Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007BERITA NASIONALSBY (Akan)Bersikap TegasPresiden SBY akan mengubah gayakepemimpiannya menjadi lebih tegas danterbuka. Bisakah ini diwujudkan atau tetaphanya menjadi wacana ?ngin segar terhembus dalam acaraperingatan HUTke-69 LembagaKantor Berita Antara, Selasa(26/12) lalu, di lantai duagedung Wisma Antara, tempatacara berlangsung. PresidenYudhoyono dalam pidatonyamenyatakan akan mengubahpola kepemimpinannya. Jikaselama ini cenderung melakukan pendekatan persuasif,maka ke depan akan bersikaplebih tegas dan terbuka.“Dua tahun saya pikir sudahcukup consensus making kita.Sudah banyak persuasive approach yang kita lakukan untuk mengelola persoalan negeri ini dalam memecahkanmasalah yang dihadapi rakyat,pusat, daerah, pemerintah dannonpemerintah,” ujarnya.Sebagai kepala negara danpemerintahan, Presiden meyakinkan akan mengemban tugasnya dengan bahasa terang ,terbuka, sehingga bisa dilihatrakyat. “Sehingga rakyat tahupemimpinnya, aparaturnyabekerja sungguh-sungguh untuk semua,” lanjutnya.Penegasan Presiden inispontan mendapat tepuk tangan hadirin. Diantaranya,Mendagri Moh Ma’ruf, Menkominfo Sofyan Djalil, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Seskab Sudi Silalahi,Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, wartawan senior RosihanAnwar serta sekitar 500 karyawan LKBN Antara.Sikap tegas dan terbuka iniseakan menjawab berbagaikritik yang dilontarkan sejumlah tokoh nasional maupun pengamat yang menilaikepemimpinan SBY selama initerkesan ragu-ragu.Menurut Jurubicara Presiden Andi Malarangeng, pernyataan Presiden tersebut dalam konteks pemerintahandan birokrasi. Selama dua tahun ini Presiden telah mengajak dan mendorong pejabatpemerintah agar melaksanakan tugas dengan baik. Namun, “jika ternyata belumbaik, tidak ada kompromi,orangnya akan diganti,” jelasAndi.Beragam tanggapanPernyataan SBY ini mendapat beragam tanggapan.Pengamat politik CSIS J. Kristiadi menilai pernyataan iniharus didukung semua pihak,terutama para menteri di kabinet Indonesia Bersatu. “Jangan sampai rencana itu tinggal wacana hanya karena tidakdiikuti para menteri. TerutamaPresiden yang telah menyatakan rencanannya itu. Jangansampai hanya untuk popularitas,” ujarnya seperti diberitakan Media Indonesia (27/12).Kristiadi menilai, dalam duatahun masa kepemimpinannya, Presiden SBY lebih didominasi sikap kehati-hatian danpenuh pertimbangan. Karenaitu, Presiden dinilai lambanmerespon sejumlah masalah.Terkait dengan ketegasansikap Presiden ke depan, Kristiadi berpendapat sikap itu harus tetap disertai kehati-hatian. Bukan nekat dan harus pada masalah-masalah yangprioritas.Ketegasan Presiden memang ditunggu banyak pihak.Misalnya, kebijakan Presidenatas salah seorang menterinyayang diduga tersangkut kasuskorupsi dana pelaksanaan Pemilu 2004, pengungkapankasus aktivis HAM Munir danpengemplangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia(BLBI).Ketua Fraksi PPP EndinA.J.Soefihara menyetujui pernyataan itu jika konteksnyaperombakan kabinet. Sebabsekarang ini kabinet koalisimempunyai banyak kelemahan. “Mereka memiliki kemauan dan cita-cita masingmasing,” ujar Endin. (KoranTempo 27/12)Endin juga menyatakan,dengan keputusan itu Presidentidak perlu takut kepada parlemen. Presiden hanya perlumeyakinkan parlemen bahwakebijakan yang diambilnyaadalah untuk kepentingan rakyat.Senada dengan Endin, KetuaF-PDIP Tjahjo Kumolo menilai keputusan Presiden itu sangat tepat. Presiden tidakboleh bergantung pada kaderpartai “Apalagi tunduk kepadapartai,” jelasnya.Sedangkan Wakil SekjenDPP Partai Golkar Priyo BudiSantoso berpendapat, agar tigatahun sisa pemerintahan berjalan efektif, Presiden perlumelakukan perombakan kabinet. “Jangan lagi menempatkan kader partai. Karena padamasa itu, kader partai akanmenyiapkan Pemilu 2009,”kilahnya.Eggi Sudjana dari ICMI berpendapat lebih kritis, PresidenSBY seharusnya sudah mengerti bahwa dia sudah menjadi presiden. “Jadi harusambil tindakan tegas janganakan bertindak tegas, janganakan, tindak tegas ‘dong’ kepada satu kebijakan yang harusdiambil tindakan tegas,” katanya dengan semangat saatmenghadiri seminar ICMI diHotel Manhattan, Mega Kuningan, berjudul “Pemberantasan Korupsi dalam Perspektif Pembangunan Nasional.”Dia menilai, Presiden tidakmampu untuk bertindak tegasdengan dua alasan, pertama,secara psikologis presiden inidikenal sebagai peragu, dikenalsebagai orang yang tidak membuat suatu keputusan yangtegas. Kedua, pemikirannyatidak konsisten, contoh waktumau mengangkat menteri adafit and proper test, tapi tidakdijalankan. Sehingga menteriyang lahir sembarangan saja,termasuk dalam perekonomian. Ini kritik bukan menghina,”ungkapnya. SP, AMAPresiden SBY pada HUT ke-69 Antara. Akan lebih tegas dan terbuka.foto: repro mediaindonesia