Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007BERITA UTAMAPMDN ButuhPerbankan yang EfisienTurunnya pertumbuhan ekonomi tahun 2006 lebih banyakdisebabkan oleh anjloknya investasi dalam negeri. Karenabesaran investasi dalam negeri lebih dominan dibandinginvestasi luar negeri.enengok kembali strukturinvestasi tahun 2005, tampak jelas dominasi investasiswasta dalam negeri, disusul investasi swasta asing, kemudianinvestasi pemerintah. Anjloknya PMDNtahun 2006 dengan sendirinya memberitekanan yang sangat kuat terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.Penurunan kinerja PMDN secara umummenyebabkan tidak bergeraknya sektorriil. Tingginya laju inflasi telah mendorongnaiknya tingkat suku bunga, sehinggamemicu keengganan kalangan duniausaha untuk memodali usaha mereka daridana perbankan. Sedangkan di sisi perbankan sendiri, mereka ingin menekanrisiko kredit macet dengan menundakucuran kredit.Secara sederhana, bisnis jasa perbankan berdiri di atas dua kaki, cost of fund(biaya dana simpanan masyarakat) danpendapatan bank dari penyaluran kredit.Bagaimana agar bank mampu menjalankan bisnisnya, adalah dengan mengelolaselisih (margin) di antara kedua kakitersebut, yakni dengan kewajiban (membayar bunga) atas dana pihak ketiga yangdihimpun bank dalam jumlah yang lebihkecil dibandingkan dengan keuntungan(bunga pinjaman) yang diperoleh bankdari debitornya (dunia usaha yang dimodali bank).Prinsip utama bisnis jasa perbankan inimembawa konsekuensi ketergantungandunia usaha pada kinerja bank. Tinggirendahnya tingkat suku bunga kredit,secara otomatis akan memengaruhi tingkat penyerapan kredit perbankan olehdunia usaha (sektor riil). Semakin tinggitingkat suku bunga kredit yang ditetapkanbank, penyerapan kredit akan semakinrendah karena muncul keengganan duniausaha menggunakan dana perbankan.Semakin tinggi bunga kredit yangdigunakan dunia usaha, akan dengansendirinya mendorong peningkatan biayaproduksi. Hal ini berpotensi merugikanpelaku usaha karena hanya memperolehmargin keuntungan yang semakin tipis.Sementara, bila harga penjualan produksidinaikkan, akan mengakibatkan tekananpada daya beli masyarakat, hingga produk-produk itu tidak laku di pasaran.Dengan demikian, permasalahan utamadari seretnya investasi dalam negeriadalah kemampuan bank menyelenggarakan fungsi intermediasinya sesuaidengan iklim perekonomian yang tengahberlangsung. Jika bank tetap mengharapkan keuntungan besar di tengahtengah inflasi yang tinggi, maka dengansendirinya melumpuhkan fungsi intermediasinya.Seperti dikemukakan praktisi perbankan D. Yuliarti Isabella dalam artikelnya di Harian Media Indonesia (27/11),selain faktor cost of fund, khususnyabunga deposito, bunga pinjaman erathubungannya dengan margin keuntunganyang diharapkan bank. “Penentuan margin ini akan berpengaruh pada kinerjabank menjalankan fungsi intermediasinya,” tulis Isabella.Kecenderungan penurunan tingkatinflasi, yang kemudian diikuti penurunantingkat suku bunga acuan bank sentral(BI Rate) dan suku bunga SBI sejak pertengahan tahun 2006 lalu, yang tidakserta merta diikuti penurunan sukubunga pinjaman (kredit) oleh perbankan.Perilaku perbankan yang kurang responsif terhadap iklim moneter ini, mengakibatkan sektor rill tidak terlepas daristagnasi.Di lain pihak, perilaku perbankan inisekaligus menandai tidak efisiennyakinerja perbankan. Sebab sesungguhnya,tidak ada alasan yang terlalu kuat bagiperbankan untuk mempertahankan tingkat suku bunga tinggi di tengah-tengahkinerja ekonomi makro, kecuali alasanpencapaian target keuntungan. Dan ituterbukti dari laba bersih perbankan yangjustru naik di tengah-tengah penurunanjumlah penyaluran kredit.Menurut laporan keuangan bank-bankyang dikutip Mulya Chandra CFA dalamartikelnya di Harian Kompas, Senin 13November 2006, justru meningkat padakwartal ketiga sebesar 9,9% dibandingkwartal kedua tahun 2006. Dengan demikian, tepat apa yang diasumsikan Isabellabahwa alasan perbankan mempertahankan tingkat suku bunga kredit yang tinggi,tidak semata-mata disebabkan alasaneksternal, tetapi dapat juga dipengaruhialasan internal, berupa target keuntungan.Di sisi lain, alasan perbankan yanghanya mencapai target keuntungan danMIntermediasi perbankan yang belum berfungsi.
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22