Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 24
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 2 November 2006Oleh Ch Robin SimanullangPemred Tokoh IndonesiaL ENTERABAGIAN TUJUH32S yaykh Al-Zaytun Abdussa- lam Panji Gumilang menyi- kapi masalah ini sangat serius dan mendasar. Di lembaga pendidikan AlZaytun yang bersemangat pesantrendan bersistem modern, yang didirikandan dipimpinnya, itu diamencanangkan semboyan “Petani KayaNegara Kuat.” Semboyan itu untukmenumbuhkan semangat pemuda (parasantri dan mahasiawa) dalam halpertanian. Supaya pemuda mau danbangga bertani dengan ilmupengetahuan dan teknologi. Pemudayang mencintai pertanian sehinggamampu menjadi petani yang hakiki,bukan buruh tani atau petanisupergurem.Di kampus terpadu itu dicanangkandan diekspektasikan bahwa petani punbisa kaya. Sebab menurut Syaykh AlZaytun, saat ini image di kalanganpemuda, termasuk pemuda anakpetani, bertani berarti akan menjadiorang miskin, hina, tidak terhormat.Petani dianalogikan sebagai buruh tani,petani gurem, orang-orang miskin danhina. Sehingga orang tua mereka jugaberpesan: ‘Bersekolah, agar janganmenjadi petani seperti bapak.”Image petani miskin inilah yangharus diubah menjadi petani yangmakmur dan kaya serta terhormat.Untuk itu, menurut Syaykh Al-Zaytun,perlu ada penataan kembali masalahpertanian yang difasilitasi oleh negara.Negara atau pemerintah harus menjadifasilitator yang mampu memberikanrangsangan-rangsangan bahwa bertaniitu mulia, bahwa petani itu kaya. Sebabjika petani kaya, negara akan kuat.Kekuatan sesuatu negara akan sangatkokoh bila petaninya kaya. “Kalaupedagang kaya, negara belum tentukuat. Apalagi kalau pejabat danpegawai negeri kaya, negara pasti tidakkuat. Tapi kalau petani kaya negarapasti kuat. Karena petani tidak korupsidan tidak akan membawa modaldasarnya ke mana-mana kecuali dinegaranya sendiri,” ujar Syaykh AlZaytun dalam beberapa kesempatanberdialog dengan penulis. Sebaliknya,bila petani miskin, kekuatan sesuatunegara akan sangat lemah.Petani SuperguremMenteri Koordinator KesejahteraanRakyat (Menko Kesra), Aburizal Bakriedi Padang (14/9/2006) mengatakansekitar 70 persen petani miskin karenalahan yang terbatas serta rendahnyapenerapan teknologi. “Selain itu, biayaproduksi sangat besar, sedangkanmereka tidak menggunakan bibitunggul akibatnya hasil yang diraihsangat terbatas,” katanya.Potret petani supergurem Indonesiajuga terlihat dari data OrganisasiPangan dan Pertanian Dunia (FAO)tahun 2001, luas pertanian Indonesia11,6 juta hektar, sedangkan jumlahPETANI MISKINNEGARAIndonesiaadalah sebuahnegara agrarisyang tanahnyasubur dansumber dayaalamnya kaya.Sebagian besarrakyatnya adalahpetani yang 70%tinggal di desa.Tapi, ironisnya,masih terusmengimpor berasdan hasilpertanianlainnya. Sebabpetaninyasupergurem,miskin, bahkanmasih ada yangbusung lapar.Negara ‘kayaraya’ ini ternyatasangat lemah,karena petaninyamiskin.
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36