Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 27
BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007 27BERITA UTAMAbeberapa ketentuan-ketentuanyang berlaku selama ini. Dipihak lain, banyaknya kecelakaan yang terjadi lima tahunterakhir ini tidak luput dariperan regulator yang tidakatau kurang tegas dalam melaksanakan tugas mereka.Hasil yang DicapaiDunia penerbangan nasional, baik regulator maupunoperator, secara bertahap telahmenunjukkan niat baik untukbersama-sama memperbaikikondisi yang tidak baik ituuntuk berjalan bersama-samamenuju target error free performance.Perlahan-lahan sudah mulaiterlihat banyak perbaikan dalam pengelolaan flying safetymenuju zero accident. Itusebabnya baru-baru ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengeluarkanlagi pengumuman tentangpemeringkatan maskapai penerbangan nasional. GarudaIndonesia telah berhasil meningkatkan kinerjanya sehingga dinilai telah beranjak darikategori 2 ke kategori 1. Demikian pula beberapa maskapaipenerbangan lainnya yangtelah dapat dinilai baik dannaik ke peringkat kategori 2dan seterusnya.Semua yang terjadi tersebutdengan jelas menggambarkanupaya keras dari pemerintahuntuk menanggulangi krisiskepercayaan masyarakat pengguna jasa angkutan udara,sekaligus memperbaiki citrabangsa di mata internasional.Dari banyak upaya yang dilakukan, harus diakui kondisipenerbangan nasional belakangan ini telah ke arah yanglebih baik. Usaha Dephub menyosialisasikan hal itu kepadabadan-badan penerbangan dunia, antara lain dengan pihakInternasional Civil AviationOrganization (ICAO) dan Federal Aviation Administration(FAA) telah pula memperlihatkan hasilnya. Mereka serta merta mengulurkan tanganmembantu Indonesia dalamusahanya mencapai tujuankeselamatan dan keamananterbang.Mereka sangat berkepentingan memasukkan Indonesiadalam subsistem penerbanganinternasional sebagai bagiandari jaringan global kampanyeUniversal Safety ManagementSystem yang telah dikembangkan menyongsong era barukemajuan teknologi penerbangan di tahun-tahun mendatang.Mata internasional mulaimelihat Indonesia dalam sudutpandang yang positif, kecualiUE yang mungkin saja ketinggalan kereta dalam arus informasi dunia penerbangan Indonesia. Namun di balik itu semua, sudah sepantasnya kitamelihat pandangan UE terhadap Indonesia dengan sudutpandang yang positif pula.Dengan jiwa besar, seyogianyahal tersebut dapat menjadicambuk bagi dunia penerbangan Indonesia jangan puasdiri dulu. Akan tetapi denganpenuh tanggung jawab meneruskan apa yang diperolehdengan tiada henti meningkatkan keselamatan dan keamanan terbang.AntisipasiSudah saatnya Indonesiamengantisipasi lebih jauh lagitentang pengelolaan maskapaipenerbangan nasional. Perludipikirkan untuk lebih menyederhanakan jumlah maskapai yang ada dengan mengelompokkannya pada hanyabeberapa maskapai penerbangan. Pengelompokan yangmungkin disesuaikan denganbesar investasi dan kinerjaperusahaan yang ditunjukkandan jenis perusahaan. Barangkali Garuda Indonesia, Pelitadan Merpati dapat digabungkan menjadi satu perusahaankarena mereka sesama perusahaan BUMN dan demikianpula dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Dengan demikian, diharapkan hanya akanada lima atau enam maskapaipenerbangan nasional. Hal ituakan dapat lebih memudahkanproses interaksi antara regulator (Dephub) dan operator(maskapai penerbangan).Pembagian rute dan jaringan penerbangan dalam negeri,kawasan ASEAN, dan dengannegara-negara lainnya dapatdibagi dengan saling menguntungkan. Di samping itudapat pula mengeliminasi persaingan yang tidak sehat antarmaskapai penerbangan. Sekaligus meningkatkan posisitawar maskapai dengan negaralain dan dengan pabrik pembuat pesawat terbang. Demikian pula dengan institusi terkait, seperti pihak penyewaanpesawat terbang dan asuransi.Mudah-mudahan dengankesadaran yang tinggi darisemua pihak yang berkaitandengan penyelengaraan industri penerbangan nasionaldunia penerbangan kita dapatpulih kembali seperti sediakala. Indonesia dengan letakstrategis geografisnya tidakdapat memiliki pilihan lainselain menjadi bagian yangutuh dari jaring penerbanganinternasional yang menghubungkan kawasan-kawasanpenting dari tempat-tempatstrategis lainnya di belahanbumi ini. Hal tersebut tidakdapat terselenggara denganbaik tanpa terlebih dahulumembenahi jaringan penerbangan domestik. Siapa punyang menilai Indonesia danapa pun penilaiannya terhadap kita, yang penting adalahkemauan kita sendiri untukmembenah diri menuju errorfree performance dalam penyelenggaraan transportasiudara yang merupakan bagianyang utuh dari sistem penyelenggaraan transportasi nasional secara keseluruhan.* Oleh Chappy Hakim. Penulisadalah Chairman Indonesia Strategicand Research Institute (Indset) danMantan Ketua Tim Nasional EKKT.Maskapai yang sama-sama BUMN sebaiknya digabung.Regulator secara bertahap telah memperbaiki kondisi menuju target error free performance. foto: berindo wilson