Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 37


                                    BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007 37LENTERAdi lahan pendukung yaitu berupa hutanlindung berfungsi sebagai penyeimbangekologis kawasan dan sebagai hutantanaman industri (HTI) .HTI itu dimaksudkan menjadiinvestasi jangka panjang guna mendanaikegiatan pendidikan di Al-Zaytun.Tanaman industri yang dikembangkanantara lain jati (tanaman utama) dantanaman keras lainnya seperti eucalyptus, mahoni, sengon, akasia, gaharu,albasia serta tanaman hortikultura dantanaman penguat teras.Syaykh Panji Gumilang selalumenekankan bahwa generasi Al-Zaytunadalah generasi yang melestarikanhutan, bukan generasi yang merusakhutan. “Kita sebagai kader umatmanusia sudah harus memulai untukmelestarikan kembali hutan IndonesiaRaya ini mulai sekarang. Sehingga kelak,hutan itu akan mampu membiayaiperjalanan selanjutnya,” jelas Syaykh AlZaytun.Kini, kegersangan kawasan ini telahmenjadi sebuah cerita masa lalu tatkalaAl-Zaytun belum berdiri. Kawasan initelah berubah menjadi sebuah kawasanhutan yang asri, taman yang indah.Pencanangan Syaykh Panji Gumilanguntuk menanam sebanyak 2 juta pohondi komplek dan sekitar Al-Zaytunmenjadi suatu jaminan atasberlangsungnya penghijauan di kawasanini. Pencanangan itu direspon dengankomitmen kuat oleh setiap eksponen AlZaytun untuk mewujudkannya.Komitmen itu diawali denganprogram takris (bakti sosial) yangmewajibkan setiap calon penghunimenanam sedikitnya satu bibit pohon.Belum lagi target dua juta pohontercapai, kondisi lingkungan kawasan inisudah terlihat hijau dan asri.Dampaknya pun sudah langsung terasa,baik pada musim kemarau maupunmusim hujan. Sebelumnya kawasan inimasih gersang hanya ditumbuhi ilalang,saat musim hujan akan kebanjiran danair sulit meresap, sebaliknya padamusim kemarau akan kekeringan. Tapisaat ini, tatkala musim hujan, sebagianair dapat tertampung di lumbung air,danau, resapan air atau terserap olehberbagai tanaman yang ada. Sebaliknyatatkala musim kemarau tiba, tidak lagikekeringan karena cadangan airnya bisadimanfaatkan untuk berbagai keperluan.Bukan itu saja, seiring telah hijaunyalingkungan Al-Zaytun maka dengansendirinya keseimbangan ekosistemnyapun kembali berlangsung alami. Dulutatkala lingkungan Al-Zaytun belumhijau, tak seekor burung pun datang.Tapi sekarang ini, setiap pagi, tengahhari, sore hari, bahkan malam hari kitabisa mendengarkan nyanyian kicauburung. Satu contoh lain lagi, dulu disini banyak tikus, diracun baru mati,tapi sekarang tidak perlu diracuni.Burung-burung malam yangberdatanganlah yang kemudianmemangsa tikus sehingga keseimbanganekosistemnya berlangsung kembali.Penanaman berbagai jenis pohonhutan itu sendiri telah dimulai sejaktahun 1996, diawali dengan penanamantanaman sawo kecik di sekitar jalan ditrotoar jalan depan gedung Abu Bakar,terasering dan taman. Penanamanpohon jati dimulai pada tanggal 26Februari 1999 yaitu jenis jati emas,dengan lokasi penanaman di GedungPembelajaran Umar Ibnu Khattab.Untuk mencapai target 2 juta pohonitu, selain melalui program takris (baktisosial) juga dipersiapkan berbagaisarana dan prasarana pendukung. Diantaranya membangun laboratoriumkultur jaringan beserta green house-nyauntuk penyediaan bibit unggul.Di laboratorium kultur jaringan itu,tanaman yang dikembangkan bukanhanya tanaman jati (walaupunmerupakan prioritas utama), tetapi jugaberbagai tanaman langka, tanamanhortikultura, tanaman hias dan tanamankhas (zaytun dan tiin). Kapasitasproduksi laboratorium tersebutmenyediakan bibit mencapai 10.000bibit per bulan.Metode dan teknik kultur jaringandipilih karena memiliki banyakkeunggulan, seperti produksi tanamandalam jumlah besar pada waktu singkatterutama varietas-varietas unggul,memperoleh tanaman yang bebaspatogen, dan mempercepat pencapaianpertumbuhan tanaman. Selainmenyediakan bibit untuk kebutuhanintern dan ekstern, laboratorium kulturjaringan Al-Zaytun juga berprogramuntuk memperkaya keragaman jenistanaman atau koleksi plasma nutfahnya.Apa yang mendorong tercetusnya visikonservasi hutan di kawasan Al-Zaytun?Syaykh yang mencetuskan visi itumelihatnya dari sudut posisi potensialIndonesia sebagai salah satu sentralparu-paru dunia. Juga karena Indonesiamemiliki berbagai jenis tanaman yangtidak dimiliki oleh negara-negara lain.Kemudian dalam perkembangansejarahnya, Indonesia menjadi daerahyang gundul akibat eksploitasi tanamanhutan secara berlebihan dan takterkendali. Sementara di sisi lainpenghijauannya dilupakan.“Atas dasar fakta sejarah itulah kitaingin mengembalikan Indonesia sebagaiparu-paru dunia,” kata Syaykh AS PanjiGumilang. Dan itu mesti dimulai darisatu arena yang kecil seperti Al-Zaytun.Dalam hal memulai dari arena yangkecil itu, Syaykh tidak ingin disebutsebagai sponsor atau pelopor. “Kitahanya ingin memulai. Siapa tahu nantibanyak lembaga atau LSM-LSM ataupribadi-pribadi lain dan institusiinstitusi lain yang mengikutinya,”ujarnya merendah.Ia ingin visi penghijauan itu menjadikebiasaan bagi setiap orang. Apa yangbaik telah dilakukan di kawasan AlZaytun bisa dijadikan contohpembiasaan memelihara kelestarianhutan dan alam di sekitarnya.Itulah pesan kuat yang kita petiksetelah menyaksikan proses dan hasilpenghijauan dan konservasi hutan dantaman di kawasan Al-Zaytun. Bahwasemua aktivitas di Al-Zaytun bermaknadan bermuara pada pembelajaran.Syaykh dalam beberapa kesempatanmengatakan pendidikan itu bermaknapembiasaan yang tak henti-hentinya.Jika warga negara tidak dibiasakanmaka maknanya mereka tidak dididik.Muara segala kemajuan danPohon jati ditanam rapi di setiap trotoar gedung di Al-Zaytun. foto: dok. al-zaytun
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41