Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 33
P. 33
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 33BERITA KHASBERITAINDONESIA, 15 Maret 2007 33ti Semula Andalan perut rakyat Indonesia mengalami gejolak. Hargaberas terus melonjak mendekat ke musim panen. Naiknyaharga beras diatasi dengan operasi pasar beras murah,tetapi dinodai berbagai penyimpangan. Jika harga gabahatau beras turun, Bulog malah lepas tangan. Harga danstok ada di tangan tengkulak dan pedagang beras.Jumlah itu bisa ditambah lagi 500.000ton. Tetapi JK tidak menyinggung tentangpembelian beras dari petani oleh Bulogmendekati musim panen ini.Namun OP beras Bulog mengalamiberbagai penyimpangan. Menurut laporan Investor Daily (19/2), PoltabesSamarinda membongkar kasus penyelewengan operasi pasar murni (OPM) yangdilakukan dua agen beras di Samarinda,Kaltim. Polisi telah menyita 18,2 ton berasatau 729 karung dengan kemasan 25 kilogram per karung. Beras murah iniseharusnya untuk program OPM untukmasyarakat. Beras yang disita, berasaldari Perum Bulog, dipindahkan dalam kemasan dengan merek terkenal, sepertiRaja Lele, Ketupat dan Putri Cantik.Di Yogyakarta, sejumlah warga dariKelurahan Purbayan, Kecamatan KotaGede, beramai-ramai mengembalikanberas yang baru dibeli dari OPM. Merekamenilai beras yang dijual Perum BulogDivisi Operasional DIY, kualitasnya jelek,sehingga meminta beras ditukar denganyang lebih baik atau uangnya dikembalikan. Menurut seorang warga (Wijiasih), beras seharga Rp 3.700/kg itu kualitasnya sama dengan beras yang dijualuntuk keluarga miskin (Raskin).Sedangkan harian Berita Kota (21/2),menurunkan laporan utama di halamansatu, berjudul: Bulog Ikut Bermain? OPberas yang digelar pemerintah dalambeberapa pekan terakhir dinilai tidakefektif. Sebab harga beras di pasaranmasih tetap tinggi dan nyaris tidakmemperlihatkan gejala penurunan. Oknum Perum Bulog diduga kuat merupakan bagian dari mata rantai pedagangberas yang ikut bermain di dalam OP.Anggota Komisi VI DPR Hasto Krisyanto mengatakan kelangkaan dan naiknya harga beras bukti adanya kesengajaan, lantaran pemerintah disetir olehkepentingan pedagang beras. Hastomemperkirakan, persoalan beras bakalterjadi setiap tahun bilamana pemerintahtidak memiliki keinginan untuk memperbaiki politik pangan dan manajemenBulog.Politisi PDIP ini memberi indikasibahwa Bulog merupakan bagian dari matarantai pedagang beras, karena tidakmembeli beras dari petani, tetapi daripara pedagang pengumpul beras. Bulogmelakukan pembelian bukan dengan HPP(harga pembelian pemerintah), dan tidakmelakukan kewajiban pelayanan publik,seperti penyaluran beras Raskin. Yangterlibat justru juragan dan pedagangberas. Hasto menilai, pemerintah jugaikut menciptakan kelangkaan dan tingginya harga beras di pasar.Kompas, di dalam berita utama halaman satu (15/2), kembali menurunkanlaporan, berjudul: Para Pedagang IkutBeli Beras OP. Operasi pasar beras yangdigelar di Pasar Lama, Serang, Banten(14/2), kacau. Banyak warga yang kecewakarena tidak berhasil mendapatkan beras.Hal tersebut terjadi karena sebagian berasOP justru dibeli para pedagang eceran.Awalnya petugas hanya melayani pembelian beras karungan. Seorang pembeliminimal harus membeli satu karung berisi20 kg beras dengan harga Rp 74.000.Beberapa warga terlihat membeli lebihdari dua karung beras dan membawanyadengan menggunakan motor serta becak.Ada juga warga yang menyewa kulipanggul untuk membawa beras ke dalamPasar Lama. Menurut Kompas, beberapasaat kemudian, persediaan beras OPmulai menipis. Petugas membatasi pembelian beras, maksimal sebanyak 10 kilogram per orang. Puluhan warga yang tidakmemiliki banyak uang pun langsungberebut dan berdesakan di sekitar truk.Tidak lama kemudian banyak warga yangmarah dan kecewa karena tidak mendapatkan beras OP.Kekacauan dalam penjualan beras OPjuga terjadi di Kebonharjo, Kel. TanjungMas, Semarang Utara. Para pedagangberas ikut membeli beras OP seharga Rp3.700/kg. Rebutan beras OP juga terjadidi Pasar Tegallagah, Bulakamba, Brebes,Palembang, Riau, Makassar, Ende, Sukabumi dan Subang.Ketua HKTI Iwantono Sutrisno mengatakan kepada harian Warta Kota (19/2) agar pemerintah mengembalikan fungsi Badan Urusan Logistik (Bulog) yangsekarang sudah menjadi PerusahaanUmum Bulog. Ia meminta Bulog tidakhanya menjadi pedagang biasa, dan haruskembali ke fungsinya sebagai agent ofdevelopment di dalam mengatasi masalahperberasan di tanah air.Iwantono, yang juga presiden KoperasiPetani Asia, mengatakan seharusnyaBulog boleh rugi, tetapi kerugiannyaditanggung oleh pemerintah. Kata Iwantono, karena fungsinya sudah berubah,Bulog tidak bisa dibilang gagal dalam halnaiknya harga beras. Soalnya, Bulogsekarang harus mencari untung agar bisamengembalikan pinjaman bank.Dulu Bulog boleh rugi. Sebab ketikapanen raya dan harga beras di bawahharga dasar, Bulog membeli beras agarharga terangkat dan petani tertolong.Namun saat paceklik dan harga tinggi,Bulog memasok beras ke pasar agar hargaterjangkau oleh konsumen. Kata Iwantono, berdasarkan perhitungan bisnis,Bulog akan membeli beras semurahmurahnya dan menjual semahal-mahalnya. Namun Bulog harus punya cadanganyang cukup untuk mengamankan pasokandan harga beras.Ia menyarankan agar di tingkat desajuga didirikan lumbung desa, sehinggaada stok pangan di musim paceklik.Pemberdayaan lumbung desa, kata Iwantono, tidak lain untuk mengubah sikappetani yang selama ini menjual seluruhpadi hasil panen mereka. Namun sebulankemudian membeli beras untuk konsumsi. “Kembalikan ke metode masa lalu,petani punya lumbung padi untuk dirinyasendiri dan untuk kolektif desa,” kataIswantono kepada WK. SH