Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 24
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 2 November 2006BERITA DAERAHTudingan LainSetelah AsapMandala melenceng, nyungsep ke rawa.Padahal, pesawat itu memiliki peralatancanggih.eperkasaan Mandala berakhir diTarakan, Kalimantan Timur. Pesawat jenis Boeing 737 seri 200dengan nomor registrasi PKRIE dan kode penerbangan RI394 milik maskapai MandalaAirlines yang terbang dari Jakarta via Balikpapan, tergelincir dan terperosok ke rawarawa ketika hendak mendaratdi Bandara Juwata Tarakan,Selasa siang (3/10) dua pekanlalu. Mesin turbo pada sayapkanan lepas, terlempar sekitar40 meter dari badan pesawat.Sementara roda kiri, pecah lalulepas dan terpelanting ke sebelah kanan landasan pacu -tertinggal sejauh 200 meterdari badan pesawat yangnyungsep di rawa-rawa hutannipah sebelah kanan landasan.Sesaat setelah roda pesawatmenyentuh landasan, terdengar suara ledakan dari pesawat dan percikan api munculdi lambung pesawat. RadarTarakan yang saat kejadiantengah berada di terminal keberangkatan Bandara Juwata,menyaksikan saat landing,pesawat tidak tepat berada dicenter line runway, melainkandi sisi kanan runway, tuliskoran lokal itu keesokan harinya. Alasan pandangan tertutup kabut asap tebal untukMandala yang dipiloti KaptenSulistiyo Dwi H dan Co PilotAgus yang berteknologi canggih, dianggap kurang masukakal. “Jangankan kabut, mendarat malam hari pun tidakapa-apa. Apa lagi roda pesawatberada dalam landasan saatlanding,” kata seorang penumpang yang menganggap dirinya selamat merupakan mujizat dari Yang Maha Kuasa.Tim Investigasi dan Penelitian Kecelakaan PesawatUdara Bandara Juwata Tarakan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi(KNKT) dari Jakarta yang dipimpin Brigjen Pol. FransWenas, belum bersedia memberi kesimpulan penyebabkecelakaan pesawat MandalaAirlines RI 394 yang mengangkut 104 orang penumpang.“Pertama, yang patut kita syukuri adalah, semua penumpang dan awak pesawat dalamkeadaan selamat, itu dulu,”kata Frans Wenas, kepadawartawan yang menantinya diBandara Juwata Tarakan yangdatang ke lokasi satu harisetelah kejadian.Kedua, kata Ketua Tim Investigasi ini, ada dugaan padakabut asap. Hanya saja, lanjutJenderal Polisi bintang satuini, tidak boleh buru-burumenyimpulkan penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat Mandala Airlines itu.“Kita akan merekomendasikankepada Dirjen PerhubunganUdara Dephub untuk mengkaji kembali jarak pandangminimum sesuai dengan kondisi lapangan terbang danperalatan yang dimilikinya,”katanya.Sayangnya, Berita Indonesiatak bisa mengkonfirmasikankejadian ini kepada Pilot Mandala, Kapten Pilot Sulistiyo.Tapi Harian Radar Tarakanyang sempat merekam ucapanSulistiyo pasca kejadian diBandara Juwata Tarakan, mengakui bahwa dirinya sudahberusaha mendaratkan pesawat dengan baik. “Saya sudahmendaratkan dengan baik.Saya sama sekali tidak merasakan ada masalah saat landing,” katanya.Dari pantauan Asmuddin,Wartawan Berita Indonesia diTarakan yang ikut terjun kelokasi kejadian, di atas landasan jelas terlihat bekas rodapesawat ketika pertama kalimendarat sepanjang 8 sampai10 meter dengan kedalaman 3hingga 5 centimeter. Dan jikadihubungkan dengan pengakuan M Taksis, petugas Bandara Juwata Tarakan yang saatitu berada di lokasi kejadian.“Saat landing, salah satu banpesawat pecah. Karena itulahpesawat akhirnya tergelincirdan masuk ke hutan nipah disekitar bandara. Ini, bukankarena licin tapi, karena bannya pecah,” katanya yakin.Selama ini, lapangan terbang Juwata Tarakan dikatakan sudah berpredikat “Bandara Internasional” New Singapore. Tapi, jika ditilik darifasilitas yang dimiliki, sangatjauh dari standar bandarainternasional. InstrumentLanding System (ILS) salahKTerlepas. Mesin turbo pada sayap kanan pesawat terlepas sejauh 40 met