Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007 35LENTERAangng Kuatotomatis mengurangi kebodohan.Setelah kemerdekaan telah mencapai 62tahun, Syaykh berkesimpulan dalamkapasitasnya sebagai seorang pendidik,bahwa tidak ada yang salah dalamsistem pendidikan untuk prosespencerdasan bangsa ini. Hanya saja,bahwa sesuai dengan jiwa, inti dari lagukebangsaan itu, yang dibangun harusmenyeluruh. Semua harus dibangun.Jiwa, badan dan banyak aspek yangharus dibangun, termasuk aspekpemakanan (asupan atau konsumsi).Syaykh mempunyai dasar kuat dalampemikiran itu, karena realitas sistempendidikan yang dibangunnyaberdasarkan filosofi sebuah pesantren,ketika semua tenaga dan pendidik sertaanak dididik menjadi sebuah kesatuanyang harus hidup berkembang dalamkemandirian dan keterpaduan.Membangun dan terus mengembangkandiri hingga Kampus Al-Zaytun yangdidirikannya menjadi sebuah lembagapendidikan berskala global namun tetapberbasis ekonomi pedesaan. Daripedesaanlah, dasar dalam membangunbangsa. Karena itu, desa harus menjadisebuah kekuatan ekonomi yang mampumemberi asupan makanan dan gizi yangbaik dalam membekali upayapencerdasan bangsa. Itulahpembangunan badan dan pemakananyang dimaksudkan Syaykh.“Kalau kita sudah membangun aspekbadan, aspek pemakanan (asupan),hendaknya dari awal tidak pernahputus dan tidak boleh putus. Orangtidak boleh mengabaikan aspekpemakanan. Pemakanan atau makananitu harus aktual karena yang diperlukanoleh fisik atau badan tidak sesederhanaseperti yang dipikirkan banyak orang.Kita hanya berpikir, makanan seginicukup dan tidak memikirkan bahwakecerdasan itu didasari oleh makananyang bisa mencerdaskan. Bagaimanabangsa Indonesia bisa cerdas jika harihari memikirkan untuk impor beras.Bagaimana bisa cerdas, jika hanyamemikirkan untuk mengimpor susu.Tidak pernah berpikir agar peternakandi Indonesia ini menjadi sumber untukmembangun badan bangsa,” ucappemimpin Kampus Al-Zaytun yang kinitengah membangun proyek wadukWindu Kencana di lahan pertanian danpeternakan terpadu, menanam jenispadi unggulan dan hamparanpeternakan sapi berskala besar.Setengah Liter Susu Per HariSyaykh sangat menyayangkan danmerasa sedih ketika Pemerintah/Departemen Pertanian telahmenyebutkan jumlah ternak sapi perahdi Indonesia hanya ada sekitar 300.000kepala. “Sedangkan untuk membangunbangsa yang cerdas, asupan susu tidakboleh kurang dari setengah liter perhari per orang dari yang nol tahunhingga usia dewasa,” ujar Syaykh.Jika itu yang diharapkan, berapa sapiyang diperlukan dalam memenuhikebutuhan tersebut? Syaykhmenyebutkan, jika satu ekor sapimenghasilkan 10 liter susu maka yangdibutuhkan perhari adalah sekitar 125juta liter bagi setiap insan bangsaIndonesia yang jumlahnya 250 jutaatau membutuhkan 12,5 juta kepalasapi yang laktasi.“Sedangkan kita baru mempunyai300.000 kepala. Itupun belum tahukualitasnya. Mengimpor susu pun,belum tahu susu apa yang diimport.Maka terjadilah vakum kecerdasan,karena tidak ditata secara sistematis.”Syaykh berpikir, sebaiknya Indonesiatidak mengimpor susu melainkanmengimpor pabrik susu. Pabrik susuyang dimaksud Syaykh adalah ternak.“Jadi imporlah ternaknya. Bukansusunya. Kita tidak mendapatkankelebihan apa-apa kalau kitamengimpor susunya. Kalau kitamengimpor ternak, setelah minum susu,kita makan dagingnya, karena setiapSyaykh Al-Zaytun, AS Panji Gumilang foto: berindo wilson
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39