Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 50
50 BERITAINDONESIA, 22 November 2007BERITA PUBLIKMenuju Sokoguru Kereta ApiPotensi kecelakaan perlu ditekan seminimal mungkin.Perlu berbagai terobosan serta antisipasi di semua linibsesi Menteri PerhubunganJusman Syafii Djamal saatdilantik sebagai Menhub menuju zero accident di bidangtransportasi menemui banyak kendala.Kecelakaan transportasi yang masihterjadi di laut, udara, dan darat, termasukperkeretaapian seperti yang terjadi padaKA Argogede di Plered Purwakarta,menjadi sebuah tantangan.Dalam kasus KA Argogede tersebut,Menhub berpendapat bahwa reaksi penanganan kebakaran di salah satu gerbongsudah benar, sayangnya pelaksanaannyakurang benar yang mengakibatkan gerbong tersebut meluncur dan terjaditabrakan dengan kereta api ekonomi.Sesungguhnya komitmen Menhub dalam memprioritaskan perbaikan sistemtransportasi, khususnya kereta api, sudahjelas. Targetnya adalah untuk menekanangka kecelakaan, baik moda angkutanlaut, udara, darat maupun perkeretaapian. Bahkan, seperti diungkapkannyakepada Samsuri dari Berita Indonesia,pembenahan sistem angkutan KA merupakan prioritas.Menurut Menhub, setiap tahun KAmengangkut lebih dari 110 juta orang penumpang. Banyak yang sudah dilakukanpendahulunya, tapi perlu peningkatanyang signifikan. Berbagai terobosan danantisipasi di semua lini sebagai pendeteksian awal terus dilakukan untukmenekan kecelakaan seminimal mungkin.Pembangunan dan pengembangan prasarana KA secara bertahap semakin berkembang. Penambahan sarana KA dariproduk INKA merupakan salah satu upayameningkatkan performance KA. “AdanyaUU 23/2007 tentang Perkeretaapianmembuka peluang bagi sektor swasta untukmembangun perkeretaapian,” tuturnya.Peristiwa kecelakaan kereta api dalambeberapa pekan ini cukup memprihatinkan, diantaranya tabrakan KA Argogededengan kereta api ekonomi di Jawa Barat.Jumlah kerugian ditaksir lebih dari Rp 3miliar, bahkan merenggut dua nyawapenumpang dan korban lainnya luka-luka.Terjadinya berbagai kasus kereta apianjlok juga menambah daftar panjangkecelakaan moda angkutan di atas bantalan baja ini, padahal berbagai upayatelah dilakukan PT Kereta Api (PT KA)untuk meningkatkan pelayanan danmenempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.Menurut Ir. Kunsabdono dari KomisiNasional Keselamatan Transportasi(KNKT) Bidang Perkeretaapian, penyebabkecelakaan kereta api, termasuk kasusanjlok, meliputi banyak faktor. Dalamsebuah buku berjudul “Derailment” yangditulis seorang profesor India, diungkapkan terjadinya kecelakaan kereta apibisa karena faktor sarana, prasaranamaupun faktor manusia (human error).Ketiga faktor itu sangat mempengaruhikeselamatan transportasi kereta api.Bahkan hal itu juga dialami negara yangtransportasi kereta apinya sudah majusekalipun.Maka, menurutnya, perlu derailmentinvestigasi yang melibatkan semua unsuryang terkait terhadap sarana, prasaranamaupun dampak kejadian alam, misalnyatanah longsor seputar area kereta. Jikaprasarana kurang bagus, sebaiknya sarananya harus bagus. Jika sarana yangkurang bagus, prasarana harus bagus.Sehingga satu sama lain saling mendukung dan menutupi kekurangan. Bilakeduanya kurang bagus, potensi terjadinya kecelakaan tetap ada.Karena itu, menurutnya, semua pihakharus mengingat kembali secara obyektifsokoguru kereta api, yaitu sarana, prasarana dan operasional kereta api. Olehkarena itu, pengawasan dan inspeksi perluditingkatkan kembali.Wesel yang Sudah TuaMenyinggung wesel yang usianya sudahlebih dari 20 tahun, menurut Kunsabdono, penggantian R42 ke R54, standarweselnya perlu disesuaikan dengan R54.Sehingga kejadian pada angkutan lebaranH-3 di Stasiun Karangsari Lintas Bandung-Banjar dimana terjadi goncanganhebat di wesel akibat hujan deras danmempengaruhi stabilitas tanah di bawahbalas termasuk wesel di atasnya.Pada saat itu, secara cepat dan tepatwesel diperbaiki oleh satuan kerja JawaBarat, bekerja sama dengan PTKA DaopII/Bandung setempat. Setelah weselberhasil diperbaiki, perjalanan kereta apikembali normal.Secara umum masalah wesel sedangdikaji. Namun penyesuaian wesel R42menjadi R54 sangat perlu untuk menghindari perubahan dimensi rel yangmemerlukan suatu kompromis, di manaapabila kompromis dimaksud tidak sempurna, berpotensi menjadi penyebabanjloknya roda KA. Diharapkan kejadiandi Karangsari tidak terjadi di tempat lain.Menyinggung pembangunan prasarana,khususnya di Jabar, sebagai lalu lintasJakarta-Bandung dan sekitar, Kunsabdono berpendapat, hal itu sudah cukupbagus, baik dari sisi koordinasi maupunpelaksanaan pembangunan yang lebihoptimal sesuai dengan standar. RIOPelantikan: Wendy Aritenang saat dilantik sebagai Dirjen Perkeretaapian (02/11) oleh MenteriPerhubungan Jusman Syafii Djamal, menggantikan Soemino Eko Saputro.foto: humas dirjen perkeretaapian