Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 33
P. 35
BERITAINDONESIA, 15 Maret 2007 35LENTERAn Masyarakat Sekitar(SD), SMP, dan SMA untuk mengikutiprogram pendidikan kesetaraanKelompok Belajar (Kejar) Paket A(setara SD), Paket B (SMP), dan Paket C(SMA).Sedangkan kepada generasi yang lebihtua diberikan kesempatan mengikutiprogram pendidikan keaksaraan,misalnya dengan pemberantasan butahuruf, mengikuti pelatihanketerampilan bertani, dan melatihsistem komunikasi ICT. Siapa sajaorangtua yang belum bisa baca tulis,tetapi memiliki anak sebagai TKI diTaiwan, misalnya, tatkala menerimasurat atau kiriman uang ia sudah bisamembaca isi surat dan mengambilsendiri uang kiriman dari bank.Al-Zaytun mendidik masyarakatbekerjasama dengan DirektoratJenderal Pendidikan Luar Sekolah(Ditjen PLS), Departemen PendidikanNasional.Memasuki tahun 1428 H, Al-Zaytunmensinergikan modal dan kekuataninternal yang sudah terbukti tangguh,dengan modal dan kekuatan eksternaldari masyarakat yang tak terselamikedahsyatannya.Al-Zaytun memperkokoh diri sendirisebagai pusat pendidikan danpengembangan budaya toleransi danpusat pengembangan budayaperdamaian. Bersamaan itu Al-Zaytunmulai pula menoleh ke masyarakat disamping kiri-kanannya untuk diajakbersama-sama maju lewatpembangunan ekonomi pertanian danpendidikan. Maju dari sisi pangan danpendidikan.Dibahasakan SederhanaDua eksponen Al-Zaytun, yaitu WakilKetua Yayasan Pesantren Indonesia(YPI) Imam Supriyanto, dan SekretarisYPI Abdul Halim, mengutarakan keduafokus utama program Al-Zaytuntersebut dalam bahasa sederhana yangmudah dicerna, tatkala berpidato dalamacara zikir dan tahlilan bersama diMasjid Al-Hayat, Al-Zaytun, Jumat (19/1) menjelang perayaan Tahun BaruHijriah 1 Muharram 1428 H.Ribuan warga sekitar datangdiundang oleh Syaykh AS PanjiGumilang sebagai tamu, untuk tahlilandan zikir bersama. Selanjutnya, tatkalapulang mereka dibekali denganAl-Zaytun yang memiliki lahanpertanian seluas puluhan ribu hektarakan bekerjasama dengan masyarakatbersama-sama membuat wadukpenampung air.Masyarakat yang memiliki lahanpertanian jauh lebih luas dari milik AlZaytun, itu diajak Imam untukmencontoh bagaimana Al-Zaytunmenerapkan pola penyediaan air secaraberkesinambungan. Caranya adalahdengan menyisihkan sepuluh persendari setiap hektar lahan pertanian untukdijadikan waduk penampungan air.“Al-Zaytun punya waduk-waduk.Untuk setiap 10 hektar dibuat satuhektar waduk, dan untuk setiap 20hektar dibuat dua hektar waduk. JadiAl-Zaytun sepanjang tahun bisamenanam tiga kali. Terdiri dua kalimenanam padi dan sekali menanampalawija,” kata Imam, sambil memintapersetujuan warga agar bersediamengikuti pola pertanian Al-Zaytun.Ajakan itu tentu saja disambut hangatwarga dengan suara koor raksasaberbunyikan “setuju”. Denganmendirikan waduk, kata Imam, lahansawah akan terpelihara subur, takpernah kekurangan air, dan masa tanamtak perlu terganggu. Ia menjelaskan, AlZaytun akan menyiapkan alat-alat beratuntuk membangun waduk dibantuwarga yang memegang cangkul. foto: berindo wilsonpemberian boboko berupa makananlengkap terdiri nasi 1,5 kilogram, laukpauk daging, telur, bihun, tahu, tempe,serta sayur mayur, kerupuk dan buahbuahan.Kepada mereka, Imammembahasakan kedua fokus utama AlZaytun selama 2007 sebagai pesan dariSyaykh AS Panji Gumilang.Lewat Imam pula Syaykh memohonmaaf kepada warga tak bisa hadir untuklangsung memberikan tausyiah, karenasibuk mempersiapkan segala sesuatunyamenyambut kedatangan tamu WakilPresiden RI Muhammad Jusuf Kalladan rombongan.Kalla tahun ini turut bersama-samadengan seluruh Civitas Akademika AlZaytun dan warga masyarakat untukmerayakan Tahun Baru 1 Muharram1428 Hijriah, di Masjid RahmatanLil’Alamin.Imam mengatakan, untuk mengatasikekeringan di tahun-tahun mendatang,Setiap RT akan mendata mana lahanyang bisa dijadikan wadukan. Wargayang tak punya lahan untuk djadikanwadukan bisa memintanya kepemerintah, atau Perhutani untukdijadikan waduk. Atau tanah-tanahwarga yang terletak di pinggir kali, disepanjang Sungai Cibanoang, bisadiserahkan dulu ke Al-Zaytun untukdiperlebar dijadikan waduk. Barukemudian nanti dimintakanpenggantiannya dengan tanah di lokasilain.Menjelang 1 Muharram 1428 H itubumi Indramayu memang masihkekeringan. Tanah-tanah sawah masihgaring dan terlihat pecah-pecah. Hujanmasih enggan turun membasahi sawah.Maka itu Abdul Halim sangatbersukacita sekali tatkala mulaimenyampaikan pidatonya hujan sudahturun.“Alhamdulilah pada malam hari inikita berdoa bersama untuk