Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 20


                                    20 BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007BERITA UTAMAda proyek Economic Overhead Capital (EOC) dan SocialOverhead Capital (SOC), belum mengarah kepada Directly Productive Activity(DPA) seperti seed untuk investasi kapal, tambak, danpengolahan.Di sisi lain, belum ada kebijakan yang mengatur sistemprosedur kapitalisasi aset dandana. Karena itu, perlu diintegrasikan value engineeringuntuk mengubah lahan pesisirmurah menjadi kawasan budidaya perikanan yang produktifdengan financial engineeringmelalui kebijakan fiskal, penjaminan kredit, dan bagi hasilyang adil antara pengelola,karyawan, masyarakat danpemerintah daerah.PariwisataPengembangan pariwisatabahari memiliki kelebihan,diyakini dapat mempunyaiefek berganda (mutiplier effect) yang dapat menyeraptenaga kerja, meningkatkanpendapatan masyarakat, mendatangkan devisa bagi negara,dan dapat mendorong konservasi lingkungan.Pengembangan pariwisatabahari juga berdampak positifpada tumbuhnya jiwa danbudaya bahari, dan mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Sayangnya, pariwisata bahari nasionalbelum berkembang. Kontribusinya terhadap PDB masih sangat kecil. Kalender wisatabahari belum tersusun. Industri hulu-hilir pariwisatakelautan termasuk multimodatransportasi dan jasa hospitality belum berkembang.Identifikasi akar masalah pengembangan pariwisata baharinasional antara lain proseduruntuk mendapatkan izin masukCAIT (Clearance Approval forIndonesian Territory) sangatmempersulit wisatawan baharimancanegara, sehingga banyakcruiser/yacht enggan untukberkunjung ke objek-objekwisata bahari Indonesia.Pengurusan CIQP masih perlu diperbaiki, utamanya mengenai VoA (Visa on Arrival) maupun visa bisnis yang dinilaimasih kurang lama dan tidakkonsisten dengan durasi CAIT.Sebab para yachter mancanegara menginginkan waktu lebihdari 60 hari agar mereka dapatmengunjungi banyak objekwisata di wilayah Nusantara.Persepsi keamanan nasionaldan pengelolaan kesehatanlingkungan juga masih buruk.Kesadaran masyarakat mengelola sumber daya kelautanmasih rendah, ditambah dengan beban kemiskinan yangmenyebabkan tingkat kerusakan terumbu karang menjadi besar akibat pembomandan penggunaan racun ikan.Dari semua identifikasi akarpermasalahan dalam pengembangan industri pelayaran,industri perikanan, dan pariwisata bahari, untuk membangun ekonomi kelautan dibutuhkan keberpihakan pemerintah, keterpaduan kebijakanlintas sektoral, dan kerjasamaantara pemerintah-swasta.Semuanya memang masihsulit terwujud, antara lainkarena belum tersedia grandstrategy yang didukung kebijakan antarlembaga pemerintah dan pemda, belum tersediasistem insentif bagi para pelaku, dan belum ada lembagakhusus yang diberi kewenangan untuk mengoordinasikanantar pelaku.Kondisi Tahun 2020Sebagai sokoguru ekonomikelautan di masa mendatang,industri pelayaran, industriperikanan, dan pariwisatabahari akan menampakkanwajahnya yang sesungguhnyadi tahun 2020.Diharapkan, tahun 2020pada industri pelayaran sudahterbangun armada pelayarannasional yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan di dalamnegeri dan berdaya saing internasional, sehingga dapat berperan fair share, yaitu 40 persen kegiatan ekspor-impor.Pelayaran rakyat mendapatkan peranan penting dalampelayaran Nusantara, khususnya dalam sistem distribusi logistik nasional dan angkutanpenduduk antarpulau. Juga terbangun sekurang-kurangnyatiga pelabuhan hub-internasional yaitu di Sabang, Batam,dan Bitung yang didukung olehsub-sub sistem pelabuhan didalam tatanan pelabuhan nasional yang berdaya saing.Juga terbangun dua kawasan industri galangan kapal utama nasional, yaitu di BatamBintan-Karimun, dan di Bitung. Terbangun pula enam Sekolah Tinggi Pelayaran yangmerupakan center of execellences berstandar internasionalyaitu di Banda Aceh, Batam,Jakarta, Semarang, Makassar,Bitung, dan Ambon yang terpadu dengan sistem SMK pelayaran berstandar internasional di kota-kota pesisir.Kondisi industri perikanannasional yang diharapkan ditahun 2020 adalah meningkatnya kesejahteraan nelayandan masyarakat pesisir.Terbangun kapal ikan barusebanyak 5.000 unit denganukuran masing-masing 70 GT,dan armada semut sebanyak25.000 unit dengan ukuranmasing-masing 5 GT tersebardi pesisir atau perairan baratSumatera, Selat Karimata,selatan Jawa, Nusa Tenggara,Teluk Tomini, Maluku Utara,Maluku, dan Papua.Terbangun pula kawasan industri (cluster) pengolahanikan terpadu dengan pusat-pusat distribusi dan pemasaranpada kawasan-kawasan di pesisir/perairan barat Sumatera,Selat Karimata, selatan Jawa,Nusa Tenggara, Teluk Tomini,dan Maluku Utara, Malukudan Papua, pesisir timur Sumatera, utara Jawa, PapuaSelatan, dan Selat Makassar.Kondisi pariwisata baharinasional yang diharapkan ditahun 2020, adalah, terbangunnya daya saing kawasanpariwisata bahari andalanyang telah ada di pulau Nias,Mentawai, Batam, Bintan,Kepulauan Seribu, Krakatau,Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Parang Tritis, Bali, Lombok, Komodo, Moyo, Derawan,Wakatbo, Togean, Bunaken,Banda, dan Raja Ampat.Juga terbangun sarana danprasarana kawasan pariwisatabahari baru di Pulau We, PulauBanyak, Pulau Enggano, PulauRupat, Bangka Belitung, Karimata, Anambas, Natuna, Cilacap,Roti, Kupang, Lembata, Alor,Siparamanita, Banggai, SangiheTalaud, Ternate, Biak, dan Mpia.Pembangunan ekonomi kelautan perlu dipercepat denganmembentuk Kelompok Kerja(Pokja) Pembangunan Ekonomi Kelautan. Tugas Pokjaadalah menyiapkan grand strategy percepatan pembangunanekonomi pelayaran, perikanan,dan pariwisata kelautan.Pokja juga membahas kebijakan pemerintah dan dunia usahadalam kewenangan masingmasing instansi. Lalu, Pokjamelaksanakan dan mengusahakan reformasi terutama padasektor fiskal, perbankan, dansistem regulasi/birokrasi untukmendukung percepatan pembangunan ekonomi kelautan.Selain itu, menyiapkan danmengusulkan RUU KapitalisasiAset atas Pengelolaan Kekayaanyang dimiliki negara, serta,mengupayakan pembentukanlembaga koordinasi khusus yangberwenang dalam perumusankebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.Dengan demikian peluangIndustri Pelayaran, IndustriPerikanan, dan PariwisataBahari sebagai sokoguru ekonomi kelautan dapat terwujudsecara nyata di masa-masamendatang. „ HTKontribusi sektor kelautan terhadap PDB nasional masih rendah.
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24