Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 23
P. 48


                                    48 BERITAINDONESIA, 19 Oktober 2006BERITA NEWSMAKERProf. Dr. Ing. B.J. HabibieGejolak Batin ManusiaMultidimensionalHabibie memiliki gejolak batin yang sangat kuat untukbisa berdamai dengan mantan mentor politiknya, PakHarto. Media curhatnya adalah buku berisi catatan harian.anyak sebutan manis pernah disandangkan media massa kepada Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia memang tipe manusiasangat langka yang dipuja dan dipujisebagai idola karena kecerdasannya.Tetapi tak kurang banyak pula yang taksetuju kepadanya, termasuk Pak Harto.Semua gelar terkait erat dengan kiprah“Rudy” Habibie, kelahiran Parepare 25Juni 1936 yang malang-melintang diberbagai segi kehidupan. Ia adalah ahlikonstruksi pesawat terbang, peraih gelardoktor Ingenieur dari Rheinisch-Westfaelische Technische Hochschule, Aachen,Jerman Barat pada tahun 1965.Sinar Harapan, misalnya. Sebelumdibredel, harian ini pernah menyebutHabibie sebagai “Lambang Abad ke-21”,terkait dengan beragamnya jabatan penting yang dipegang. Sebuah majalah terbitan AS, Christian Science Monitorbahkan menjuluki Habibie sebagai “Lambang Progresivitas Islam”. Walau mengaku orang rasional, menjalankan ibadatkeagamaan tetaplah sangat penting bagidiri Habibie. Jauh sebelum ditunjukmenjadi Ketua Umum ICMI, bersama istridokter Hasri Ainun Besari, kedua anak,Ilham serta Tareq pada tahun 1984Habibie sudah menjalankan ibadah hajike tanah suci Mekkah.Majalah Teknologi terbitan Jakarta,malah menyebut Habibie sebagai “Manusia Multidimensional”. Sebutan ini sangatdisukai Habibie, terlebih munculnya taklama setelah menerima medali penghargaan “Theodore van Karman”, sesuatuyang sangat bergengsi di lingkungan internasional tempat berhimpun para pakarkonstruksi pesawat terbang.Ya, Habibie memang dikenal pula sebagai “Mr Crack” karena kemumpuniandia menghitung crack propagation onrandom sampai ke atom-atom pesawatterbang. Pada usia 21 tahun Habibie sudah meraih gelar insinyur mesin dankonstruksi pesawat terbang. Saat itu iamembuat skripsi mengenai aeronotika,dan lulus sebagai orang luar Jermanpertama setelah Perang Dunia II.Habibie kemudian melanjutkan kuliahatas biaya sendiri hingga berhasil meraihgelar Diploma Ingenieur, Jurusan Konstruksi Pesawat Terbang di RheinischWestfaelische Technische Hochschule,Aachen pada tahun 1960. Dari kampusyang sama, pada tahun 1965 Habibiemeraih gelar doktor pada usia masihsangat muda, 29 tahun, dengan mengusung disertasi berjudul “Hypersonic Genetic Heatic Thermoelasticity in Hypersonic Spreed”.Di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, orang mengenal apa yang disebutTeori Habibie, Faktor Habibie, Fungsi Habibie. Habibie memegang banyak hak paten atas temuan di bidang konstruksi pesawat terbang, yang menjamin hidupnyarutin memperoleh uang royalti.Pada disiplin ekonomi makro malahpernah dikenal sebutan Habibienomics,yang menegaskan bagaimana gagasanHabibie tentang pemberian nilai tambahekonomi tinggi di setiap produksi barangdan jasa melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.Habibie selalu penuh semangat. Jiwanya terus bergelora. Bersamaan itu batinnya bergejolak pula sebegitu rupa. Begitumeraih doktor, sejumlah jabatan pentingdipercayakan perusahaan-perusahaanJerman kepadanya. Seperti, menjadiasisten riset pada Technische Hocheschule A(TH) Aachen, Jerman. Di sini iasempat menghasilkan desain kapal selamdalam (deep sea), gerbong kereta api, danruangan bersuhu dan bertekanan tinggidari bagian reaktor atom untuk Atom Center Julich.Ketika diangkat menjadi wakil presidendirektur Messerschimtt Bolkow-Blohm(MBB) Jerman, Habibie mendesain beberapa jenis pesawat terbang dan proyekproyek satelit dan rudal.Habibie akhirnya dipanggil pulang keIndonesia, pertama-tama didudukkansebagai penasihat Dirut Pertamina tahun1974. Tak lama, hanya berselang empattahun ia kemudian didudukkan sebagaipembantu presiden, menjabat MenteriRiset dan Teknologi (Menristek) merangkap Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).Bersamaan itu Habibie mulai membangun sejumlah industri strategis,jumlahnya belasan, semua bergabung dalam BUMNIS (Badan Usaha Milik NegaraIndustri Strategis), sesuai dengan disiplinilmu yang dikuasai. Salah satu yangmelegenda, sesungguhnya demikianlahadanya, adalah bagaimana Habibie membesarkan PT (Persero) Industri PesawatTerbang Nusantara (IPTN, kini PT Dirgantara Indonesia atau DI).Kendati sangat ditentang oleh sejumlahkalangan khususnya ekonom, karenadisangka menghabiskan biaya besar, ataudianggap belum saatnya, Habibie terussaja melangkah melanjutkan empat faseBProf. Dr. Ing. B.J. Habibie foto: berindo wilson
                                
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52