihan partai politik. Karenanya, Mubarok menyarankan agar menteri kabinetbukan perwakilan Parpol, lebih baikdipegang oleh para profesional. “Kalaupun ada wakil Parpol, itu hanya pelengkap,” kata Mubarok.Pengamat politik, J.B. Kristiadi, malahan bersuara lebih keras dari Mubarok.Dia menilai desakan Golkar kepadaPresiden untuk merombak kabinet sangatambisius, hanya mengutamakan politikkekuasaan. “Itu permainan kekanakkanakan. Tidak ada keharusan bagiPresiden untuk mendapat dukungan dariparlemen,” kata pengamat dari CSIS itusebagaimana dikutip oleh koran sore,Sinar Harapan (30/8). Kristiadi menilaidesakan perombakan kabinet sengajadiembuskan untuk memperoleh sumbersumber ekonomi bagi kepentingan partai.Pengamat politik dari LIPI, Syamsuddin Haris, menilai usul Golkar untukmerombak kabinet kurang etis, karena inibukan pemerintahan Golkar. ApalagiGolkar memang kalah dalam pemilupresiden yang lalu. Kabinet sekarangadalah kabinet presidensil, bukan parlementer.Sebetulnya, kata Haris, bukan kabinetyang tidak kompak. Tapi memang partaipartai politik sampai saat ini tidak kunjung dewasa. Kenapa? Mengacu padasistem pemerintahan menurut konstitusihasil amandemen, sebetulnya SBY bisamembentuk kabinet tanpa melibatkanpartai-partai politik lain, kecuali Demokrat yang mengusung pencalonannya.“Melihat sistem pemerintahan yang kitaanut, tidak pantas bagi partai lain untukmenuntut perombakan kabinet,” kataHaris kepada M. Subhan dari Berita Indonesia.Menurut Haris, wajar saja kalau adapolarisasi dukungan terhadap SBY, tapiini bisa saja ada kaitannya dengan pemilu2009. Kata Haris, “Kesalahannya juga adapada SBY. Kenapa? Sebab sejak awal SBYmemang menciptakan ketergantungandia terhadap partai-partai politik di DPR.”Sehingga seolah-olah, kalau tanpa dukungan partai politik dia gampang dijatuhkan, padahal dia mempunyai mandat dari rakyat yang memilihnya secaralangsung untuk masa jabatan lima tahun.Kecuali dia melanggar hukum atau konstitusi.“Kalau saya SBY, cuekin saja. Kalauperlu anggota kabinet yang dari Parpoldiisi oleh tenaga-tenaga profesional yangmemiliki kompetensi dan keahlian,” kataHaris.Sebaliknya, Priyo tidak yakin bahwapartainya SBY, Demokrat, berani mengusulkan agar menteri diambil dari unsurprofesional saja. Dia meragukan ketulusan dan keberanian mengusulkan hal itukepada Presiden. Karena, kata Priyo, ituakan menjadi pelatuk bagi jatuhnya posisiPresiden SBY. Bahkan, kalau PDIP maubergabung, Priyo yakin SBY akan mengakomodasi mereka di kabinet.Pesaing Golkar di dalam koalisi longgarpemerintahan SBY, PKS, agaknya merasaperlu menyampaikan sikap politiknyalewat advertorial di harian Republika (28/8, halman dua). Judulnya mengutippernyataan pucuk pimpinan PKS TifatulSembiring: 2009 Akan Terjadi KrisisKepemimpinan. Tetapi yang disorot didalam advertorial itu, krisis kepemimpinan di tubuh Golkar.“Hingga saat ini, hampir saja terjadikekosongan kepemimpinan nasional,”kata Tifatul ketika membuka RapatPimpinan Nasional PKS (25/8). Diamemberi contoh, bakal terjadinya krisiskepemimpinan itu dibuktikan dengankebingungan yang telah dialami PartaiGolkar yang belum memiliki calon presiden untuk Pilpres 2009. Tifatul mengemukakan pada khalayak partainya bahwadia sudah berbicara dengan beberapa orang Golkar, menanyakan calon untukPilpres 2009, ternyata mereka bingung.Menurut Tifatul, Golkar sangat sulitmenjagokan Jusuf Kalla pada Pilpres2009, karena masalah usia. KetikaTifatul menanyakan: “Bisakah Pak JusufKalla?” Mereka mengatakan, kalau JusufKalla usianya sekarang 67 tahun, tigatahun lagi 70 tahun. Bila menjadi presiden selama lima tahun, usianya menjadi 75 tahun. “Terlalu tua, kata mereka,”kata Tifatul mengutip orang-orang Golkar yang ditemuinya. Tetapi Tifatul tidakmenyebut siapa saja orang Golkar yangditemuinya. „ SHPresiden PKS: Tifatul Sembiring Ketua Umum SOKSI: Syamsul Mu’arif Wakil Ketua Umum Golkar: Agung Laksono
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21