Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007 35LENTERAReportase ini ditulis menjelangpenyelenggaraan Conferenceof Parties Ke-13 United Nations Framework Convention on Climate Change, di Denpasar,Bali, 3-14 Desember 2007 yang dihadiripara pemimpin berbagai negara.Konferensi berniat menyelamatkan(menghijaukan) bumi dari kekuatiranterjadinya pemanasan global (globalwarming) yang berakibat padaperubahan iklim (climate change).Sementara, Al-Zaytun sejak mula telahberkarya menata alam dan lingkunganhidup sekitarnya tanpa harus menunggupemimpin dunia berkumpulmembahasnya.Sebagai sebuah lembaga pendidikanterpadu, Al-Zaytun sejak awal telah giatberkarya membuat payung lingkungandi sekitarnya. “Sejak awal di sini kitabuat payung. Delapan atau sembilantahun ke depan, mungkin ada panasyang tidak diduga, kita telah sediapayung sebelum panas. Kalau orangorang sedia payung sebelum hujan, kitasedia payung sebelum panas. Dansekarang sudah ada payungpayungnya,” jelas Syaykh Al-Zaytun DrAS Panji Gumilang.Komitmen itu diawali denganprogram takris (bakti sosial) yangmewajibkan setiap calon penghunimenanam sedikitnya satu bibit pohon.Syaykh menargetkan penanaman duajuta pohon jati mas di kurang lebih1.200 hektare areal Al-Zaytun.Pada pertengahan November 2007semua santri, kecuali SD, diajak kerjabakti menanam dan memelihara pohondi kawasan Al-Zaytun. “Kita ajak semua,kita kenalkan, itulah ciri orang beriman.Kalau kamu berdoa di gereja, solat dimesjid, itu masih minta, ‘oh Tuhan,terimalah bakti kami ya Tuhan’. Belumtentu diterima. Tapi kalau kita menatalingkungan, sudah bisa kita lihat ‚oh,bersih’, Tuhan pun pasti senang.Malaikat lapor: Tuhan, lingkungan sanasudah bersih. Kalau kita solat di mesjid,itu masih robbana, oh Tuhan, terimalahkami. Belum tentu diterima. Kamupura-pura, kan gitu. Tapi kalaumembersihkan, memproning, indah,sudah. Kita sebut kepada anak-anak,itulah fikih lingkungan,” kata SyaykhPanji Gumilang dalam percakapandengan Wartawan Berita Indonesia diWisma Al-Islah, Jumat 23 November2007.Menurut Syaykh, harus ada suatusikap yang keras dan tegas menanganilingkungan. Dalam menjelaskan hal ini,Syaykh menguraikan bahwa Tuhan itumempunyai dua macam sifat, yaitu sifatfeminin dan maskulin. Sifat femininadalah rahman rahim, kasih sayang,ghafur, pengampun, halus, lembut. Tapijuga punya sifat maskulin, harus keras,tegas, al mutakabir, artinya kenal hargadiri. Kalau sudah harga diri, tak maudiusik, kena ancam, maskulin. “Tapijangan dianggap Tuhan itu laki-laki danperempuan,” kata Syaykhmengingatkan.Syaykh berharap, pemerintahmempunyai regulasi yang keras. Sebabkalau tidak, ya, semua bangsa ini akanterperosok kepada efek semua yangdisebutkan dalam global warming itu.Dalam pekan ini, Syaykh merenungseperti begini. Ternyata di kota dan dihutan, atau di desa dan di kampungsama tidak pedulinya terhadaptanaman. “Ada sebuah pohon di depanIstana, tidak jauh. Saya baca sebuahkoran ibukota, mahoni besar tumbang,kemudian di pangkalnya itu ada api. Itukan menandakan dibakar, tidakmungkin kalau tidak dibakar. Kan tiaphari orang melihat, satu pun tidak adayang memadamkan, padahal musimhujan,” ungkap Syaykh.Di lingkungan kampung-kampungpinggir hutan juga begitu, sesukanyamembakar hutan. Di kota, pohon yangpeneduh dibakar, dirusak dan tidak adaorang peduli. “Itu kita renungi, kenapabegitu?” katanya.Menurut Syaykh, sekarang harusdisadarkan, bahwa membakar tanamanitu mestinya dilaknat. Membakar kayuitu wajib dilaknat. Regulasinya begitu,dilaknat. Karena dulu Nabi Muhammadmembuat regulasi di negara Madinahyang begitu gersang, itu regulasinyabegini. Madinah diharamkan untukberbuat yang tidak senonoh. “Kita kira,tidak senonoh itu pergaulan dansebagainya. Nabi Muhammad waktu itutidak cerita itu,” jelas Syaykh. Tapi poinpertama tidak senonoh itu: Tidak bolehmemotong pohonan. Serius pada waktuitu, haram, diharamkan memotongpohonan. Memotong pohonan ituberbuat yang tidak senonoh.“Kok pertamanya memotongpohonan. Bagaimana itu, kan imannamanya itu. Sekarang orang menebangtanaman merasa tidak dosa. Sepertinyayang banyak pahala itu masuk mesjidsaja. Nebang tanaman tidak bersalah.Syaykh juga mengungkapkan tentangorang yang mengatakan bahwa diakapok, menanam angsana, karenaangsana tumbang. Menurut Syaykh,angsana itu tidak mungkin tumbangkalau akarnya tidak dipotong-potong,melebarkan jalanan, akarnya dipotong.Melebarkan trotoar akarnya dipotong,mana bisa bertahan. Kemudian tidakdiproning setiap saat. Jadi bukanangsananya, kitanya yang tidakmengenal tanaman.Syaykh mengemukakan filosofi, kalauengkau menanam pohon, atau tanaman,kenali tanaman itu. Kalau engkaumenanam pohon, kenali lingkungan.Kalau engkau mau menanam pohon,kenali musim. Kalau engkau menanampohon dan tidak mengenal semua itu,kamu menanam dirimu sendiri. “Kenali,angsana, oh, tidak boleh terlalumenjuntai. Menjuntai, proning,proningnya mestinya jam 11 malam, jamtiga selesai angkut. Jadi tidakfoto: dok. al-zaytun
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39