Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 24
24 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS24 BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007Derita Aceh TerAceh kembali menarik perhatian dtahun diguncang tsunami, kini Ackurang dari 500 orang tewas, daporan berbagai media cetakterkemuka Jakarta, menempatkan bencana banjir sebagaiberita utama halaman depanmereka dengan foto-foto bencana banjiryang sangat menonjol. Tak kurang dari600 tewas akibat bencana banjir dantanah longsor di Aceh Tamiang, NanggroeAceh Darussalam, Solok, Sumatera Baratdan Langkat Sumatera Utara dan Riau,sepanjang paruh kedua Desember 2006.Bencana banjir dan tanah longsor tersebutdiawali oleh gempa bumi dahsyat berkekuatan 5,7 pada skala Richter, mengguncang NAD, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Menurut laporan berbagaisuratkabar utama Jakarta, sedikitnya empat orang tewas, 150 lainnya luka-luka sertaratusan rumah dan bangunan rusak. Gempasusulan terjadi sebanyak sembilan kali.Harian Media Indonesia, Kompas, Suara Pembaruan, Koran Tempo, Indo Pos,Pos Kota dan Republika hampir setiaphari menurunkan berita utama di halaman satu yang mengulas bencana banjirdan tanah longsor di berbagai tempat diSumatera. Mereka juga menampilkanfoto-foto utama yang menggambarkansituasi banjir di lokasi kejadian.MI milik pengusaha berdarah Aceh,Suryo Paloh, Rabu (27/12) menurunkanberita utama dengan judul: 500 KorbanBanjir Aceh.Belum hilang duka tsunami yang menewaskan 150.000 orang lebih dua tahunlalu, tulis MI, Aceh harus kembali pilu.Sedikitnya 500 orang tewas akibat banjirdahsyat yang melanda kabupaten AcehTamiang, 21 Desember lalu. Mayat-mayatyang bergelimpangan banyak ditemukandi kawasan Babu Pulo Tiga.Menurut Nasir Musa, Kepala Staf Humas Pemda Tamiang yang dikutip MI,angka itu merupakan akumulasi korbanbanjir di seluruh kabupaten Aceh Tamiang. Genangan lumpur dan air setinggiatap rumah dan masjid menghentikantransportasi dari Kuala Simpang, ibukotaAceh Tamiang ke Medan.Banjir yang menyerang enam kabupaten di NAD menggenangi 522 desa di49 kabupaten, memaksa 367.752 atau86.817 Kepala Keluarga mengungsi ketempat-tempat yang aman. Angka-angkayang dikeluarkan oleh Satkorlak berbedadengan versi PMI. Menurut Satkorlak,banjir tersebut menewaskan 69 orang danhilang 169 orang. Tetapi menurut PMI,sebanyak 500 orang tewas dan 600 oranghilang. Banjir juga menimbulkan kerusakan; rumah penduduk (1.398 unit),jalan 8 titik, masjid 25 unit, sekolah 53unit dan jembatan 27 unit.MI juga mengutip Menteri KehutananMS Kaban yang menyalahkan pembalakan liar dan perusakan kawasan hutanlindung sebagai penyebab utama banjirdan longsor di Aceh. Dia mengedepankanangka deforestrasi dan degradasi di Acehselama 2005-2006 yang mencapai266.000 hektar, meningkat dari 200.000hektar dari periode sebelumnya. Kabanmenyayangkan sikap pemerintah daerahyang masih membiarkan praktik pembalakan (illegal logging) yang dilegalkan.“Kayu dari hutan lindung dibiarkan melintas, sedangkan kayu dari hutan produksi dilarang lewat,” kata Kaban.Ulasan MI dalam tajuknya (27/12) memaparkan bahwa tanah longsor dan banjir selalu menjadi fenomena tatkala negeriini memasuki musim hujan. Tulis MI,insiden akibat keganasan alam yang mestinya merupakan force majeur, sesuatuyang tidak bisa diduga, ironisnya telahberubah jadi keniscayaan. Setiap akhirtahun, setiap musim penghujan tiba,bencana banjir dan tanah longsor sepertisebuah kepastian. Kepastian itu mendatangkan kerugian harta benda dan korbanjiwa yang tak terhitung jumlahnya.“Entah apa yang membuat pemerintahseperti kehabisan akal,” tulis MI.Mengutip data dari Departemen Pekerjaan Umum, MI melaporkan bahwa selama tahun 2005-2006, tercatat 621 bencana alam, jumlah korban masing-masingsebanyak 7.157 dan 910 orang. Dari jumlah tersebut, hingga Agustus 2006, terjadi67 kali tanah longsor dengan korban 127tewas, 165 hilang dan 275 mengungsi.Data ini belum termasuk kejadian tanahlongsor di Solok.Departemen PU juga merilis data tentang 62 Daerah Aliran Sungai (DAS) diseluruh Indonesia yang berada dalam kondisi kritis. Akibatnya, bencana banjir danlongsor menjadi ancaman di berbagaidaerah. Staf ahli Menteri PU, Adi Sarwoko, mengatakan DAS kritis itu tersebar di24 provinsi, 16 DAS di Sumatra, 17 DAS diJawa, 4 di Kalimantan, 12 di Sulawesi, 6 diNusa Tenggara, 1 di Bali, 2 di Maluku dan4 di Papua. DAS kritis 1984 hanya 22, naikmenjadi 39 tahun 1992 dan 62 tahun 2005.Harian sangat berpengaruh, Kompas,berhari-hari menurunkan berita utamaBanjir di JakartaBanjir kiriman dari kawasan Bogor dan Puncakmenggenangi beberapa tempat yang menjadilangganan banjir di Jakarta, seperti Cawang,Kampung Melayu dan Bukit Duri. Permukaan airnaik sampai satu meter lebih.Di Jakarta, banjir bisa dialihkan untuk mencegah kawasan elit dari genangan air. KawasanMenteng, Thamrin, Istana sampai Harmoni bisatergenang bilamana aliran air tidak dialihkan keCawang Atas, Kampung Melayu dan Bukit Duri.Pos Kota melaporkan sedikitnya lima rumahdan tempat usaha di Jalan Munggung, KelurahanBalekambang, Condet, Jakarta Timur, kondisinyamiring akibat tanah longsor. Jalan lingkungansepanjang dua puluh meter amblas.Koran yang beroplag besar ini mengutipKepala Dinas Perlindungan Masyarakat DKIJakarta, Haryanto Bajoeri, melaporkan bahwa diJakarta terdapat 16 titik rawan banjir dari 78daerah genangan memasuki musim hujan tahunini. Titik rawan tersebut; Sunter Agung, Penjaringan, Koja dan Rawa Badak (Jakut). RawaBuaya, Kapuk, Tegal Alur (Jakbar). Kampung Melayu dan Cawang (Jaktim). Titik rawan lain,Petamburan, Karet Tengsin, Kemayoran danTanah Abang (Jakput). Bukit Duri, Pondok Karyadan Bintaro (Jaksel). SHL