Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007BERITA UTAMAMaskapai Berbenah di Tengah MPersoalan yang dihadapi duniapenerbangan Indonesia adalahlemahnya komunikasi di semua lini,dan buruknya aplikasi regulasi sistemkeamanan penerbangan sipil.al itu disampaikan Wakil KetuaKomisi V DPR RIyang membidangimasalah perhubungan daninfrastruktur, Yoseph Umarhadi, kepada Berita Indonesia.Politisi asal PDI Perjuanganini memberi jalan keluar, supaya pemerintah selaku regulator melakukan diplomasi total, dan komunikasi intensifdengan semua pihak yang berkepentingan di luar negeri.Sedangkan di dalam negeri,regulator dan operator harusmelakukan pembenahan totalsecara menyeluruh menyangkut seluruh aspek keselamatandan keamanan penerbangan,termasuk di dalamnya merevisi undang-undang penerbangan.Pembenahan total sangatdiperlukan mengingat semakin rumitnya persoalan yangbakal dihadapi dunia penerbangan Indonesia di masadepan. Sebagai contoh, selamatiga tahun terakhir pertumbuhan jumlah penumpangpesawat terbang dalam negeritumbuh stabil 20 persen pertahun. Tahun 2006, jumlahpenumpang domestik sudahmencapai 35 juta orang. Diperkirakan pada tahun 2010 ataupaling lama 2015 jumlahnyasudah mencapai 100 juta jiwa.Ketua Kaukus Penerbangandi DPR Alvin Lie mengatakan,sejumlah reaksi negatif luarnegeri terhadap penerbangannasional belakangan ini sesungguhnya justru menguntungkan pemerintah. Sebabpemerintah menjadi mendapat legitimasi kuat untuk menegakkan aturan penerbangandengan tegas dan tanpa kompromi. “Mumpung momentumnya sedang bagus,” uraiAlvin.Pengamat penerbangan Kemis Martono mengatakan, filosofi penerbangan adalahsafety sebagaimana tercantumdalam Pasal 44 Konvensi Chicago, yang menyatakan keselamatan adalah yang utama(Safety First). Karena itu, kataKemis, upaya peningkatan keselamatan transportasi udaraharus menjadi prioritas utamasemua pihak, baik regulatormaupun operator.Selama tiga tahun terakhirsejumlah kecelakaan pesawatterbang memang secara beruntun terjadi di Indonesia.Peristiwa yang sangat menyesakkan, sebab kejadiannyaberlangsung persis di tengahtengah keberanian sejumlahoperator untuk berupaya kerasnaik kelas menjadi pemaininternasional, atau paling tidak bermain di tingkat regional Asia Pasifik. Sejumlahkecelakaan yang terjadi menjadi berhikmah besar dalammenghantarkan para operatorsebagai pemain terkemukayang sangat peduli faktor keselamatan dan kenyamananterbang.Mandala Airlines, misalnya.Pionir industri penerbangansipil swasta ini didirikan tahun1969. Salah satu pesawatnyayakni penerbangan RI 091jatuh setelah lepas landas daribandara Polonia, Medan, Sumatera Utara pada bulan Oktober 2005. Sebanyak 99 penumpangnya tewas seketika,termasuk sejumlah tokoh besar republik ini dan puluhanwarga di sekitar lokasi kecelakaan.Mandala Airlines yangmengoperasikan enam pesawat Airbus A320, sembilanBoeing 737-200, dan duaBoeing 737-400, berencanaakan menerbangi rute internasional ke Singapura, Dili,Hongkong, Seoul, Tokyo, danPerth di Australia.Untuk merealisasi rencanajangka panjangnya, pada pameran dirgantara Paris AirShow 2007 di Le Bourget,Perancis, (21/6), Mandala Airlines sepakat memesan pesawat sebanyak 25 Airbus A320,HFleet Plan Garuda Indonesia akan diperkuat 25 unit Boeing 737-800.Lion Air siap menjadi operator regional berkelas dengan memesan 100 unit Boeifoto: indoflyer.net
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26