Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 24
P. 17
BERITAINDONESIA, 2 November 2006 17BERITA UTAMAkuantitas. Dialog panjang antara Syaykhdan BI (dimuat lengkap dalam edisi 23)merupakan wujud dari keinginan untukbangkitnya Indonesia yang kuat di masadatang.Di dalam pernyataan sikap politik yangbertajuk: Kelemahan KepemimpinanNasional Mengancam Eksistensi Nasional, KAMMI mempertanyakan apakahnegara ini telah sungguh-sungguh merdeka? Jawabannya yang diperoleh dalammuktamarnya yang kelima di Palembang(28/9), belum disertai berbagai bukti dilapangan. Kemandirian negara ini ketikamasuk wilayah penguasaan dan pengelolaan negara masih cukup jauh darimakna kemerdekaan. Pengelola negaramemiliki kecenderungan menyerahkanpengelolaan sumber daya alam kepadamekanisme pasar (globalisme dan kapitalisme). Di sini, negara mencoba mengurangi tanggung jawabnya kepadarakyat.Terkait dengan pangan dalam negeri,KAMMI melihat persoalan tidak hanyapada tataran produksi, tetapi juga distribusi pangan. Bahwa kebijakan imporberas sangatlah tidak bijak ketika petanidi dalam negeri memasuki panen raya,artinya produksi pangan sedang surplus.Karena impor tersebut pasti akan merugikan petani. Selain itu, semakinmeningkatnya kasus busung lapar dangizi buruk juga menunjukkan adanyapermasalahan di dalam distribusi pangan.Menurut KAMMI, pada setiap paketkebijakan ekonomi yang dikeluarkanpemerintah, hingga saat ini masihidentik dan memperkuat agenda-agendakapitalisme dan imperialisme global diIndonesia. Liberalisasi sektor keuangan,pengurangan subsidi rakyat, privatisasi(penjualan aset negara) kepada pihakasing, utang luar negeri, liberalisasipasar rakyat, merupakan sebagiancontoh yang bisa dilihat secara kasatmata tentang agenda kapitalisme globaldi Indonesia yang didukung oleh kebijakan pemerintah. Artinya, kebijakanpemerintah yang ada belum memberikan keberpihakan dan perlindunganbagi masyarakat. Sikap dan pandanganKAMMI ini ditujukan kepada pemerintah, baik eksekutif, legislatif maupunyudikatif dan segenap elemen masyarakat sipil.Keresahan dan kegelisahan terhadapsituasi kebangsaan yang tidak makinmembaik selalu muncul pada setiappertemuan aktivis mahasiswa. Bahwaindikator perbaikan ekonomi versi pemerintah dan menguatnya nilai rupiahterhadap dolar, tidak serta merta menghasilkan perbaikan di sektor riil. Karenakenyataannya masyarakat tetap sajasulit membangun usaha, PHK bertambah dan angka gizi buruk Balitameningkat.Lantas di mana titik permasalahannya?Jika dikaitkan dengan kondisi sektorsektor lain, arah gerak bangsa ini akansemakin dipertanyakan. Hal serupaterjadi pada sektor tambang dan energi.Sumber daya tambang dan energi negeriini begitu besar, tetapi masih sedikit sekalitingkat kemanfaatannya bagi pembangunan masyarakat. Sebagian besarjustru diambil dan dibawa oleh perusahaan-perusahaan asing. Pemerintahtidak berupaya serius untuk menguasaidan mengelola kembali sumber daya alamyang dikuasai pihak asing.KAMMI melihat kepemimpinan nasional yang ada sekarang sangat sulitdiharapkan bisa membawa bangsa inikeluar dari krisis multidimensional.Karena ketidaktegasan keberpihakanmereka pada kepentingan nasional dankepentingan rakyat. SHfoto: berindo wilson foto: berindo wilson