Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, 22 November 2007Kaum Muda (Belum) BoKaum muda dan kaum tuawacanakan ’perebutan’kekuasaan. Masing-masingbenar sendiri. SumpahPemuda menjadi kehilanganmakna.Peringatan serupa berlangsung dihalaman Gedung Arsip Nasional, Jakarta.Kaum muda berikrar di halaman GedungArsip Nasional, dengan mengambil tema“Saatnya Kaum Muda Memimpin”, dilatari oleh keprihatinan mereka terhadapkondisi bangsa yang belum kunjung pulihdari krisis.Budiman Sudjatmiko, Ketua UmumDPP Relawan Perjuangan Demokrasi(Repdem), mengatakan, Hari SumpahPemuda seharusnya menjadi momentumbagi kaum muda untuk dapat membentukkarakter bangsa yang memiliki etos kerjadan daya saing global.“Sayangnya, potensi besar untuk membentuk karakter bangsa tersebut olehkaum muda belum optimal. Karena belumlancarnya proses regenerasi kepemimpinan politik,” kata Budiman, yang pernahmenggegerkan peta politik nasional saattampil memimpin Partai Rakyat Demokratik (PRD), dan partai ini dituduh olehrejim Orde Baru sebagai dalang peristiwakerusuhan berdarah 27 Juli 1996 (Kudatuli).Pengelola lembaga riset ResPublika,yang juga aktivis PDI Perjuangan inimenyebutkan, tantangan yang harusdiatasi kaum muda Indonesia hari iniadalah membuat Indonesia berdaulat.Yakni, berdaulat atas tanah air dan segalayang terkandung di bawahnya, untukeringatan Hari Sumpah Pemuda ke-79 yang jatuh padaMinggu 28 Oktober 2007, dijadikan momentum oleh para politisi yang masih berusia muda untukmencoba mengukuhkan eksistensi dalamjagat perpolitikan nasional. Kaum mudarata-rata memiliki sikap senada, merekasudah saatnya memimpin bangsa. Bahkansatu dua orang di antara mereka beranimendeklarasikan diri sebagai calon presiden alternatif pada Pilpres 2009.Keberanian demikian sangat membanggakan. Tetapi sayang tetap saja keinginanitu masih kurang bergema di kelompokkaum tua. Sebab menjadi pimpinannasional di era modern tidak mudah.Dibutuhkan lebih dari keberanian.Pemuda Indonesia tahun 1928 beranimelakonkan gerakan memerdekakan Indonesia. Pemuda jaman sekarang lantasmeniru tetapi hanya modal beraninyasaja. Padahal ada hal lain yang juga turutmenentukan, yakni popularitas. Danuntuk mendongkrak popular itu dibutuhkan uang besar.Sebagaimana dicontohkan SutrisnoBachir, Ketua Umum DPP Partai AmanatNasional (PAN), yang mengaku masihsangat sulit untuk muncul menjadi capresalternatif pada Pilpres 2009. SutrisnoBachir yang menyingkatkan namanyadengan SB, tetapi sering pula disebutsebut dengan panggilan Mas Tris, mengatakan, untuk mengerek popularitashingga 80 persen dibutuhkan biayasekitar Rp 300 miliar.Pengusaha asal Pekalongan yang terjunmenjadi politisi dengan arahan Prof. Dr.HM Amien Rais – politisi gaek dan ketuaumum pertama PAN – menyebut hasilsurvei LSI (Lingkaran Survei Indonesia)kalau dirinya sudah dikenal oleh 32persen rakyat Indonesia. Jadi SB masihperlu tambahan 50 persen lagi.Tetapi besarnya kebutuhan finansialuntuk mengerek popularitas, yang mencapai hingga Rp 300 miliar, menurut SB,membuat tokoh baru khususnya darikalangan muda sulit untuk tampil dalambursa Capres 2009. “Saya sendiri mungkin punya. Tapi, uang saya halal. Jadi,sayang juga kalau dihabiskan untukmenjadi capres. Mendingan uang itu sayaberikan bagi anak yatim, duafa, dan orang-orang jompo,” kata SB yang sangatatraktif dalam berkomentar politik, ketikaberbicara dalam diskusi “MembangunKesepahaman Baru Politik Pemuda Indonesia,” di Jakarta, Senin (29/10).Sutrisno Bachir adalah salah satu tipikalpolitisi muda masa kini yang sangatpercaya diri, tetapi sekaligus pula sudahmerasa dirinya tak yakin akan mamputampil sebagai calon pemimpin alternatifpada bursa 2009. Apa yang dilakonkan SBini sangat berbeda dengan Yuddy Chrisnandi, politisi muda pentolan PartaiGolkar.Yuddy yang tercatat sebagai anggotaKomisi I DPR, memanfaatkan momentumperingatan hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jalan KramatRaya 106 Jakarta Pusat, untuk mengumumkan kepada publik kesediaannyamenjadi Capres alternatif. Dengan gayaberapi-api Yuddy menyimpulkan sendiritelah terjadi krisis kepemimpinan padabangsa ini. Karena kegamangan sedangmelanda bangsa, Yuddy lantas mintakaum muda yang mampu dan hadir digedung tua itu untuk berani mencalonkandiri pada Pemilu 2009. “Karena itu,sebagai pemuda kita harus tampil, sayamendeklarasikan menjadi calon presidenalternatif bersama rekan-rekan ini,” kataYuddy, yang antara lain didampingiMenpora Adyaksa Dault, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, danKetua GP Ansor Saefullah Yusuf.P
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32