Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 21
BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007 21BERITA UTAMASaudi, Korsel IndonesiaGede, Jakarta (24/7).Wakil Ketua Majelis UlamaIndonesia (MUI), Din Syamsuddin, yang juga Ketua UmumPP Muhammadiyah, mengatakan, kalau benar Arab Saudisampai melarang maskapai Indonesia terbang ke negaranya,itu merupakan tindakan sepihak dan tidak menunjukkansikap bersahabat. Menurut Din,selama ini tidak ada masalahdengan maskapai penerbanganIndonesia yang mengangkut jemaah umrah dan haji.“Saya mendukung sikap Menag Maftuh Basyuni yangmengancam tidak memberangkatkan jemaah haji, kalauGaruda tidak boleh masukArab Saudi. Tapi, saya sarankan, masalah yang ada dibicarakan dengan baik oleh kedua pemerintah,” kata Din.Timur Tengah adalah jalurpaling gemuk dalam rute penerbangan internasional maskapai Garuda. Direktur UtamaPT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, mengatakan, padarute ini khusus di peak seasonantara bulan April-Septembersaat berlangsung musim hajidan umrah, Garuda menambah empat penerbangan sehingga menjadi total 11 penerbangan setiap minggunya.Kata Satar, jumlah penumpang Garuda ke Timur Tengahmencapai sekitar 250 orangpertahun, sekitar 105 ribu orang diantaranya merupakanjemaah haji. Setiap tahun jemaah haji Indonesia yang menuju Arab Saudi mencapai lebih dari 205 ribuan, belum ditambah jemaah umrah, danratusan ribu orang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengadu nasib di negeri petrodollar tersebut.Tak mengherankan apabilaanggota DPR Alvin Lie Lingpao, yang memimpin KaukusPenerbangan di DPR, secarategas menyebut sikap kerasArab Saudi hanya dimaksudkan untuk mencaplok angkutan haji Indonesia. KataAlvin upaya pencaplokan sudah terlihat dalam beberapatahun terakhir. “Kalau sayamelihat, Uni Eropa memangmelarang karena didasari masalah keamanan. Tapi kalauArab Saudi, saya kira ini kepentingan bisnis. Arab Saudiingin mencaplok angkutan hajiIndonesia,” kata Alvin, politisisenior asal Partai Amanat Nasioanl (PAN). “Jadi, saya lihatArab Saudi hanya mendompleng Uni Eropa. Arab Saudihanya penumpang gelap.”Sebagaimana dilansir Alvin,memang, beredar isu tak sedapsudah dua tahun terakhir maskapai Saudi Arabian Airlinesberusaha memungut royaltisebesar 50 dollar AS per jemaah haji Indonesia yang menumpang pesawat Garuda Indonesia. Tetapi, Garuda Indonesia dengan tegas menolaknya sebab dirasa tidak logis.Sebab dari 205 ribu jemaahhaji Indonesia setiap tahunnya, terdapat 105 ribu yangmenggunakan Garuda. Bilaroyalti disetujui untuk dibayarkan, maka jumlahnya akanmencapai 5,25 juta dollar AS,setara Rp 47,250 miliar, sebuah jumlah yang tak sedikit.Sebagian besar jemaah hajitahunan Indonesia, sesungguhnya turut diangkut oleh maskapai Saudi Arabian Airlines.Angka yang lebih pasti diberikan oleh Pujobroto, KepalaKomunikasi Perusahaan PTGaruda Indonesia. Menurutnya, tahun lalu Garuda mengangkut 103.919 calon haji,tergabung dalam 274 kelompokterbang (kloter) termasuk 45kloter dari embarkasi haji Padang dan Palembang.Sedangkan Saudi ArabianAirlines mengangkut jemaahhaji Indonesia dari tiga embarkasi yaitu Surabaya, Batamdan Jakarta dengan perkiraan126 kloter.Walau demikian maskapaiSaudi Arabian Airlines dalamdua tahun terakhir memilikicatatan prestasi yang semakinmemburuk. Selama tahun2005, misalnya, setiap pesawatSaudi rata-rata mengalamiketerlambatan atau delay 27jam, dan selama tahun 2006catatan itu semakin burukmenjadi delay 31 jam.Belakangan, Tim General Authority of Civil Aviation (GACA)Kerjaan Arab Saudi akhirnyamemutuskan untuk tidak melarang maskapai penerbanganPT Garuda Indonesia untukterbang ke Arab Saudi (2/8).Tim yang terdiri lima orangGACA dan satu orang misiteknisi ICAO di Arab Saudi inidipimpin oleh Capt Berenji M.Rashad dan sejak 30 Juli 2007melakukan verifikasi auditkondisi keselamatan penerbangan Indonesia.Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman SyafiiDjamal, dalam verifikasi itumemang ditemui beberapaprotokol operasional penerbangan Garuda yang belum sepenuhnya sesuai aturan, tetapiini tidak menghambat ArabSaudi untuk tetap memberikanklarifikasi dan izin bagi Garuda.Tentang pernyataan yang diberikan Korea Selatan terhadap maskapai Indonesia, dalam hal ini Garuda Indonesia,sesungguhnya tak kalah sesaknya. Garuda dimasukkan kedalam daftar gelap bersamasama dengan berbagai maskapai asing lainnya. Kepada Garuda dimintakan perlu segeramemperbaiki keamanan penerbangannya.Kementerian TransportasiKorea Selatan memberi peringatan tersebut kepada Garuda, setelah mengecek keamanan khusus pada tujuh maskapai asing, termasuk GarudaIndonesia, dan menemukan 37kasus kegagalan standar keamanan.Akan tetapi, sebagaimanadiungkapkan Bambang S. Ervan, Kepala Pusat KomunikasiPublik, Departemen Perhubungan, sebetulnya baru padaMaret dan Juni 2007 lalu Garuda diaudit oleh otoritas penerbangan sipil Korea Selatandan tidak ditemukan ada masalah. “Garuda memenuhi semua standar dan regulasi dinegara Korea Selatan,” kataBambang.Korea Selatan memang berbeda dengan Uni Eropa danArab Saudi. Dalam operasionalrute penerbangan internasional, Garuda Indonesia menjalin kerjasama aliansi strategis di bidang pemasarandengan maskapai Korea Selatan. Karena itu, khusus tentang Korea Selatan bisa dengan cepat diatasi, cukup dengan diadakan dialog antarpejabat maskapai penerbangan tanpa melibatkan otoritaspenerbangan sipil di masingmasing negara. AM/RG/HTPetugas memadamkan pesawat yang terbakar.