Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 58


                                    58 BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006BERITA DAERAHBencana AsapMasih MenggantangAsap dari kebakaran lahan dan kawasan hutan masihberlanjut. Diperkirakan baru hilang setelah musim hujandatang. Apa sanksi hukum bagi pelakunya ?encana asap akibat kebakaranlahan dan hutan di Sumateradan Kalimantan nampaknyamasih akan berlanjut. Setidaknya sampai musim hujan tiba. Pasalnya,areal yang terbakar selain sulit dipadamkan, umumnya berada di daerah pedalaman yang sulit dijangkau kendaraan.Hujan yang turun di Sumatera danKalimantan beberapa waktu lalu memangsempat menghilangkan asap dan membuat udara kembali cerah. Namun masihmaraknya pembakaran lahan dan kawasan hutan membuat asap kembalimemenuhi udara . Kabut asap ini tidaksaja mengganggu kesehatan, tapi jugasempat mengganggu jadwal penerbanganpesawat.Di Sumsel setelah mereda di minggupertama September, kebakaran lahan dikawasan ini kembali meluas. Menurutcatatan satelit Terra Modis, jumlah titikapi atau titik panas (hot spot) sempatbertambah menjadi 383 titik yang tersebar di 10 kabupaten dan satu kota diSumsel.Jumlah titik panas di KalimantanTengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan juga meningkat. Penerbangan pesawat perintis harus berhatihati karena jarak pandang menurun. Padapemantauan Selasa (5/9) lalu tercatat1.365 titik panas di Kalteng. Seharisebelumnya ada 862 titik. Satelit cuacaNational Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) AS juga mendata peningkatan titik api di Kalbar. Mencapai 326titik, 199 diantaranya di Ketapang. Seharisebelumnya ada 43 titik panas. Upayamemodifikasi cuaca atau yang dikenaldengan nama hujan buatan juga dilakukan di Kalbar hingga 19 September.“Hujan buatan dilakukan hingga 19 September,” ujar Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Kalbar,Sunarno. (Kompas, 11/9)KhawatirUpaya pemadaman api yang asapnyamerambah ke kawasan negara tetanggaseperti Malaysia dan Singapura , hinggaakhir September ini masih terus dilakukan. Bahkan upaya itu lebih ditingkatkan.Selain mengerahkan Manggala Agni,pasukan pemadam kebakaran dari Departemen Kehutanan, upaya memodifikasiawan untuk menjadi hujan juga dilakukanBPPT bekerjasama dengan TNI-AU.Terutama di kawasan Provinsi Riau danKalimantan Barat.Ada kekhawatiran dari beberapa kalangan di luar negeri atas makin maraknyaasap yang berasal dari kebakaran hutandan lahan tersebut. Termasuk dari badanSub-Regional Fire Fighting Arrangement. Lembaga yang beranggotakannegara-negara di Asia Tenggara ini secarakhusus meninjau lokasi kebakaran diRasau Jaya, sekitar 40 km dari Pontianak,Kalbar, Selasa (12/9) lalu. Mereka inginmemastikan langkah yang ditempuh Indonesia dalam memadamkan kebakaranhutan dan lahan.Wakil dari Malaysia, Zulkarnain Muhammad Kasim yang bertugas di pasukanBomba Malaysia mengaku semenanjungMalaysia dan Serawak terkena imbaskiriman asap Indonesia Agustus silam..“Kalau di Indonesia hot spot sudah diatas300, Malaysia pasti terganggu. Kami punpakai pelindung udara dan menyerukanuntuk melakukan pembenihan awansehingga masyarakat tidak terganggukesehatannya”.Wakil Singapura yang bekerja di National Environmental Agency, YoungMiouw Kun mempertanyakan apakahmemang harus menunggu hujan agarkebakaran lahan dapat padam.Namun Indonesia, seperti diberitakanKompas (13/9), masih menganggap mampu mengatasi kebakaran tersebut.“Kebakaran hutan maupun lahan di Indonesia masih bisa dikendalikan. Kita masihpunya kekuatan memadamkan api, dengan bantuan personel darat hingga memodifikasi awan sehingga turun hujan”ujar wakil Indonesia dalam Sub-RegionalFire Fighting Arranggement, PurwastoSaroprayogi.Purwasto yang juga Kepala BidangKebakaran Hutan dan Lahan KLH menyatakan, fokus peninjauan lembaga iniadalah Riau dan Kalbar. Karena keduaprovinsi ini diduga paling sering mengekspor asap ke negara tetangga.Penanganan kebakaran hutan ini jugamengarah pada para pelakunya. Mulaidari warga masyarakat biasa tanpa modalhingga para ‘raja hutan’ yang mengantongi izin konsesi jutaan hektar. KapolriJenderal Pol.Sutanto seperti ditulis KoranTempo (15/9) bahkan meminta penyelesaian masalah ini menjadi prioritas.Selama Agustus saja, Walhi mencatat447 titik panas di konsesi perkebunanhutan tanaman industri (HTI) dan 266titikpanas di perkebunan sawit. Menurutlembaga ini ada 60 perusahaan yangterlibat dalam pembakaran hutan danlahan.Kapolda Riau Brigjen Pol.Ito Sumardimembenarkan adanya keterlibatan parapengusaha dalam kasus ini. Menurutnya,sudah dilakukan penyidikan sebanyak 26kasus dan penyelidikan terhadap 59kasus. Yang sudah P-21 dan siap diajukanke kejaksaan sebanyak 13 kasus. Tersangka yang ditahan mencapai 59 orangdengan memeriksa 91 saksi, termasukpenanggungjawab di perusahaan. Sementara luas lahan yang diberi police-line1.818,35 hektar.Mereka yang melakukan pembakaranhutan dan lahan jelas harus menerimasanksi sesuai ketentuan hukum. Bagaimana pelaksanaannya ? Mari sama-samakita tunggu. „ SPB58 BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006
                                
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62