Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007 27BERITA POLITIKRamai-ramai Bikin Partai Baru1. Partai Generasi2. Partai Indonesia Muda Bangkit3. Partai Indonesia Maju4. Partai Nusantara Indonesia5. Partai Islam Persatuan6. Partai Solidaritas Buruh7. Partai Buruh8. Partai Republiku9. Partai Murba Indonesia10. PNI Massa Marhaen11. PNI Marhaen12. Partai Peduli Rakyat Nasional13. Partai Solidaritas Nasional14. Partai Bela Negara15. Partai Kristen Demokrat16. Partai Orde Baru17. Partai Satria Piningit18. Partai Demokrasi Pembaruan19. Partai Bintang Bulan20. Partai Kristiani Indonesia21. Partai Nasional22. Partai Damai Sejahtera Indonesia23. Partai Demokrasi Indonesia24. Partai Pembaharuan Damai Sejahtera25. Partai Rakyat Merdeka26. Partai Demokrat Sejahtera27. Partai Kemerdekaan Rakyat28. Partai Karang Baja Sejahtera29. Partai Indonesia Sejahtera30. Partai Kedaulatan31. Partai Karya Pelita Soeharto32. Partai Kebangkitan Nasional Utama33. Partai Kebangsaan34. Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia35. Partai Perhimpunan Kebangsaan36. Partai Indonesia Madani37. Partai GarudaPartai-partai baru:Puluhan partai baru bermunculan bakcendawan tumbuh di musim hujan. Merekaharus siap mental untuk kecewa jika tidakmemperoleh suara secara signifikan.Pasalnya, masyarakat sudah letih denganjanji-janji parpol yang belum terbukti.emilihan Umum rencananya baru akandigelar pada tahun2009. Undang-Undangnya pun masih akan digodok DPR bersama Pemerintah. Namun geliat paracalon pesertanya sudah terlihat. Sedikitnya, sampai akhir2006, sudah ada 37 partai baruyang mendaftarkan diri keDepkum & HAM. Diperkirakan jumlah ini masih akanbertambah, karena beberapapartai baru yang dideklarasikan belum mendaftarkan diri.Mereka berambisi bisa ikutmeramaikan pesta demokrasiitu. Padahal mendirikan parpol bukan perkara gampang.Sebab, setelah disahkan notaris dan terdaftar di Depkum& HAM, partai sedikitnya harus punya cabang di 2/3 provinsi dan kabupaten, lengkapdengan susunan kepengurusannya.Selain itu harus punya anggota minimal seperseribu penduduk di setiap kepengurusan.Dan ini harus dibuktikan dengan KTP. Lebih dari itu, untuk bisa menggerakan organisasi yang begitu besar, kocekpun harus terisi. Konon angkanya bisa mencapai miliaranrupiah.Kendati begitu, semua itubelum menjadi jaminan bisalolos ikut pemilu. Sebab parpol-parpol tersebut harusmelalui fase verifikasi diDepkum & HAM dan juga diKPU.Pengalaman dua kali pemiluterakhir, 1999 dan 2004, bisadijadikan pelajaran untuk tidak gegabah dan serta mertamendirikan partai hanya sekadar memenuhi ambisi . Pasalnya, seleksi alam terasa jauhlebih konkret hasilnya. Dari 48partai politik peserta pemilu1999, ternyata hanya 6 yanglolos electoral threshold. Sisanya, 42 partai harus bubar. Sebagian diantaranya ber-reinkarnasi mejadi partai baru.Pada Pemilu 2004 muncul18 partai baru sehingga ada 24partai yang bertarung memperebutkan suara pemilih.Lagi-lagi sebagian besar, 17partai, terjungkal dan hanya 7yang lolos maju ke Pemilutahun 2009.Maraknya parpol baru inipunya berbagai alasan. FuadBawazier yang kini bergabungdi Partai Hanura, beralasan diera reformasi sekarang ini,sistem politik yang berlakutidak membenarkan adanyacalon independen (kecualiAceh). Semua harus melaluiparpol. Siapa pun yang inginjadi presiden, menteri, gubernur, bupati, walikota atauanggota Dewan harus berasaldari partai. “LSM dan Ormassebesar apa pun tidak bisa,”ujarnya seperti ditulis KoranTempo (20/12).Pakar Ilmu Komunikasi Politik UI Effendi Ghazali menilai, fenomena lahirnya beragam parpol baru itu mencerminkan lemahnya legitimasidan tingkat kepercayaan politik publik terhadap partaipolitik di Indonesia. “Jika polakinerja dan cara pendekatanpartai terhadap konstituenmasih sama seperti sekarang,peran dan fungsi parpol akanterdistorsi secara signifikan,”ujarnya seperti ditulis Indo Pos(24/12).Barangkali menjadi lebihurgent untuk disimak apayang dikemukakan mantanKetua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma’arif. Seperti diberitakan Investor Daily (24/12), Syafii Ma’arif menyatakanpartai-partai baru harus siapmental menerima suara yangtidak signifikan. Pasalnya,masyarakat sudah letih dengan janji-janji parpol yangbelum dirasakan masyarakat.Fenomena munculnya parpol baru bukan hal yang mengejutkan karena merupakankosekuensi dari pelaksanaaandemokrasi. “Siapa pun tokohdibelakang parpol baru itukesiapan mental harus dimilikidan siap-siap kecewa,” tuturnya.Dia menyatakan bangsa inisudah sangat letih denganjanji-janji parpol. Karena hingga kini belum menemukanfigur pemimpin nasional yangefektif. Bahkan banyak persoalan penting yang tidak diselesaikan dengan baik karenasengaja disimpan.“Saya bukan orang yangpesimis, tapi tampaknya adapeluang emas yang hingga kinibelum dimanfaaatkan. Mungkin kita butuh strong leadersipseperti Soekarno dan Soeharto,” paparnya. „ SPPilustrasi: dendy
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31