Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 49
BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006 49tahun 1977. Suami dari Usdiati EndahPurwati ini adalah lulusan perminyakanITB, Bandung, tahun 1980. Al Hilalpernah menjabat direktur utama dariKelompok Usaha Trinusa, bergerak diberbagai bidang yang berkaitan denganperminyakan.Ayah tiga anak ini juga menjadi KetuaDewan Direktur Esdal, yaitu forumkajian energi, sumber daya alam danlingkungan.Ketika bos Hilal di partai, Amien Rais,berseteru dengan Gus Dur, bersamaMendiknas Yahya Muhaimin, sejak Kamis15 Maret 2001 namanya dipecat daripartai PAN karena menolak seruan untukmundur dari Kabinet Persatuan Nasional.Hilal tergolong anak buah yang loyaldan tak ingin menghamba kepada duatuan, rupanya. Kendati sudah diultimatum oleh tokoh reformasi sekelasAmien Rais untuk mundur, ia tetap memilih bertahan di kabinet, walaupundukungan politik pada Gus Dur sudahtidak ada lagi. Ia memilih hanya satu daridua sebagai tuan.Hilal tetap bertahan sebagai menteridemi kepentingan yang lebih luas. Kalaupun pemerintahan Gus Dur akan tenggelam, dan terbukti memang tenggelam,Hilal memilih untuk ikut tenggelambersama-sama dengan bosnya Gus Dur.Sikap gentlemen demikian berbuahmanis. Presiden baru Megawati kembalimenaruh kepercayaan besar kepadanyasebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.Al Hilal Hamdi tergolong memilikicatatan bagus saat menjabat Menteri eraGus Dur maupun Mega. Ketika diajakbincang-bincang televisi dalam PerspektifBaru, Wimar Witoelar pemandu acaramenyebut hasil penilaian para pimpinanburuh yang mengatakan Hilal merupakanMenteri yang pertama yang berusahamendengarkan dan memperjuangkankepentingan buruh, dan tenaga kerjadalam konteks kepentingan masyarakatsecara keseluruhan.Kepercayaan terus saja berlanjut di eraPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.Dalam kapasitas dan pos yang berbeda,awalnya sebagai Staf Khusus MennegBUMN, sejak 20 April 2006 ia diangkatmenjadi Komisaris Utama PT (Persero)PLN menggantikan Andung Nitimihardja.Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpinPresiden menganggap Hilal memilikikemampuan di bidang kelistrikan.Meraih Sejumlah TargetSetelah pidato pengantar nota keuangan dan R-APBN 2007, sejumlah kebijakan akan segera ditelurkan pemerintah untuk mendukung langkah-langkahHilal mengembangkan biofuel.Misalnya, secara nasional ia akan didukung oleh dua tim pengarah yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Boediono dan Menko KesraAburizal Bakrie.Hilal akan memimpin sebuah Kelompok Kerja (Pokja) yang merumuskankebijakan pada lima faktor penting penentu keberhasilan biofuel. Yaitu, kebijakan di bidang penyediaan lahan,infrastruktur, fabrikasi atau manufaktur,pasar dan dan distribusi, serta kebijakanpendanaan. Kebijakan ini akan menjadisebuah cetak biru atau blueprint pengembangan bahan bakar nabati yangberlaku secara nasional.Target tim yang dipimpin oleh Hilalsangat jelas. Antara lain, pada tahun 2009biofuel sudah 10 persen menggantikanpremium, minyak tanah dan solar. Biofuelsudah dapat dijadikan bahan bakar untukpembangkit tenaga listrik.Program biofuel harus mampu menyediakan tiga juta lapangan kerja baru,meningkatkan pendapatan masyarakat,dan mengurangi kemiskinan. Dengansubstitusi BBM hingga 10 persen padatahun 2010 dapat dihemat devisa 10miliar dollar AS.Imbas lain, Indonesia dapat mengekspor bahan bakar nabati sekurangkurangnya 10-12 kilo liter per tahun, limajuta hektar lahan kritis dan terlantar akantermanfaatkan, dan ada pemerataanpengembangan desa dan produk pangan.Soal ekspor BBN, PT Eterindo Wahanatata Tbk pimpinan Emmanuel Sutartomempunyai pengalaman manis. Eterindoselama puluhan tahun fokus produksibahan kimia (resin sintetis dan plastik).Namun sejak September 2005 melakukandiversifikasi, mendirikan pabrik biodieselberbahan baku turunan CPO berkapasitasawal 4.000 ton per bulan.Eterindo sudah meningkatkan kapasitas produksi menjadi 8.000 ton perbulan, dengan mengoperasikan pabrik diGresik dan Tangerang. Tahun 2007kapasitas akan ditingkatkan menjadi10.000 ton perbulan, dimana 30% produkuntuk konsumsi domestik yang hargajualnya saat ini Rp 5.800 per liter, sisanya70% untuk ekspor. Harga biodiesel dipasar internasional sedang elok, 710 dollar AS per ton.Pertamina yang bergerak di sektor hilirsecara khusus membidik sektor transportasi, yang tingkat konsumsinya 12 jutakiloliter pertahun, dan dalam tiga empattahun ke depan akan meningkat menjadi15 juta kiloliter pertahun. Di sektor iniPertamina mematok 50 persen totalkonsumsi solar akan merupakan biosolar.Untuk saat ini, volume penjualan biosolardi sejumlah SPBU Pertamina telah melebihi 115.000 kiloliter per hari.Fakta dan data ini cukup memberijaminan tidak salah memilih biofuelsebagai fokus bisnis baru. Dan, tangandingin Al Hilal Hamdi sangat menentukankeberhasilan di sini. HTBiodata:Nama : Ir. Al Hilal HamdiLahir : Cilacap 28 Maret 1954Istri : Usdiati Endah PurwatiAnak : Tiga orangPendidikan:fl Sarjana Perminyakan ITB Bandung, lulus tahun 1980Jabatan saat ini:fl Ketua Tim Nasional Pengembangan Biofuelfl Komisaris Utama PT (Persero) PLNPengalaman Pemerintahan:fl Menteri era Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001) dan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004)Pengalaman Organisasi Politik:fl Menjadi caretaker Presidium Ketua Dewan Mahasiswa ITB tahun 1977Pengalaman Bisnis:fl Direktur Utama Kelompok Usaha Trinusa, bergerak di berbagai bidang yangberkaitan dengan perminyakanLain-lain:fl Ketua Dewan Direktur Esdal, yaitu forum kajian energi, sumber daya alamdan lingkunganfl Tanggal 15 Maret 2001 dipecat dari keanggotaan Partai Amanat Nasional(PAN) karena menolak seruan untuk mundur dari Kabinet Persatuan NasionalBERITA PROFIL