Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 43
P. 23


                                    BERITAINDONESIA, 02 Agustus 2007 23BERITA UTAMADrs. Ganda Upaya, MA:WAWANCARA Di Ambon terjadi insiden tarianCakalele. Di Papua terjadi penaikanbendera Bintang Kejora. Selanjutnya dideklarasikan Partai GAM diAceh. Fenomena separatisme model apa ini, bagaimana solusinya?Masalah separatisme sudah berlarutlarut hilang, timbul, hilang, timbul.Rupanya sangat tergantung situasi dalamnegeri. Ketika sistem politik Indonesia,dan sistem ekonomi kurang responsifterhadap berbagai aspirasi masyarakatmaka isu-isu (separatisme) itu, yang memang sudah ada di kepala (para pelaku)intelektualnya, dimunculkan kembali.Yang kedua, kita bisa melihat ada semacam keragu-raguan dari aparat negarauntuk bertindak. Dan itu diketahui olehtokoh-tokoh OPM, RMS. Kalau dilakukankekerasan akan menjadi isu terjadi pelanggaran HAM berat, dan itu justru akanmenimbulkan dukungan dari internasional.Tetapi yang menarik, kejadian di Ambon ternyata di negeri Belanda yang ikutdemonstrasi sedikit sekali orangnya. Bisadihitung dengan jari, dan itu orang-orangtua. Jadi isu ini tidak terlalu memperolehgaung yang besar. Itulah yang saya lihat.Mengenai perjuangan ideologimereka ingin membebaskan diri?Perjuangan ideologi selalu ada intelektual, ada ideologis. Sekarang ada organisasi yang internal ada yang eksternal.Sepanjang pemerintah daerah atau pusatdapat menunjukkan kesungguhan untukmemperbaiki kesejahteraan, dengan buktiyang nyata, saya pikir dengan sendirinya(itu) tidak akan mendapatkan dukunganwalau masih ada yang ingin terus mengibarkan bendera tiap tahun.Pengibaran bendera mereka katakansebagai ekspresi kultural. Tapi sayamelihat itu politik kultural. Karena mereka ingin menunjukkan sesuatu yang berbeda, identitas yang berbeda, dan memperjuangkan yang tujuannya adalah suatunegara yang memang lain.Yang menjadi persoalan dengan desentralisasi, dengan otonomi daerah(Otda), ada masalah-masalah yang dianggap tidak memuaskan. Misalnya di Papuamasalah Otsus, kita bisa melihat bahwapemerintah lokalnya tidak memuaskan.Di media massa yang pernah saya bacaada kasus ratusan milyar rupiah yangtidak pernah jelas bagaimana penyelesaian dan pertanggunganjawabnya. Kasusseperti itu seakan-akan pemerintah tidakada kaitan, padahal sebenarnya adakaitan. Karena dana-dana yang ratusanmiliar itu tidak sampai ke bawah.Yang menjadi sulit di sini bagaimanamenumbuhkan ekonomi kerakyatan.Karena masalah meningkatkan kesejahteraan, dilihat dari segi ekonomi, tidakPapua Perlu PendekatanSocial WelfareApakah skenario itu betul-betulterwujud? Apa sesungguhnyayang dibutuhkan Papua dimasa mendatang? Apa yangharus dilakukan pemerintah dalam upayameningkatkan kesejahteraan masyarakatPapua? Bagaimana kaitan kejadian Papuadengan rangkaian insiden tarian Cakaleledi Ambon, dan deklarasi pendirian PartaiGAM di Aceh?Berikut petikan wawancara HaposanTampubolon dan Amron Ritongadari Berita Indonesia dengan Drs Ganda Upaya, MA, staf pengajar pada Departemen Sosiologi, FISIP Universitas Indonesia, Jakarta, yang sudah melakukanpenelitian langsung ke tengah-tengahmasyarakat Papua.Untuk meredam gerakan separatisme, berdasarkan InpresNo. 5/2007 tentang Percepatan Pembangunan ProvinsiPapua dan Irian Jaya Barat, pemerintah menyiapkan danapembangunan sebesar Rp 17 triliun selama 2007. Dana itumelengkapi dana alokasi umum (DAU) yang Rp 11 triliun.Pemerintah berharap keinginan warga Papua untukmemisahkan diri bisa ditiadakan.foto: berindo amron
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27