Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 21
P. 33
BERITAINDONESIA, 21 September 2006 33Mutiara Pemikiran Syaykh Al-ZaytunLalu pada kesempatan itu, Syaykh meminta tanggapan eksponen dan sivitas AlZaytun, baik guru maupun perwakilan pelajar, tentang jawabannya kepada pendeta itu, kalau salah, salahkan, kalau betulacungkan jempol, betul. “ Diacungi jempol atau tidak,” tanya Syaykh. Semua mengacungkan jempol dan menjawab betul.“Ini Pak Pendeta. Ngacung jempolsemua. Jadi, kaum liberal semua ini.Liberal itu cirinya adalah open mindeddan toleran, especially in religion andpolitic. Ternyata anak-anak kita, guruguru kita liberal semua. Cumapertanyaannya, apa ada, kapan, kamimenunggu,” kata Syaykh seraya menolehke arah Pendeta Rudy dan rombonganyang menyambut dengan tepuk tangan.Kemudian Syaykh melanjutkan, “Bilasaatnya nanti bulan Mei, karena pembukaan pendaftaran siswa itu bulan Mei,maka, kita harus membuat satu monumen bersejarah kehidupan beragama diIndonesia ini. Ternyata ada pesantrenyang santrinya, ada yang Nasrani, adayang Muslim, satu saat ada yang Budha,satu saat ada yang Hindu, satu saat adayang Kong Hu Chu, kumpul bersama. Disana ada gereja kecil, di sana ada kuilkecil, di sana masjid kecil. Terjadi didalamnya yang kemudian memahamipelajaran-pelajaran agamanya, dandiajarkan seperti Sisdiknas.”Sisdiknas menghendaki bahwa bagipelajar beragama tertentu diajar olehguru beragama tertentu pula. “Makakami nanti, meminta guru pada PakPendeta. Sudah tidak usah keDepartemen Agama, cukup Pak Pendeta,kami ini perlu guru Protestan, cobalahkirim,” kata Syaykh yang selalu disambuttepuk tangan semua hadirin.“Alangkah indahnya kalau itu terjadi,”kata Syaykh seraya menatap kembali kearah Pendeta Rudy. Dan, katanya, kalausudah kita kalaukan, biasanya akanterjadi. “Sebab kalaunya pendeta ituadalah doa, dan kalaunya pemangkupendidikan itu pun doa. Doanya pendeta,doanya pemangku pendidikan, doanyaguru, doanya pelajar, doanya umatmanusia, selalu didengar oleh SangPencipta,” kata Syaykh penuh keyakinan.Dalam percakapan dengan sejumlahduta besar, di antaranya Dubes Palestina,Mozambique, Kenya, Afrika Selatan,Lebanon, Jordania, Syiria, Mesir, Iran,Irak, Oman, Libya, Yaman, Sudan, danZimbabwe, pada saat peringatan HariNasional Saudi Arabia di Hotel Meridian,Jakarta, Jumat 23 September 2005, danHari Kemerdekaan ke-36 Libya beberapahari sebelumnya di tempat yang sama,yang juga (keduanya) dihadiri Syaykh AlZaytun, Universitas Al-Zaytun menjadisalah satu topik perbincangan. Merekamembincangkan keunggulan Al-Zaytun.Para Dubes itu, antara lain ingin tahuapa persyaratan masuk Universitas AlZaytun. Syaykh menjelaskan, antara lain,bagi umat Islam harus dapat membacadan menghafal Al-Qu’ran terutama AlBaqarah dan Juz ‘Amma. “Lalu,bagaimana mahasiswa yang bukan Islam,apakah bisa masuk ke UAZ?” tanya paraduta besar itu. Syaykh menegaskan, tentuboleh, dengan syarat, bagi pemelukagama lain harus memahami ayaksucinya masing-masing. Bagi pemelukNasrani, misalnya, harus menguasai Injil.Al-Zaytun memang dipersiapkansebagai pusat pembelajaran yang bersifatuniversal. Pusat pendidikan danpengembangan budaya toleransi danperdamaaian. Pusat pembelajaran hidupbersama walaupun berbeda bangsa, ras,budaya dan agama.Sebuah lembaga pendidikan yang sejakdini mempersiapkan peserta didiknyamenjadi agent of change and agency ofchange serta memahami interaksi sosialyang interdependensi (salingketergantungan). Dalam halmenanamkan interaksi sosialinterdependensi ini, Syaykh mengutipteori Ibnu Khaldun: “kebebasanseseorang dibatasi oleh kebebasan oranglain.” (Tentang hal ini, akan kamiterbitkan pada edisi berikutnya). Menurut Syaykh, bangsa Indonesiamelalui pendidikan Indonesia modernharus mampu mengantarkan generasiproduk pendidikan yang bercirikan abad21 ini, yakni: (a) Systems thinker(pemikir sistem-sistem) yang mampumenggabungkan antara isu, kejadian, dandata secara utuh dan terpadu;(b) Change agent (agen perubahan)berkemampuan mengembangkanpemahaman dan memiliki kompetensitinggi dalam menciptakan dan mengelolaperubahan (change) bagi kehidupanbangsa agar dapat bertahan hidup;(c) Innovator and risk taker, yaknipembaharu dan berani mengambil risiko,terbuka terhadap perspektif yang luasdan kemungkinan-kemungkinan yangesensial dalam menentukan tren danmenggerakkan pilihan.(d) Servant and steward, kemampuandan usaha untuk meningkatkanpelayanan kepada yang lain, pendekatanholistik untuk bekerja, memiliki a senseof community dan berkemampuanmembuat keputusan bersama.(e) Polychronic coordinator, yangmampu untuk dapat mengordinasikanbanyak hal dalam waktu yang sama yangharus dapat bekerja bersama denganorang lain.(f) Instructur, Coach and Mentor, yangmampu tampil sebagai pembantu oranglain untuk belajar, menciptakan banyakpendekatan sebagai instruktur, pelatihSyaykh Panji Gumilang: Al-Zaytun Terbuka