Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 29


                                    BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007 29Aceh Dibayangi Pemantau AsingAMM telah berhasil menyelesaikan tugasnya di Aceh.Pilkada pun berjalan dengan tertib, lancar dan damai.Namun bayangan pemantau asing masih menyelimutinegeri serambi Mekah itu.ceh Monitoring Mission(AMM) mengakhiri masa tugasnya di Aceh 15 Desemberlalu. Tim yang diketuai PieterFeith itu selama 15 bulan lebih memantaupelaksanaan perjanjian damai yang ditandatangani pemerintah RI dan GAM diHelsinki, Finlandia 15 Agustus 2005.Mulai dari penyerahan dan pemusnahansenjata GAM, penarikan pasukan nonoganik TNI/Polri dari Aceh, penyusunanUU Pemerintahan Aceh, hingga pelaksanaan Pilkada yang berlangsung lancar,tertib dan damai.Saat berpamitan kepada Presiden SusiloBambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (16/12) lalu, PieterFeith menyampaikan terima kasih atasbantuan Pemerintah Indonesia selamamenjalankan tugas di Aceh, hingga berakhirnya proses Pilkada di provinsi itu.Seperti diungkapkan Jurubicara Presiden, Dino Patti Djalal, Presiden SBY padakesempatan itu menyatakan komitmennya untuk bekerja sama sinergis denganGubernur Nanggroe Aceh Darussalam(NAD) yang terpilih dalam Pilkada ditanah rencong itu.“Pemerintah Pusat akan bekerja samadengan Gubernur Aceh yang baru, siapapun orangnya yang terpilih,” ujar DinoPatti Djalal saat menjelaskan hasil pertemuan Presdien SBY dengan pimpinanAMM tersebut. (Investor Daily, 18/12)Kepala Negara, menurut Dino, jugamenekankan pentingnya penyelesaianproses reintegrasi anggota GAM dan pembangunan kesejahteraan masyarakat diAceh. “Pemerintah pusat akan terus membantu pemerintahan yang baru di NADuntuk dapat menangani masalah inidengan baik,” jelasnya.Seperti diperkirakan Lembaga SurveiIndonesia (LSI), Komisi Pemilihan Independen (KIP) NAD Jumat (29/12) menetapkan pasangan Irwandi Yusuf – M. Nazarsebagai pemenang pilkada Aceh. Pasanganini memperoleh 38,20 persen suara.Mantan Presiden Abdurrahman Wahid,menyatakan kemenangan ini harusdipandang sebagai kemenangan rakyat.“Itu merupakan pilihan rakyat Aceh untukmenentukan sendiri pemimpinnya melalui pilkada dan itu harus didukung”,ujarnya di Jakarta.Namun dengan berakhirnya tugas AMMitu, ternyata masih ada keinginan pihakasing untuk tetap bercokol di Aceh. Lembaga pemantau itu bernama Interpeace.Menurut Ketua AMM Pieter Feith,Interpeace bukan anak atau kelanjutandari AMM. Dia merupakan LSM/NGOyang memiliki mandat yang berbeda danakan lebih kecil strukturnya dari AMM.Interpeace berasal dari komunitas internasional yang akan memantau masalahHAM dan reintegrasi di tingkat lapangan.Dana operasional lembaga ini berasal darisejumlah negara Uni Eropa, Kanada,Amerika Serikat dan Jepang.Interpeace akan dipimpin Maarti Ahtisari, mantan Presiden Finlandia yang jugafasilitator perdamaian damai antara Pemerintah Indonesia dengan pihak GAMMemang, di satu sisi keberadaan Interpeace ini menunjukkan kuatnya perhatianinternasional agar Aceh yang diidamidamkan dalam perjanjian Helsinki berjalan mulus dan lancar. Namun di sisi lain,memperlihatkan betapa komunitas internasional masih tidak percaya bahwaPemerintah RI memegang komitmenHelsinki. Di sisi lain pula menunjukkanketidak-percayaan pada kemampuanpemimpin hasil Pilkada Aceh untukmenyelesaikan masalah-masalah yangmenyangkut HAM dan reintegrasi.Padahal, sudah menjadi komitmenpemerintah untuk mewujudkan perdamaian di negeri yang sempat dilandakonflik dan bencana tersebut, sebagaimana kesepakatan yang dicapai di Helsinki. Yang kemudian ditegaskan kembalioleh Presiden SBY ketika menerimapimpinan AMM yang berpamitan.Berbagai informasi yang berkembangterkait dengan keberadaaan Interpeace,membuat Pejabat Gubernur NAD, Mustafa Abubakar, akhirnya angkat bicara.Kepada wartawan dia menegaskan bahwaPemda dan pemerintah pusat hingga kinibelum memutuskan pengganti tim AMMuntuk memantau proses perdamaian yangsedang berlangsung di daerahnya. “Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusathingga saat ini belum memutuskan pengganti AMM yang telah selesai masatugasnya di Aceh pada 15 Desember2006,” ujar Mustafa di Banda Aceh (Media Indonesia 26/12).Pernyataan Gubernur ini sekaligusmeluruskan informasi yang simpang siurberkaitan dengan keberadaan dan peranNGO internasional, Interpeace, di Acehmenggantikan tugas AMM untuk memantau proses perdamaian yang sedangberjalan di sana.Bahkan disebutkan, Interpeace telahdipilih dan disetujui oleh Pemerintah RIuntuk menggantikan AMM dalam menjaga proses perdamaian di negeri serambiMekah tersebut. Padahal, menurut Gubernur, hal itu tidak benar karena saat inipemerintah daerah bersama denganpemerintah pusat masih melakukanpenilaian terhadap situasi dan kondisimasyarakat pasca AMM. „ SPAAnggota AMM berpamitan foto: repro kompasBERITA NASIONAL
                                
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33