Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 25


                                    BERITAINDONESIA, 08 November 2007 25BERITA UTAMAkemiskinan. Transportasi adalah bidang jasa yang bisa dimasuki oleh siapa saja baik pengusaha besar hingga merekayang hanya bermodalkan jasatenaga fisik seperti porter dipelabuhan laut atau bandara.Pekerjaan Umum Pro RakyatMenteri Pekerjaan Umum(PU) Djoko Kirmanto merupakan pimpinan departemenyang memiliki tugas khususmembangun berbagai proyekinfrastruktur. Sayang sekaliperan itu sering dilupakan olehinsan PU. Padahal pembangunan infrastruktur jalan,jembatan, pelabuhan, air, pemukiman dan lain sebagainyamerupakan cara yang efektifmenata kehidupan komunitasmasyarakat supaya lebih baik.Dalam membangun infrastruktur itu, PU berkesempatan mempekerjakan banyaktenaga kerja masyarakat darilapisan bawah.Pasca krisis ekonomi, pembangunan PU memang nyaristerhenti. Bahkan, untuk bisamemelihara prasarana yangsudah ada saja sudah dianggapsebagai keberhasilan maksimal. Maklum, sebelum krisisPU lebih banyak memenuhipermintaan para pemodal,tetapi melupakan aspek kepentingan rakyat banyak. PUbanyak membangun jalan rayahingga jalan tol tetapi lupabahwa banyak persimpangantermasuk perlintasan keretaapi yang tak diperlengkapi underpass atau fly over. “Lupa”itu seolah sengaja didesainagar menimbulkan kemacetanuntuk menggiring penggunakendaraan memasuki jalan tol.Pekerjaan Umum ke depanhendaknya berorientasi kepadakepentingan khalayak umumsebagaimana keberanian (mantan) Gubernur DKI JakartaSutiyoso dalam membangunjalur khusus bis atau busway.Dengan busway terjadi penyempitan jalan tetapi rakyatbanyak diuntungkan karenamemperoleh alternatif angkutan umum yang berkualitas,nyaman dan relatif murah.Tinggal pemilik kendaraanpribadi bersedia atau tidak meninggalkan egonya, denganmemanfaatkan sarana transportasi umum baru tersebut.Wapres Jusuf Kalla menilaikinerja Menteri BUMN yangbaru, Sofyan A. Djalil cukupbaik. Sofyan dinilai Wapresditerima dengan baik oleh semua kalangan. Tetapi Menteriyang baru ini masih suka kepeleset dalam menelurkan kebijakan atau pernyataan yangkurang produktif, sebagaimanadia lakukan di tempat lama saatmenjabat Menkominfo.Begitu dilantik menjadiMenteri BUMN, misalnya, Sofyan segera melansir pernyataan akan menyelesaikan perombakan direksi dan komisaris 60 lebih BUMN dalamwaktu sebulan. Juga pernyataannya akan melikuidasi kementerian BUMN dan menjanjikan semua pegawai kementerian ini akan memperoleh penghasilan berlipat kaliganda sebab mereka akan digeser menjadi pegawai BUMN.BUMN yang jumlahnya ratusan disebutkan akan dirampingkan. Bahkan, Sofyan punya ide menggabungkan BTNdengan salah satu bankBUMN, dengan menurunkanderajat BTN menjadi divisiproperti. Semua pernyataanSofyan memang baik namunkurang memperoleh tempatsehingga sedikit saja yang terealisasi.Sofyan Djalil menerima warisan mengelola KementerianBUMN dari pejabat lama, Sugiharto. Sugiharto awalnyadiangkat sebagai portofolioPartai Persatuan Pembangunan (PPP), namun belakanganmengaku sebagai profesional.Ketika tuntutan perombakankabinet mencuat, Sugihartoharus dikorbankan untukmemberikan tempat kepadacalon lain yang lebih kuatcantelan politiknya. Padahalpada era Sugiharto, PresidenSBY pernah memuji-muji kinerja BUMN yang semakinmembaik. Pujian ini tentumenjadi beban tersendiri bagipewarisnya.Ketika membuka RapatKoordinasi BUMN 2007 padaApril 2007, Presiden menyebutkan beberapa indikasi perkembangan BUMN yang positif, antara lain meningkatnyalaba bersih di atas 20 persenpada tahun 2006, peningkatandeviden, dan pajak yang disetorkan ke APBN. Peran BUMNdalam pasar modal juga menunjukkan peningkatan yangsemakin luas. Jumlah BUMNyang merugi terus menurun,tinggal 20 BUMN yang masihmemerlukan perbaikan dengan nilai kerugian yang terusmengecil.Setelah pada 2006 pemerintah terpaksa melakukan penambahan penyertaan modalpada sejumlah BUMN, Presiden SBY berharap hal itutidak akan terjadi lagi di kemudian hari. Memang, dari139 BUMN yang dimilikipemerintah, belum semuanyamampu memberikan keuntungan pada negara. SebagianBUMN masih perlu ditingkatkan kinerjanya karena berpotensi membebani fiskal.Pengurangan jumlah BUMNdari 158 pada dua setengahtahun lalu menjadi 139 BUMNpada tahun ini, dikatakan Presiden merupakan bagian dariproses restrukturisasi. Karenaitu SBY sangat berharapBUMN yang ada betul-betulsehat, tumbuh dan memberikan keuntungan sebesar-besarnya kepada negara danrakyat dengan tata kelola yangbaik. BUMN diharapkan dapatmeningkatkan efisiensi danbebas dari segala bentuk intervensi non korporasi. Juga agarBUMN mampu bersaing dipasar regional maupun global.Dengan keunggulan dan dayasaing yang dimiliki, BUMNakan mampu memberikankontribusi maksimal bagi keuangan negara. Bukan sebaliknya, membebani fiskal dan keuangan negara. Sebagai entitasbisnis yang dimiliki oleh negara, BUMN perlu memperolehperlakuan yang sama, sebagaimana perusahaan swastaagar BUMN bisa bersaing padalevel yang sama dengan perusahaan swasta.Yakin dan OptimisMeningkatkan pendapatan37,17 juta masyarakat miskin,menyediakan lapangan kerjabagi 10,4 persen pengangguran dari total angkatan kerja,serta menggerakkan investasilangsung menggantikan investasi di pasar uang, menjadiagenda utama dalam sisa duatahun pemerintahan SBY-JK.Iklim sosial politik dan kehidupan yang demokratis sudahsangat kondusif untuk mencapainya. Ketiganya saling terkait satu sama lain. Memberantas kemiskinan mustahiltanpa pertumbuhan ekonomiyang tinggi dan pemerataan.Pertumbuhan juga mustahiljika tanpa investasi langsung.Menghadapi semua itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah yakindan optimis, mengingat semuamasalah pokok yang dihadapiitu terus ditangani oleh pemerintahan sekarang ini. “Lihatsaja infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, danlistrik. Itu kita kerjakan dengan merombak alokasi anggaran yang tahun ini maupunke depan meningkat besar sekali,” kata Jusuf Kalla kepadapers di Padang Sabtu (20/10),mengomentari tepat tiga tahunusia kepemimpinannya bersama Presiden SBY. “Memanguntuk meningkatkan lapanganpekerjaan dan mengurangi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi mau tidak mau tidak cukup dengan 6,0 persen. Harusdi atas 7-8 persen seperti India dan Vietnam. Tidak bolehpertumbuhan kita kalah dengan mereka karena potensibangsa kita sebenarnya juauhlebih besar,” urai Kalla. „ HTJusman Syafii Djamal Sofyan A. Djalil foto: dok. dephub foto: dok.tokohindonesia
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29