Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 36
P. 43
BERITAINDONESIA, 26 April 2007 43BERITA DAERAHtap nasi (beras) sepanjang hidup mereka.Jadi tidak heran jika warga kampung itutak peduli tentang naik-turunnya hargaberas. Mereka menjalani hidup apa adanya, seperti yang diwariskan oleh nenekmoyang mereka. Dalam hal agama pun,mereka hanya mengenal kepercayaanPenghayat.Keseharian Suparsah dan keluarganyaadalah berladang di bukit di dekat rumahnya. Hampir setiap hari, dia berangkat keladang singkong karet—dari matahariterbit sampai terbenam. Tanaman singkong karet ini berumur setahun baru bisadipanen. Singkong ini sudah dibudidaya,sehingga mengandung banyak pati.Suparsah dan istrinya terlihat sehat,seperti pasangan muda. Raut wajah merekatampak berseri-seri ketika menyambutrombongan BKP (Badan Ketahanan Pangan) yang bertandang ke rumah mereka,menanyakan cara pembuatan rasi. Di pekarangan rumahnya terlihat tampi ukuranbesar yang berisi beragam bahan makanankhas kampung Cirendeu yang sedangdijemur, berasal dari singkong pahit.Makanan PokokWarga lainnya, Mak Uca yang berumurhampir seabad, masih lincah, dan aktifberbicara. Dia punya lima anak yangsudah berkeluarga yang memberinyabanyak cucu dan cicit. Hampir satu abadusianya, tak sekalipun Mak Uca mencicipinasi. Dia bertahan mengonsumsi rasi sesuai warisan leluhurnya. Tak sepintas pundia berpikir ingin mencoba makan nasi.“Tidak ada dalam benak saya untukmakan nasi. Sejak kecil sampai sekarangsaya hanya makan singkong,” katanya.Mak Uca tidak punya pikiran pergi keluardari kampungnya, atau naik kereta api keJakarta, seperti yang ditontonnya ditelevisi. Mak Uca hanya tamatan sekolahrakyat (SR). Dia hanya bisa menghitungsampai sebanyak jarinya, selebihnya diatidak tahu.Seorang pejabat di Deptan, Indra MuktiHarahap, memuji keteguhan warga kampung Cirendeu yang bertahan dari aruszaman dan patuh pada adat istiadat leluhurmereka. Indra Mukti Harahap mengatakankepada Amron dari Berita Indonesiabahwa mereka tidak peduli dengan kejadian di luar kampung mereka, apalagitentang kemelut beras. Dia pun mencobadendeng kulit dalam singkong karet.“Rasanya enak,” kata Indra. Dia penasaran ingin meneliti kandungan kulit dalamsingkong pahit, kok rasanya bisa enak.Pemukiman warga di kampung itu,tampak jauh dari kesan kumuh, meskipunmereka mengonsumsi rasi. Mereka umumnya sejahtera, karena kebanyakan wargamemiliki sepeda motor, bahkan banyakrumah berlantai dan berdinding keramik.Sekjen Departemen Perdagangan, EddySuseno, yang ikut di dalam peninjauan kedesa tersebut, menyangkal anggapan sebagian orang bahwa mengonsumsi singkong itu lantaran kelaparan. Makanan pokok itu katanya bisa beragam, nasi, singkong, ubi, jagung ataugandum. Tergantungpada tradisi masyarakat setempat.Eddy menyarankanagar pemerintahmemberi perhatiankepada masyarakat.Bagaimana merekabisa menambah penghasilan, menciptakanlapangan kerja danusaha untuk mengurangi pengangguran.Dia juga menyarankan agar makanankhas daerah ditingkatkan kualitasnya,kemasannya dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa masuk ketoko-toko, pasar swalayan dan mall, bahkan ke hotel-hotel.Makanan khas daerah perlu juga dihidangkan di meja-meja rapat pejabat dikantor-kantor pemerintah.Wali Kota Pekalongan, Mohammad Basyir Ahmad yang ikut dalam rombonganmembuktikan apa yang sudah didengarnya bahwa warga kampung Cirendeuhidup dari makanan pokok singkong.Basyir datang jauh-jauh dari Pekalongan,melowongkan waktunya untuk menemuiwarga Cirendeu. Ternyata warga Cirendeucukup sehat dan sejahtera, meskipunmakanan pokok mereka singkong pahit.Dia juga menyantap suguhan warga,berbagai menu makanan khas kampungCirendeu. Basyir salut atas kekukuhanwarga mempertahankan pola makananpokok mereka. Mereka sangat mandiridan tidak bergantung pada bantuanpemerintah.Apresiasi Pemasyarakatan KetahananPangan itu diikuti oleh aparat ketahananpangan dari seluruh provinsi. Selain Eddydan Basyir, juga hadir Asisten II WalikotaCimahi Hendra WS, Direktur Umbi-Umbian Deptan, Camat Cimahi Selatan danKepala Biro Bina Produksi Setda Jabar.Sukarti, wakil dari Palu, SulawesiTengah, menyayangkan minimnya kreativitas masyarakat setempat yang belummemperkenalkan makanan khas daerahnya kepada daerah-daerah lain. SesepuhCirendeu, Emeh menerima saran Sukarti,dan meminta Departemen Perdagangandan MUI Cimahi menindaklanjutinya.Warga perlu diberi bantuan dalam halkemasan dan peningkatan mutu produkagar pendapatan mereka bisa meningkat.Walikota Basyir Ahmad juga berjanjimenurunkan timnya untuk mempelajarimakanan khas Cirendeu, sekaligus membantu pemasarannya di Pekalongan. Sebenarnya, Basyir Ahmad secara diamdiam sudah mempromosikan makanankhas kampung Cirendeu sewaktu mengadakan rapat di kantornya. Makanankhas kampung Cirendeu dihidangkan untuk peserta rapat.Suatu waktu, BasyirAhmad memarahianak buahnya karenatidak bisa mendapatkan makanan khastersebut, tetapi diabisa memahami alasan anak buahnya,bahwa makanan tersebut sulit diperolehdi Pekalongan.Asisten WalikotaCimahi Hendra WSmengatakan bahwamakanan khas wargaKampung Cirendeu hanya dikonsumsi secara lokal, belum dipasarkan keluar. Namun dia berjanji untuk mengikutsertakanmakanan khas kampung ini pada setiappameran pangan tingkat daerah, provinsiatau nasional.Mereka memang pernah mengikuti pameran makanan berkelompok sebagairangkaian peringatan Hari Pangan sedunia di Makasar beberapa waktu lalu. Hendra mengatakan makanan khas Cirendeudiikutsertakan di dalam pameran tersebut,dan Kota Cimahi meraih juara ketiga.Masyarakat Cirendeu menyambutnya dengan tepuk tangan bergemuruh. RON/SHg dengan sesepuh masyarakat Cirendeu.Pengolahan kue singkong.foto-foto: berindo wilson