Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 48
48 BERITAINDONESIA, 22 November 2007BERITA EKONOMIKonversi Minyak Tanah DikhTabung dan kompor elpiji impor ilegaldengan mudah berubah menjadi legalsetelah pemerintah mengijinkan importasikeduanya untuk keperluan konversi minyaktanah ke gas elpiji. Sebuah permainankah,atau memang sangat kondisional?rogram konversi minyak tanah ke elpijiuntuk mengurangisubsidi minyak tanah di tengah jalan dikhianati.Ke-12 perusahaan pemenangtender pembuatan tabung gasterbukti mengingkari jadwalpembuatan tabung. Hingga 23Oktober 2007, menurut Pertamina, ke-12 perusahaan pemasok yang dimenangkan hanya mampu merealisasikanproduksi tabung gas 1.623.200unit, dari kesanggupan10.190.000 unit. Padahalmembuat tabung gas ukuran 3kg, sebagaimana sering disebutkan menteri Perindustrian Fahmi Idris, adalah gampang bin gampang.Dikejar-kejar ancaman pembengkakan subsidi BBM yangpasti akan jauh lebih besarakibat kenaikan harga minyakmentah dunia, Wapres JusufKalla akhirnya mengambil jalanpintas mengijinkan impor tabung dan kompor gas. Keputusan yang diambil dalam rapatkhusus mengenai tabung elpijidi Istana Wakil Presiden, Jakarta Kamis (8/11), mengizinkan pemerintah mengimportabung elpiji sebanyak 4,2 jutahingga Februari 2008.Perbedaan harga antara tabung impor dan tabung buatandalam negeri memang sangatbegitu tinggi, membuat siapapun pasti tergiur menelikung dipengkolan dengan bersiap-siapmelakukan impor jauh harisebelum ijin dikeluarkan. Harga tabung gas asal China yangtertahan di Tanjung Priok menurut Kompas (2/11) mencapai4,93 dollar AS per tabung,ekuivalen dengan Rp 44.370.Sementara di Indonesia hargatabung mencapai Rp 98.000per tabung. Kemungkinan besar kerumitan pengadaan tabung gas dari awal sudah dikondisikan secara seksama.Program DipercepatKerumitan pengadaan tabung gas bermula tatkala Wakil Presiden Jusuf Kalla mempercepat penyelesaian program konversi dari rencanasemula lima tahun atau selesaitahun 2012, menjadi hanyatiga tahun, selesai tahun 2010.Program konversi ditujukankepada 42 juta KK di seluruhIndonesia. Maksudnya, menurut Wapres, untuk menghindari dampak besar kenaikan harga minyak dunia yangmendekati level 100 dollar ASper barrel.Permintaan Wapres segeradirespon Pertamina denganmewacanakan rencana supayadiijinkan mengimpor tabunggas jutaan unit dari luar negeri.Tetapi ketika perdebatan apakah Pertamina diizinkan untukmengimpor tabung gas masihberlangsung, dan belum tuntasbenar, tiba-tiba saja dua kontainer berisi 7.344 tabung gasimpor dari China ukuran 3 kg,sudah terlihat tiba sejak Sabtu(27/10) di pelabuhan TanjungPriok, Jakarta. Padahal, sebagaimana ditulis media, Wakil Direktur Utama PertaminaIin Arifin Takhyan mengajukan permintaan rencana importasi tabung gas baru padahari Selasa (30/10). Alasan Iinketika itu, target pembuatantabung sebanyak enam jutaunit tidak dapat dicapai olehprodusen tabung gas dalamnegeri.“Target pembuatan tabunggas tiga kilogram sebanyakenam juta tabung tidak dapatdicapai oleh produsen tabunggas dalam negeri, karena ituPertamina minta ijin importabung gas sekitar dua jutatabung dari Taiwan,” kata Iindi Jakarta, Selasa (30/10). Iinmengatakan program utamaPertamina adalah mengimportabung sebanyak dua juta,kendati kekurangan tabunggas tiga kilgram sebenarnyamencapai 4,6 juta tabung.Ditjen Bea dan Cukai mencatat kedua peti kemas berisitabung gas diangkut denganmenggunakan kapal Kuo Lungberbobot 35.985 ton, dari pelabuhan asal Port Kelang (PortSwettenham), Malaysia, dengan nama pengirim NingboZhongzhou Group Co Ltd,serta dialamatkan ke PT Global Pacific Energy (GPE).Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata DirektoratJenderal Bea dan Cukai hinggaJumat ((9/11) sudah menahan14.688 unit tabung gas berukuran tiga kilogram, 29 kontainer berisi kompor gas, dan30.000 unit katup LPG diTanjung Priok.Meski di sisi tabung yangditahan di Tanjung Priok itutertulis huruf timbul logo Pertamina, petinggi PT (Persero)Pertamina membantah sebagai pemesannya. AchmadFaisal Direktur Niaga Pertamina berasalan, Pertaminasudah memutuskan untukmembatalkan impor tabungelpiji. Diputuskan, pengadaantabung elpiji sepenuhnya diserahkan ke pemerintah. KataFaisal, keputusan pembatalandiambil setelah Pertaminamengadakan pembicaraan dengan Departemen Perindustrian.“Kami sudah bersepakatdengan Departemen Perindustrian bahwa penyediaan tabung elpiji 3 kilogram menjaditanggung jawab pemerintah.Terserah bagaimana kebutuhan itu dipenuhi, yang pentingtarget pendistribusian tercapai,” Faisal, membantah bahwa Pertamina diam-diam telahmengimpor tabung elpiji dariChina.Kegeraman MenteriMenteri Perindustrian Fahmi Idris sangat geram denganadanya impor tabung gas itu.Sebab, kata Fahmi, Pertaminamulai menghembuskan rencananya untuk melakukanimpor supaya peralihan penggunaan minyak tanah ke gaselpiji dapat berjalan, barubaru ini saja.PWapres Jusuf Kalla memimpin rapat khusus tabung gas elpiji. foto: repro kompas