Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 37


                                    BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007 37LENTERAsebelumnya, naik ke peringkat ketujuhterbaik sewilayah Provinsi Jawa Barat.Al-Zaytun mengemban motto sebagaipusat pendidikan dan pengembanganbudaya toleransi dan pusatpengembangan budaya perdamaian.Al-Zaytun konsisten memberikanpendidikan yang terbaik kepada seluruhcivitas akademika. Bahkan, Al-Zaytunterpanggil pula untuk meningkatkanpendidikan para karyawan, guru-guru,hingga memberikan kesempatan kepadawarga sekitar untuk mengecappendidikan persamaan ijazah denganmenawarkan kegiatan Kelompok Belajar(Kejar) Paket A, Paket B, dan Paket C.Kampus Al-Zaytun juga menjadi tempatmelaksanakan kegiatan tutorial kuliahjarak jauh bagi para mahasiswa Universitas Terbuka (UT).Direktur Jenderal Pendidikan LuarSekolah (PLS), Departemen PendidikanNasional (Depdiknas), Ace Suryadi,memahami betul konsistensi dan tekad AlZaytun untuk memajukan duniapendidikan. Karena kekaguman itulah Acemenyatakan berminat untuk bekerjasamalebih dalam dengan Al-Zaytun.Sebagai langkah awal, Acemenghibahkan bantuan blockgrantsenilai Rp 300 juta untuk membangunbeberapa gedung Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat (PKBM), terletak di wilayahIndramayu dan Sumedang dibawahbinaan Al-Zaytun.Tetapi Al-Zaytun rupanya akanmelangkah jauh melampaui blockgrantyang diberikan Ace. Gedung-gedungPKBM direncanakan Syaykh akandibangun di seluruh Indonesia, denganbiaya ditanggung sendiri tinggalpelaksanaan pengajaran saja yangdikerjasamakan dengan PLS.Ace melihat apa yang sudah dilakukanoleh Al-Zaytun terbukti adalahpengejawantahan dari program dan visimisi Ditjen PLS menyediakanpendidikan untuk semua. Karenakesesuaian visi itulah Ace berjanji masihakan bersedia menawarkan kerjasamayang lebih luas lagi, dan dengan jumlahblockgrant yang lebih besar demimengejar ketertinggalan Indonesiadalam membangun manusia. Syaykhpun bersedia saja demi kemajuanpembangunan pendidikan Indonesia.Ace yang diangkat menjadi Dirjen PLSsejak Mei 2005 tergolong sangat suksesmemberantas buta aksara. Bila padatahun 2004 jumlah buta aksara masih15,4 juta jiwa, tahun 2005 turunmenjadi 14,6 juta jiwa, dan tahun 2006turun lagi menjadi 13 juta jiwa. Merekayang mengidap buta aksara tersebar diwilayah Jawa Timur, Jawa Tengah,Jawa Barat, Sulawesi Selatan,Kalimantan Barat, NTB, NTT danPapua.Pemberantasan buta aksara adalahkerja keras yang sedang digenjot AceSuryadi. Dari jumlah pengidap butaaksara yang 13 juta jiwa tadi Aceberencana memangkasnya hinggaseparuhnya pada tahun 2009, atautersisa 7 juta jiwa saja. Dan jika programpemberantasan berjalan mulus, padatahun 2015 ditargetkan jumlahnyasudah nol persen.Kesepakatan-kesepakatan yangdituangkan UNESCO tahun 2002, dandalam Millenium Development Goalsitulah yang diadaptasi Ditjen PLSdengan melaksanakan enam programutama pendidikan nonformal. Yaitu,melaksanakan Pendidikan Anak UsiaDini (PAUD), Wajib Belajar PendidikanDasar 9 Tahun, Pendidikan KecakapanHidup (Life Skills), PendidikanKeaksaraan dan PendidikanBerkelanjutan, Pendidikan BerkeadilanGender, dan Peningkatan MutuPendidikan.Walau dalam nama dan tema yangberbeda-beda, keenam programsesungguhnya sudah secara konsistendilaksanakan oleh Al-Zaytun. Bahkanketika datang berkunjung untuk yangkedua kali ke Al-Zaytun, bersamaandengan kedatangan Wakil PresidenMuhammad Jusuf Kalla untukmerayakan Tahun Baru 1 Muharram1428 H di Masjid Rahmatan Lil’Alaminpada 20 Januari lalu, Ace Suryadi tibapada kesimpulan akhir.Dalam berbagai hal, Al-Zaytun sudahmemenuhi syarat untuk disebutberstandar internasional. Demikian puladengan semua yang diujikan di ujianakhir sekolah sudah menggunakanstandar internasional.Keberadaan Al-Zaytun yang terletak dipelosok desa sesuai pula dengan nafasUndang-Undang Sistem PendidikanNasional yang mengamanatkan setiapkabupaten diharuskan memilikiminimal satu sekolah berstandarinternasional baik itu SD, SMP, SMK,atau SMA. „ HTGedung perkuliahan Universitas Al-Zaytun Indonesia.
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41