Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 33
BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007 33LINTAS MEDIALampu Hijau Geliat EkonomiLokomotif ekonomi nasional diharapkan bergerak tahun2007. Tetapi jangan sampai overheat karena memicu lajuinflasi.ajalah-majalah terkemukamengulas prestasi yangdicapai selama setahunlalu. Majalah Gatra (edisi28/12-2006-3/1-2007), menyorot prestasi di bidang perekonomian. “Indikatorperekonomian nasional menyala hijau.Kebangkitan ekonomi pada 2007 makinnyata seiring membaiknya indikatorekonomi makro dan mikro di penghujung2006,” demikian tulis Gatra dalamlaporan sampulnya. Pemerintah punmenetapkan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2007 sebesar 6,3%.Sektor riil juga membaik, hasilnya terlihatdari percepatan laju kredit dan tumbuhnya dana pihak ketiga bulan-bulanterakhir 2006.Gatra mengutip beberapa ekonom,pejabat dan pelaku ekonomi, tentangperekonomian nasional, tahun 2006 danprediksi 2007. Direktur BI BurhanuddinAbdullah, mengatakan bahwa membaiknya kegiatan perekonomian dipicu meningkatnya daya beli masyarakat danturunnya suku bunga. Tetapi perputaranekonomi yang mulai memanas juga punyarisiko, sebab laju mesin ekonomi yangterlalu kencang bisa menyebabkan meningkatnya inflasi tahun depan. Sependapat dengan Burhanuddin, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu, AnggitoAbimanyu, menyatakan yakin bahwamesin ekonomi bergerak di trek yangbenar.Managing Director Econit HendriSparini, juga mengakui stabilitas ekonomimakro dan tingkat inflasi 2006 sudahmenggembirakan, namun kondisi tersebut menurutnya harus ditebus denganhancurnya sektor riil. Sementara targetpemerintah bidang pertumbuhan investasi sebesar 11,8% pada tahun 2007,disebutnya terlalu muluk.Deputi Gubernur Senior BI, MirandaGoeltom, berbicara mengenai upayapercepatan pertumbuhan ekonomi menyarankan pemerintah melakukan limahal yakni: efisiensi birokrasi, menyelesaikan UU Ketenagakerjaan dan Kepailitan, membenahi regulasi dalam bidang perpajakan, mempersiapkan infrastruktur, dan menggenjot peranserta banklokal sebagai sumber pembiayaan.Gatra juga mengutip Menkeu Sri Mulyani yang berbicara mengenai upayamenggerakkan sektor riil dengan menggenjot pembangunan infrasruktur. KetuaUmum Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofyan Wanandi juga sepakat dengan jurus Menkeu.Namun yang diperlukan kerja keras untukmenarik investor luar negeri lantaransektor infrasruktur membutuhkan biayabesar.Majalah Trust (edisi 18-24/12) denganlaporan sampul, Ini Dia BPPN GayaBaru, lebih menyoroti rencana pemerintah membentuk satu komite untukmenyelesaikan piutang negara di BUMN.Komite Penyelesaian Piutang Negara iturencananya akan diatur dengan PeraturanMenteri Keuangan. Mereka yang dudukdi sana berasal dari Depkeu, KementerianBUMN, dan figur yang ditunjuk Menkeu.Menurut Trust, komite ini mirip BPPNnamun dalam versi yang lebih loyo.Penyelesaian piutang negara oleh komite ini direncanakan memiliki empatcara, tapi BUMN yang bisa memperolehpenyelesaian piutang negara hanyalahBUMN yang mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga tapi masihmemiliki prospek usaha yang baik, sertamampu memenuhi kewajiban setelahpenyelesaian utang.Jika kedua majalah tersebut mengulasekonomi, lain lagi Tempo edisi khusus 25-31/12, dengan laporan sampul, 10 yangMengubah Indonesia, benar-benar khusus menampilkan sepuluh tokoh mudagigih. Tempo mengedepankan kehebatan10 tokoh muda pilihan itu dengan maksudmenutup tahun 2006 dan membuka 2007dengan semangat pantang menyerah.Terpilih sebagai person of the year, TriMumpuni (42), seorang perempuan mudayang selama 15 tahun memperkenalkandan membangun pembangkit listrikmikrohidro di daerah terpencil. Tokohmuda lainnya, Nelson Tansu (29) danWarsito (39).Majalah SWA (edisi 20/12 2006-3/12007) menurunkan sajian utama mengenai 50 entrepreneur atau wirausahapilihan. Setelah menyeleksi ratusanperusahaan dalam ajang tahunan, TheBest Enterprise-50 (E-50), SWA memilih50 perusahaan terbaik. Perusahaanperusahaan terbaik tersebut, termasukPT Formcase Industries dan PT PriskilaPrima Makmur. Pemeringkatan dilakukan pada perusahaan dengan omset dikisaran Rp5-100 miliar, ditambah beberapa faktor penilaian seperti: entrepreneurship atau kewirausahaan; kinerjabisnis, tren pertumbuhan, prospekbisnis, keunikan strategi, tingkat inovasi,tingkat adopsi terhadap perangkat bisnisbaru seperti teknologi informasi, kemajuan manajerial, dan kesehatan keuangan. MS-SHM