Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 44
P. 46
46 BERITAINDONESIA, 23 Agustus 2007BERITA TOKOHProf. Gumilar R. Somantri, Ph.DRektor UI 2007-2012Jusuf KallaTerima Gelar DoktorWakil Presiden Haji Muhammad Jusuf Kalla tak perluberlama-lama kuliah, apalagi sampai mengikuti ujiandengan disaksikan banyak orang dan disorot kameratelevisi segala untuk meraih gelar doktor.ukup datang ke Kuala Lumpur,ditabalkan gelar doktor kehormatan Honoris Causa bidangekonomi, lalu barulah ia dipersilakan menyampaikan orasi ilmiah, yangdiberinya judul, “Arah Ekonomi Indonesia, Dalam Konteks dan Regional”, berlangsung di Universitas Malaya (UM), Malaysia, Sabtu (21/7).Kalla, begitu dihormati di negeri jirankarena sumbangsihnya yang begitu besaruntuk memajukan perekonomian global.Penganugerahan gelar doktor dilakukanoleh Paduka Seri Sultan Perak DarulRidzuan Dato‘ Rafiah Salim di Aula TunkuCanselor, Universitas Malaya, KualaLumpur. Di kampus itu pula Kalla, orangke delapan yang pernah menerima gelarkehormatan doktor ekonomi dari Universitas Malaya, dinobatkan sebagai mahasiswa kehormatan.Dengan kelugasannya bertutur kata,Kalla membeberkan rahasia mengapaakhirnya ia berkenan menerima gelardoktor kehormatan, dari negeri tetanggapula. Ia menyebutkan, sesungguhnya,sudah berulangkali kampus dari dalammaupun luar negeri menawarinya gelar,termasuk dari almamater UniversitasHasanuddin (Unhas), Makassar.Saat berbicara kepada ratusan mahasiswa Indonesia, yang berkumpul menyambutnya di Hotel Prince, Kuala Lumpur, Kalla mengatakan, awalnya menolaktawaran dari konselor UM. Akan tetapi,setelah diketahuinya bahwa Unhas, padabulan September ini akan memberikan gelar kehormatan di bidang kebudayaan kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia,Datuk Seri Nadjib Tun Razak, maka, Kallapun tak kuasa lagi untuk menolak tawaranulang dari UM. Terlebih, yang menawarinya kali ini adalah Datuk Seri NadjibTun Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia, yang setara dengan jabatannya dipemerintahan masing-masing.Dalam orasinya, Kalla menyinggungsoal anggaran pendidikan yang dituduhtidak prorakyat. Lalu, nasib guru yangdisebut-sebut ditelantarkan oleh negara,serta ujian nasional (UN) yang saratkontroversi.Kalla mengatakan, justru pemerintahannyalah yang paling tinggi dalam mengalokasikan anggaran pendidikan. Faktanya, anggaran pendidikan dari tahun-tahun sebelumnya hanya berkisar Rp 16triliun, naik drastis menjadi Rp 44 triliun.“Itu semua kita lakukan agar bangsa inimenjadi bangsa yang cerdas. Dulu, Malaysia belajar ke Indonesia. Malah guru-guruMalaysia belajar di negara kita. Sekarangkita yang belajar ke Malaysia. Inilah, yangmembuat kami memberi perhatian yangserius terhadap sektor pendidikan,” kataKalla, yang dikenal sebagai tokoh perdamaian karena aktif merancang perjanjianperdamaian Malino di Poso, serta merintisperjanjian damai Helsinki antara pemerintah Indonesia-GAM.Jusuf Kalla juga menyebut dirinyalahyang “pasang badan” agar UN tetap diberlakukan hingga kapanpun, kendati ditentang banyak pihak. “Makanya, biarada demo, saya tidak peduli. Saya tetapberkomitmen untuk melanjutkan UN.Anda boleh tidak setuju. Anda bolehdemo setiap hari. Tetapi UN tetap jalanterus. Pokoknya tidak ada urusan. Bangsa ini harus tampil sebagai bangsa yangcerdas,” ucap suami dari Mufidah JusufKalla. HTDekan Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik Universitas Indonesia(FISIP-UI), Prof. Drs. Gumilar Rusliwa Somantri, Ph.D berhasil menerobos dominasi FK-UI untuk tampilmenjadi pemimpin tertinggi sebagairektor di kampus riset ini untukperiode 2007-2012.Kata kunci keberhasilan priakelahiran Tasikmalaya, Jawa Baratpada 11 Maret 1963, ini rupanyaterletak pada ketegasannya untukmenyatakan bahwa kesejahteraanpara karyawan dan dosen harusmenjadi perhatian apabila kelakterpilih.Sejak Majelis Wali Amanat (MWA)UI yang dipimpin oleh dokter Purnomo Prawiro, sehari-hari menjabatPresident Direktur Blue Bird Group,melakukan penilaian para kandidatpada Rabu (11/7), nama Gumilarsudah melambung jauh. Ia meraihsuara terbanyak 18 suara, diikutiProf. Soetanto Soehodo, WakilRektor I 12 suara, dan Prof. Hasbullah Thabrany, Dekan FakultasKesmas, 9 suara.Ketika akhirnya pemungutansuara untuk memilih rektor definitifberlangsung Jumat (20/7), di BalaiSidang UI Kampus Depok, kemenangan suami dari Dra. Nenden D.Y.W. Wasita Kusumah ini semakintelak. Dari 30 suara pemilih, Gumilarberhasil memperoleh 25 suara, ataumencapai 85 persen, diikuti empatsuara yang memilih Soetanto (13,68persen), sisanya satu suara abstain,sedangkan Thabrany akhirnya takmemperoleh suara sama sekali.Sebaran suara ini menunjukkanMendiknas Bambang Sudibyo, sebagai anggota MWA UI dari unsurpemerintah yang memiliki 10 suara,C