Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 48
48 BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007BERITA TOKOHErwin PardedeBerkebun Aneka Tanaman HiasSusilo Bambang YudhoyonoTerima Medali DemokrasiPresiden Susilo Bambang Yudhoyonoatas nama seluruhrakyat Indonesia Senin (12/11) di Nusa Dua, Balimenerima Penghargaan Medali Demokrasi, atau Internasional Democracy Award dariPresiden Asosiasi KonsultanPolitik Internasional (IAPC),Ben Goddard.Bangsa Indonesia dianggapberhasil menunjukkan komitmen kuat kepada demokrasi.Sebagai tolok ukur, Indonesiasukses menggelar pemilu langsung dalam skala terbesar didunia, secara damai. Hal inibisa dijadikan contoh bagibangsa-bangsa lain di dunia.Presiden mengatakan, medali didekasikan kepada rakyatIndonesia secara menyeluruh.SBY menilai berbagai hal yangdimiliki Indonesia saat ini,seperti, populasi pendudukyang bertambah pesat, kondisigeografi yang begitu luas, keberagaman etnik, budaya, danbahasa, merupakan modalyang sangat berarti untuk perkembangan Indonesia ke depan. Selain itu, indikasi demokrasi bisa juga dilihat dariperubahan fundamental politik Indonesia yang tidak lagisentralistik, tetapi sudah berbasis pada daerah-daerah. TNIsebagai kekuatan pertahanan,turut pula mereformasi dirisecara gradual.Demokrasi di Indonesia,demikian SBY, bisa sukseskarena prosesnya tumbuh daribawah. Dilanjutkannya, dulu,sebelum reformasi yang terjaditahun 1998, demokrasi lebihberpusat pada sekelompok elityang memotivasi timbulnyakolusi, korupsi dan nepotisme.Penghargaan sejenis pernahdiberikan kepada sejumlahtokoh besar dunia, antara lainmantan Presiden PhiliphinaCorazon Aquino, mantan Presiden Amerika Serikat JimmyCarter, mantan Presiden UniSoviet Mikhail Gorbachev, danmantan Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher. ZAHCukup unik hobi sekaligus profesiyang ditekuni Erwin Pardede selepasmenjabat anggota DPR RI dari FraksiPDI Perjuangan periode 1999-2004lalu: Berkebun aneka tanaman hiasdi lahan seluas lima ribu meterpersegi, terletak di Jalan CiangsanaNomor 99 (Jalan Alternatif Cibubur),Nagrak, Bogor, Jawa Barat.Tak kurang 700 jenis tanaman hiaskoleksi KATIAS, singkatan KebunAneka Tanaman Hias, milik Erwin,mulai tanaman biasa harga Rp 3 ribuhingga jenis anthurium sehargapuluhan juta rupiah jenis bungakalangan raja-raja pajangan istanayang kini sedang menjadi favorit parapenggemar tanaman hias. KATIASyang lebih mirip sebagai sentra belanja aneka tanaman hias, diluncurkan dua bulan lalu, menurut Erwinmenelan innvestasi untuk bangunandan koleksi tanaman sekitar Rp 3 miliar, di luar tanah yang ditaksir senilaiRp 5 miliar. Uang sebanyak itumerupakan hasil keringat pria kelahiran Pematang Siantar 17 Agustus1943 ini selama menjadi kontraktor,profesi lama sebelum menjadi politisi.Pimpinan redaksi majalah Trubusyang sudah datang meninjau berkomentar, selepas enam bulan pertamakebun milik Erwin setidaknya akanmenghasilkan omset Rp 200 juta perbulan. Perkiraan itu bisa saja melebihi sebab Erwin masih aktif melengkapi koleksinya hingga kelakribuan jenis tanaman hias.Menjadi penggiat tanaman hiasmuncul setelah Erwin melakukanperjalanan spiritual mengunjungiMesir hingga Israel. Kedua wilayahmemiliki kontur dan kegersangantanah yang sama. Tetapi Erwinmenyaksikan keajaiban, tanah Israelbisa subur ditanami berbagai tanaman termasuk tanaman tropis. Berbeda dengan tanah Mesir yang tetaptandus. Dengan kecerdasan yang dimiliki Erwin memilih profesi tanamanhias memanfaatkan tanah yang sudah lama dimiliki di Cibubur, melupakan impian mendirikan pompa bensin. “Jadi menurut saya, tidak adayang mustahil di bumi ini kalau kitabekerja keras,” Erwin memberialasan mengapa memilih berkebunkepada Berita Indonesia, berbicaradi salah satu bangunan sudut kebunsebuah ruang kantor full AC yangdisebutnya tempat bersemedi.Sebagai pengusaha kontraktor kehidupan perekonomian Erwin, ayahlima orang anak buah pernikahannyadengan Rusline Hutasoit tergolongsudah mapan. Secara kebetulansaja, sesungguhnya, Erwin bersinggungan dengan politik tatkala memberanikan diri mengontrakkan bangunan kantornya di Jalan Raya Tengah No. 1 Pasar Rebo, Jakarta Timur menjadi kantor Megawati Soekarnoputri, pimpinan PDI Pro Megayang sedang dianiaya oleh rejim ordebaru sebelum kejatuhannya. Erwinmengatakan sangat bersimpati akanperjuangan Megawati dalam menegakkan kebenaran hingga nekat berbuat sesuatu dengan resiko mengorbankan usaha jasa kontraktornya digarisi hitam oleh pemerintah, hinggatak boleh ikut tender proyek-proyekpemerintahan pada saat itu.Kenekatan berbuahkan kepercayaan, Erwin dicalonkan sebagai anggota DPR pada Pemilu 1999 melaluidaerah pemilihan Sumatera Utara,dan terpilih pula. Selama berkiprahdi Senayan kinerja Erwin tergolongproduktif. Duduk di Komisi IV danmenjabat Ketua Sub Komisi Pekerjaan Umum, anggota BURT DPR, anggota Baleg DPR, anggota sejumlahPansus, Panja dan Timsus berbagaiRUU, serta anggota PAH MPR RI. Diluar itu popularitas Erwin cukup baikpula karena kemampuannya menjalin komunikasi politik lewat media.Tetapi pada Pemilu 2004 dari DapilIII Sumut nama caleg Erwin Pardedeoleh pengurus partai di daerah danpusat, karena berbagai alasan tertentu melorot dari seharusnya nomorurut satu ke nomor lima.Tak lagi menghuni Senayan takberarti Erwin berhenti berkiprah.Berbagai gejolak jiwa yang pernahdia alami sebagai pribadi, ummat,pebisnis, dan politisi dituangkannyake dalam sebuah buku yang diberijudul, “Keyakinan Yang Membebaskan”, setebal 415 halaman terbitMaret 2006. Buku filsafat kerohaniansekaligus biografi itu seolah membombardir hingga terpatahkannyaberbagai keyakinan lama yangselama ini membelenggu alam pikirErwin, untuk digantikan dengansesuatu yang baru yakni budi baik.Buku yang tergolong penuh kontroversi itu 3,5 tahun disiapkan Erwinsebelum dan sesudah lepas darikesibukan DPR. Tetapi setelah bukuterbit, kembali Erwin mengalamikekosongan, sampai-sampai disebutnya error, hingga akhirnya terbersit keinginan untuk menjadi penggiataneka tanaman hias sebagai pengisifoto: presidensby.infofoto: berindo ht