Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 37
BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007 37LENTERAChina sebagai sebuah negara baru yangtampil dalam percaturan ekonomidunia, telah mempersiapkan jauh-jauhhari dengan disiplin.Orang selalu mengatakan, Mao TseTung (Mao Ze Dong) adalah penjahatyang jelek berideologi komunis. NamunMao Tse Tung berhasil mempersiapkanbangsanya menjadi bangsa yangberdisiplin, bangsa yang tahu harga diri.Mao Ze Dong tidak putus dan disambutoleh penerusnya (Dheng Xiao Phing).Dia inovator, tidak monotonmenjalankan itu, walaupun sama-samakomunis. Tidak menurut petunjukbapak Mao atau ketua Mao. Tapi karenamenjadi pemimpin, dia memperbaruidiri dan juga untuk rakyatnya.Dheng Xiao Phing menganggap, apayang telah dilakukan pendahulunyasudah cukup. Revolusi Kebudayaansudah selesai, budaya bangsa, disiplinbangsa sudah terbentuk, maka diatinggal bicara soal ekonomi.Menurut Syaykh Panji Gumilang,perubahan di China memang telahterjadi drastis di era Dheng Xiao Phing.China tidak lagi kaku denganideologinya dalam membangun ekonomibangsa. Dheng mengajak negerinyamemasuki percaturan ekonomi global ditengah kontroversi karena pahamideologi negaranya yang terus disikatoleh negara-negara Barat. Maka dia punmempersiapkannya dengan tidak lagifanatik pada ideologi negaranya. Dhengmelakukan terobosan besar. Tercetusfilosofi yang dianggap cerdas: “Jika maumenangkap tikus, jangan memilih jeniskucing. Kucing apa saja boleh dipakai.Mau kucing belang, merah, kuning.Yang penting dia pintar menangkaptikus.”Hal itu disosialisasikan dan langsungdipahami oleh bangsanya. Dengan tidakpernah mencaci para pendahulunya,mereka mempersiapkan diri di tengahglobalisasi. Maka ketika tumbuh dalampercaturan tersebut, China menjadisebuah negara yang mulaidiperhitungkan, menyusul macanmacan Asia lainnya seperti Jepang danKorea.“Impor China dari Amerika sekarangjauh lebih kecil dari ekspornya,” kataSyaykh menjelaskan indikasi kemajuanChina.”Mengekspor tiga kali lipatdengan perbandingan 100 dengan 31.Apalagi dengan negara lain?Nasionalisme China begitu tinggi,namun tidak lagi fanatik padaideologinya. Ketika merekamenginginkan sesuatu, maka diundangpara investor. China menyediakantanahnya tanpa harus dibayar.Sebaliknya, menyiapkan jalan danberbagai infrastruktur agar semualancar. Jika ada yang menanam modal 1miliar, investor cukup mengeluarkan500 juta saja dan separuhnya bentukpinjam. Perizinan yang selalu dibantu,tidak berbelit dan murah. Penanammodal tidak disusahkan oleh saranauntuk ekpor impor karena mereka tidakperlu mencapai pelabuhan yang jauhjauh. Sungai-sungai besar dibuatkanakses menuju kiri-kanan pabrikKetika China sudah dalam posisidemikian, mereka canangkan denganketetapan bahwa bangsanya harusminum susu minimal setengah liter perorang per hari. Maka Chinamengonsumsi hingga 650 juta liter perhari. Dari mana susu tersebutdidatangkan?Industri, investor dan pabrik-pabriktelah banyak. Setiap karyawandiwajibkan minum susu, sementarakaryawan itu sendiri sebagian besaradalah rakyat China. Para industriawanitu pun berpikir dari pada mahalmengimpor susu, lebih baik merekamendatangkan sapinya dan dipelihara dinegeri China. Maka negeri itu menjaditumpukan sapi penghasil susu. Makabangkitlah harga susu. Indonesia kenaimbasnya karena harga susu menjadinaik.China menurut Syaykh menjadibangsa yang cerdas. Mereka beranimenghukum menterinya yang salahkarena tidak memberikan penelitianyang jelas untuk produk-produknyayang membahayakan manusia. Ketikabangsa kita baru meributkanproduknya, menteri yang berurusandengan industri pangan di sana sudahdihukum mati.Namun yang patut dipujikehebatannya adalah, China selalutenang dan tidak menganggap jumlahpenduduknya yang besar itumenyusahkan. Namun di-manage.Mereka yang kawin tidak boleh punyaanak lebih dari satu.Syaykh menyebutkan, bahwa jumlahpenduduk yang banyak di Indonesiaadalah rahmat dan bukan beban yangdikeluhkan, sebaliknya merupakanpotensi. Syaykh mencontohkan jika kitamemproduksi sandal jepit. Orientasinyatidak untuk ekspor tapi untuk konsumsidalam negeri. “Sandal jepit saja dijualkepada penduduk yang berjumlah 230juta jiwa, dan sebulan cukup dengansatu buah sandal jepit.”Syaykh mencontohkan potensi itusebagai pasar karena rakyat punya dayabeli. Syaykh mengatakan, pemikiranyang mengglobal tidak membuatnasionalisme hilang.“Kita harus meresponsinternasionalisme tanpa harus hilangrasa nasionalisme. Kan tetap bangunlahjiwanya, bangunlah badannya untukIndonesia Raya.”Sebaliknya, nasionalisme juga bukanCauvinisme, kata Syaykh. Nasionalismeadalah keterbukaan sebuah bangsauntuk menerima peradaban. Nah,peradaban jangan dibatasi. Manusia itusama, sebab tidak ada seorang punmanusia yang ingin sengsara. Apapunmanusianya, entah putih atau hitam.Yang kate yang gagah, semuanya inginSyaykh berbincang dengan Pemimpin Redaksi Majalah Berita Indonesia