Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 34


                                    34 BERITAINDONESIA, 22 November 2007 L ENTERA34Lenteramaju terus menyalahkan negaraberkembang, khususnya Indonesia,karena dianggap lalai menjagakelestarian hutannya. Padahalkerusakan hutan di Indonesia bukanpenyebab utama emisi karbon. Yangterjadi adalah negara-negara majumemproduk karbon secara besarbesaran, sementara daya serap alamihutan untuk menetralisasi buangankarbon itu semakin menurun.Jadi sebenarnya yang harus dilakukannegara-negara industri maju adalah ikutbertanggung jawab mengurangi buangankarbon dan ikut membayar pemeliharaanhutan, terutama hutan tropis sebagaiparu-paru dunia. Contoh konkritnya,setiap batang pohon yang tumbuh mekardi Indonesia harus dibayar ‘retribusinya’Al-ZaytunLaboratoriumAlam Terpadu= Reportase Bagian Satu =Oleh Ch Robin SimanullangReporter Majalah Berita IndonesiaMenjelang penyelenggaraan Conference ofParties Ke-13 United Nations FrameworkConvention on Climate Change, 3-14Desember 2007 di Denpasar, Bali, beritapelestarian alam dan lingkungan hidup terasaamat aktual dan perlu. Terutama denganterjadinya pemanasan global (globalwarming) yang berakibat pada perubahaniklim (climate change) belakangan ini amatmerisaukan dunia. Dalam kaitan ini, apa yangdilakukan lembaga pendidikan terpadu AlZaytun dalam menata alam dan lingkunganhidup sekitarnya dapat dijadikan contoh,sebagai sebuah pembelajaran alam terbuka,atau laboratorium alam terpadu.Perubahan iklim sebagaiakibat pemanasanglobal (globalwarming), disebabkanmeningkatnya emisi karbon,akibat penggunaan energi fosil(bahan bakar minyak dansejenisnya, yang tidak dapatdiperbarui). Sesungguhnyaadalah negara-negara industrimaju sebagai penghasil karbonterbesar penyebab utamapemanasan global itu. Namunnegara berkembang, termasukIndonesia, ikut jugaberkontribusi. TerutamaIndonesia sebagai negeri tropiskurang memelihara hutannyayang berfungsi sebagai paruparu dunia. Walaupun tidak adil bilanegara-negara industri maju sebagaipenghasil karbon terbesar cenderunghanya menyalahkan Indonesia danmenekan Indonesia untuk memeliharahutan tropisnya, sementara merekatidak mau ikut ‘membayar’pemeliharaan hutan tropis itu.Memang, saat ini kemampuan serapalami hutan terhadap kandungankarbon di udara (menetralisasi buangankarbon terutama dari negara industrimaju) sudah makin menurun. Peranhutan yang sebenarnya diandalkanuntuk pengendalian kenaikan suhuataupun peredaman gas rumah kaca(GRK) sudah semakin tidak memadai.Dalam kondisi ini, sesungguhnyatidak berkeadilan jika sikap negara
                                
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38