Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 33
P. 41


                                    BERITAINDONESIA, 15 Maret 2007 41BERITA EKONOMIkan bencana banjir awal Februariuruh Indonesia, telah memicunan nilai ekspor hingga anjloknyaat pada penurunan pertumbuhanmi memprediksikan pertumbuhanya 5,9% hingga 6%.pertama angkanya mendekati 3 persen,maka target inflasi pemerintah sebesar 6,5persen untuk tahun ini saya perkirakantidak akan tercapai. Minimal angka inflasitahun ini akan mencapai 7 persen,”tuturnya, seperti dikutip Harian Kompas,Senin (12/2).Chief Economist Bank Negara Indonesia (BNI) ini, selanjutnya menambahkan,selain distribusi barang yang tergangguakibat banjir, laju inflasi juga didorongdaya beli masyarakat yang membaik.Sementara pada harian yang sama, pengamat ekonomi Standard charteredFauzi Ichsan menengarai peningkatanlaju inflasi tidak disebabkan faktor distribusi tetapi peningkatan harga-hargabahan pangan dan barang pascabanjir.Namun, kedua ekonom ini sepakat,bahwa kebijakan Bank Indonesia (BI)yang terus menurunkan suku bunga, berperan menjadi faktor yang semakin memicu peningkatan peningkatan laju inflasikarena jumlah uang beredar meningkat.Harapan untuk meredam laju inflasi,baik karena faktor distribusi maupunpeningkatan harga-harga, ternyata tidakmudah diwujudkan. Gagalnya penstabilanharga melalui operasi pasar (OP) beras,semakin memicu ekpektasi negatif konsumen akan harga beras yang masih akanterus membubung. Tidak hanya itu,berbagai kebutuhan pokok lainnya, seperti gula, telur, sayur mayur justru ikutikutan mengalami kenaikan harga karenasentimen negatif konsumen.Harapan Kepala BPS Rusman Heriawan agar laju inflasi tidak menguat akibatbanjir, ternyata tidak bisa dibendung. Ada3 (tiga) syarat dikemukakan Rusmanuntuk menghindari lonjakan inflasi.Pertama, dampak banjir hanya bersifatjangka pendek. Kedua, tidak terjadipembelian kebutuhan pokok secara berlebihan oleh masyarakat. Ketiga, distribusi lancar dan pasokan kebutuhanharian masyarakat Jakarta mencukupi.Penelusuran Berita Indonesia terhadapharga-harga, baik di pasar tradisional,warung-warung, serta pusat-pusat perbelanjaan memperlihatkan tren kenaikanharga barang-barang, khususnya kebutuhan pokok. Menurut para pedagang,kenaikan harga barang-barang ini disebabkan pasokan barang terhambatmasuk ke pasar karena banjir. Bahkansayur-sayuran yang dikirim petani keJakarta membusuk di dalam truk karenatertahan banjir.Produksi AnjlokKerugian akibat banjir dan efek dominoekonomi yang ditimbulkannya berakibatpada penurunan produksi. Faktor yangmemicu anjloknya produksi, dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian.Pertama, hilangnya sumber daya ekonomi(economy resource) sebesar Rp 5 triliun.Kedua, kerugian akibat mandeknya distribusi barang dan jasa yang memicu kelangkaan kebutuhan konsumen. Ketiga,kerugian akibat terjadinya hambatanberproduksi, baik sektor industri, pertanian, peternakan dan perikanan.Kelambanan kinerja perekonomiannasional, yang dipicu hilangnya ataurusaknya sumber daya ekonomi yangbesar akibat banjir, secara umum akanmemperkecil jumlah produksi. Dibutuhkan suntikan investasi baru sebesar Rp 5triliun untuk mengembalikan kinerjaproduski agar kembali seperti sebelumbanjir. Sebagian pelaku usaha yangmenjadi korban banjir, tidak dapat berproduksi secara maksimal sebelum kerugian mereka tergantikan dengan investasi baru. Mereka mungkin akanberproduksi, namun dalam kapasitas yanglebih rendah. Di pihak lain, sebagian pelaku usaha dibidang industri harus terlebih dahulumemperbaiki mesin-mesin produksi yangrusak akibat banjir. Perbaikan ini dapatberupa perawatan khusus hingga penggantian beberapa komponen mesin.Mereka akan berproduksi lebih cepat jikakerusakan mesin-mesin produksi merekadapat segera diperbaiki, namun akan lebihlama jika harus mendatangkan teknisi dansuku cadang dari luar negeri.Sementara sebagian pelaku usahalainnya menunda produksi karena bahanbaku industri mereka rusak akibat banjir.Mereka tidak dapat melakukan prosesproduksi sebelum adanya pasokan bahanbaku yang baru, baik dari dalam negerimau pun dari luar negeri. Hambatanberproduksi ini masih ditambah denganpamadaman listrik selama banjir hinggabeberapa hari pascabanjir.Di sektor pertanian, kerugian akibatbanjir diderita para petani di sekitarBogor, Depok, Tangerang, dan bekasi(Bodetabek), khususnya para petani sayurmayur. Selain produksi terakhir merekayang membusuk di truk-truk pengirimanakibat tertahan banjir sebelum memasukiJakarta, juga menghancurkan tanamatanaman mereka yang hampir panen.Para petani belum bisa segera berproduksikembali hingga mereka memiliki modaluntuk mengolah lahan-lahan mereka.Produksi padi tahun ini pun diperkirakan akan mengalami penurunan yangsignifikan, karena banyaknya lahanpersawahan yang terendam banjir. DiJawa Barat saja, tidak kurang dari 43.452hektar sawah yang terendam banjir dan 7hektar sawah di Sumedang dan Tasikmalaya mengalami puso.Secara nasional, Direktur JenderalTanaman Pangan Departemen PertanianSutarto Alimoesa memperkirakan130.000 hektar sawah tergenang banjir diseluruh Indonesia dan 35.000 hektar diantaranya puso saat banjir melandaSumatera beberapa waktu lalu.Pertumbuhan Ekonomi TergerusbanjirPersoalan-persoalan inflasi, turunnyanilai ekspor, dan anjloknya produksiakibat banjir pada awal Februari 2007,khususnya yang terjadi di Jakarta dandaerah sekitarnya, akan berakumulasipada satu persoalan paling strategis, yaknimengecilnya tingkat pertumbuhan ekonomi.Tono Prasetyantono memperkirakantingkat pertumbuhan ekonomi akan berkurang signifikan akibat bencana banjir awal Februari 2007. Ekspektasi pemerintah yang sebelumnya menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar6,3% pada PDB, hanya akan terealisasisebesar 5,9% pada tahun 2007. Sementara Fauzi Ichsan tetap optimisakan pencapaian pertumbuhan ekonomisampai akhir tahun 2007 sebesar 6persen pada PDB. „ MHfoto: repro gatra 
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45