Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 28
P. 42
42 BERITAINDONESIA, 04 Januari 2007Kandasnya Karir Politik YahyaVideo esek-esek menjungkalkan Yahya Zaini. Karierpolitiknya kandas. Aib ini pun berimbas ke partainya.Konon perilaku mesum juga terjadi di kalangan anggotaDewan lainnya.barat pepatah tangan mencencangbahu memikul, itulah resiko yangdihadapi Yahya Zaini. Tokoh partaiberlambang pohon beringin ini harus menanggung segala konsekuensi daribuah perbuatannya. Padahal kariernyasedang meroket. Dia bahkan disebutsebut berpeluang menjadi menteri melaluireshuffle kabinet.Terjungkalnya karier politik Yahyaberawal dari beredarnya video mesumberdurasi 42 detik awal Desember lalu.Cuplikan adegan dirinya bersama penyanyi dangdut Maria Eva Ulfa itu bahkanditayangkan di layar kaca. Kasus inimembuat banyak orang terkaget-kaget,termasuk kalangan anggota Dewan. Saatvideo itu beredar, Yahya dan isterinya,Sarmilah, tengah berada di Sidney, Australia. Mengikuti studi banding bersamasejumlah anggota Dewan lainnya.Tak ayal, merebaknya kasus video itu -seperti dituturkan Tiurlan Basaria Hutagaol, anggota DPR dari F-PDS yang saturombongan bersama Yahya - membuatpolitisi Golkar itu terlihat shock. Sehariandia dan isterinya mengurung diri di dalamkamar hotel. (Republika, 6/12).Masih menurut Tiurlan, isteri Yahyayang curhat kepadanya mengaku adaunsur pemerasan di balik beredarnyavideo esek-esek itu. Konon selama empattahun berhubungan dengan Maria Eva,selalu ada yang memeras Yahya danterakhir meminta uang Rp 5 miliar.“Kalau uang itu tidak dikeluarkan, videoitu akan dibeberkan ke publik. Tapipermintaan itu tidak dikabulkan karenaYahya tak punya uang segitu”, ujar Tiurlanmenirukan pengakuan Sarmilah.Terlepas dari adanya unsur pemerasan,perbuatan memalukan yang dilakukananggota Dewan itu membuat berbagaipihak merasa gerah. Lebih-lebih setelahMaria Eva didampingi pengacaranya,Ruhut Sitompul SH, menggelar konperensi pers membeberkan hubungannyadengan politisi itu. Maria mengaku duatahun lalu dirinya sempat hamil.Tapi atasdesakan isteri Yahya, ia menggugurkankandungannya di sebuah rumah sakitdengan diantar Yahya.Perilaku tak terpuji anggota Dewan itumengundang protes HMI MPO. MelaluiSekjennya, Ilham Munayat Wijaya, kasusini dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK)DPR. Menurut Ilham, sebagai lembagatinggi negara, DPR mestinya menjagaintegritas moral anggotanya. “Kasus initidak sekadar pelanggaran kode etik”,tegasnya.Ketua BK-DPR Slamet Effendi Yusufyang menerima pengaduan itu berjanjiakan mengusut kasus serius tersebut.Partai Golkar tempat Yahya bernaungjuga terkena getahnya. Ketua UmumPartai Golkar Jusuf Kalla, yang juga WakilPresiden, segera membentuk tim gunamengklarifikasi dan menuntaskan kasusitu. Tim dipimpin Wakil Ketua UmumDPP Partai Golkar Agung Laksono. Beranggotakan sejumlah petinggi partai,diantaranya Muladi, Andi Matalatta.Sumarsono dan Syamsul Ma’arif.Agaknya, belakangan Yahya menyadarikekhilafannya. Melalui surat yang disampaikan kepada Jusuf Kalla di kediamannya, ia meminta maaf dan menyatakan mundur dari Golkar.Selain melepas jabatan politiknya -sebagai Ketua Bidang Kerohanian di DPPPG dan Sekretaris Fraksi PG di DPR –Yahya juga menanggalkan statusnyasebagai wakil rakyat di Senayan. Priakelahiran Bawean, Jatim 24 April 1964 ituakhirnya menyatakan hengkang dari DPRdan Partai Golkar.“Saudara Yahya akan memulai hidupbaru di bidang lain”, ujar Jusuf Kallamenjawab pertanyaan wartawan di kantornya (8/12) sehubungan dengan pengunduran Yahya.Jusuf Kalla juga meminta maaf kepadaribuan kader Golkar terkait kasus ini saatmenyampaikan pidato politik pada peringatan HUT Golkar ke-42 di Malang,Jatim (10/12). “DPP menyampaikan permintaan maaf kepada kita semua yangkena imbas aib tersebut”. Dia pun meminta kader Golkar memetik pelajaran darikasus ini.Akankah dengan pengunduran diri inipersoalan Yahya dengan Badan Kehormatan DPR selesai ?Ketua DPR memang telah melayangkansurat bernomor KA.01/9676/DPR RI/2006 tertanggal 11 Desember 2006 yangmeminta BK-DPR menghentikan pemeriksanaan terhadap Yahya. Karena yangbersangkutan bukan anggota DPR lagi.Namun, seperti ditulis Koran Tempo(12/12), BK belum menentukan sikap.Rapat BK yang digelar Senin (11/12) lalubelum mengambil keputusan karenahanya dihadiri 6 dari 13 anggota BK.“Rapat akan dilanjutkan setelah resesbulan Januari nanti,” ujar Wakil KetuaBK-DPR Tiurlan Hutagaol.Skandal yang melibatkan anggota dewan ini konon bukan merupakan satusatunya yang terjadi di parlemen. AnggotaDPR dari F-PDIP Permadi SH dalamsuatu wawancara dengan sebuah stasiuntelevisi membenarkan hal itu. Dia bahkanberucap kasus ini terungkap karena Yahyasedang sial. SPIBERITA POLITIK