Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 53
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, 10 Januari 2008Terdamparnya SKinerja aparat Direktorat Jenbelakangan ini mendapat soroberindikasi penyelundupan, ataekonomi berhasil dibongkar dan ddia maendati Dirjen Bea dan Cukaisukses membongkar sejumlahkasus penyelundupan, hal inijustru menimbulkansejumlah pertanyaan. Misalnya, apakahsebelum dipimpin oleh Anwar Supriyadi,Bea Cukai tak pernah berprestasi membongkar penyelundupan. Atau, kalausebelumnya jarang terdengar publikasi,apakah berarti kasus kejahatan ekonomipenyelundupan pada masa lalu itu berhasil dibasmi habis. Atau malah publikasisecara luas itu disengaja untuk menutupiaksi kejahatan yang skala penyelundupannya jauh lebih besar.Biasanya, semakin kacau kondisi sebuah negara semakin terbuka kemungkinan aksi penyelundupan. Sebaliknya, dinegara yang teguh menerapkan sanksihukum dan kondisi negaranya relatifstabil, penyelundup harus berpikir duakali bila ingin meneruskan aksi jahatnya.Dirjen Bea dan Cukai yang akhir-akhirini ramai diberitakan berhasil membongkar aksi-aksi penyelundupan, janganjangan merupakan pertanda negara masihS.O.S. Atau aparat Bea dan Cukai masih takberwibawa sebagai benteng pengawasansekaligus penggerak ekonomi nasional.Apabila pintu masuk Bea Cukai Jakartasaja masih sering dicoba untuk dibobol olehpenyelundup, lantas bagaimana denganpintu-pintu lain di daerah yang kurangketat pengawasannya.Padahal, pada sisi fiskal, Bea Cukaiberperan pula mendatangkan pemasukanpada APBN. Tahun 2007, misalnya,ditargetkan terkumpul Rp 52 triliun.Publikasi atas sejumlah temuan Bea danCukai ditengarai merupakan puncak gunung es. Kejahatan yang sesungguhnyaterjadi diduga banyak berlangsung di bawahpermukaan hingga tak pernah tercium.Selain berpotensi merugikan perekonomian nasional, kejahatan penyelundupanberpotensi pula mendatangkan bibit-bibitpenyakit menular, hama dan lain sebagainya sebagai akibat masuknya hewanatau tanaman secara tidak sah di pintukarantina Bea dan Cukai.Berbagai TemuanUntuk menyegarkan ingatan saja, terdapat beberapa contoh prestasi yangdicapai Bea Cukai belakangan ini. Misalnya, temuan tabung dan kompor gas ilegaldi Tanjung Priok. Ketika perlu tidaknyaimpor tabung dan kompor gas untukkebutuhan ‘program konversi minyaktanah ke gas elpiji’ masih berupa wacana,aparat Bea dan Cukai di Tanjung Prioksudah berhasil membongkar kontainerberisi tabung dan kompor gas impor. Padatabung tercantum tulisan diproduksi olehPertamina tetapi institusi dimaksud takmerasa memproduksi apalagi mengimpornya.Kantor Pelayanan Utama (KPU) Beadan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok jugaberhasil mencegah masuknya satu petikemas ukuran 40 kaki berisi kondombekas pakai dan gumpalan karet (14/12).Barang impor dari Jerman jenis inibiasanya digolongkan sebagai limbahklinis yang berpotensi menimbulkanpenyakit (patogen). Kalaupun kondombekas pakai dapat dikelompokkan sebagailimbah, berarti, selama ini Indonesiasangat toleran bahkan longgar untukurusan-urusan seperti ini.Atau, kalau pada dokumen transportasilaut (bill of lading) disebutkan bahwa petikemas berisi “new process scrap & wastesof natural latex condoms” dengan beratbersih 25.280 kilogram, kondom bekaspakai tentu tidak dapat digolongkansebagai potongan karet (rubber scrap)yang boleh diimpor. Contoh potongankaret yang lazim diimpor adalah potongan-potongan ban karet.Kalau saja kondom bekas pakai jadididaur ulang, yang diduga akan digunakan menjadi bahan baku pembuatanpermen karet, maka rasa permen karetnyakemungkinan adalah rasa cumi dan ikanlaut alias amis.Tak lama setelah ramai kabar kedatangan kondom bekas dari Jerman, Rabu(19/12) KPU Bea dan Cukai Tanjung Prioklagi-lagi berhasil menahan 26 ton kondomrusak buangan pabrik asal Vietnam.Keberhasilan ini merupakan pengembangan penyelidikan dua kontainer kondom bekas dari Jerman, yang didatangkan oleh perusahaan yang sama yakni PTRubber and Rubber Tech (RRT).Meski dibungkus rapi dengan kantongkertas, aroma kondom Vietnam sangatmenusuk hidung. Entahlah, apakahkarena kandungannya berupa bakteriyang berbahaya bagi kesehatan manusia,atau tidak.Sebulan sebelumnya, kedatangan tigabuah mobil mewah selundupan berhasildibongkar oleh Bea dan Cukai pada 12 November 2007. Sekalipun sudah ditinjauoleh Menteri Keuangan Sri Mulyani,ketiga mobil tetap teronggok di TempatPenimbunan Pabean (TPP) KPU TanjungPriok. Mobil memiliki dokumen lengkaptapi tak jelas siapa pemilik yang sah.Kedatangan ketiga mobil mewah menggunakan nama Kedutaan Besar Afghanistan, Cile, dan Pakistan, itu terdiri dari sedan bermerek Lamborghini seharga Rp3,8 miliar, Rolls Royce Phantom Rp 6 miliar, dan Ferrari Rp 2 miliar. Sejak 2003,sudah 208 mobil selundupan yang berhasil ditangkap Bea Cukai, semuanyamenggunakan fasilitas impor diplomatik.Narkotika juga termasuk barang haramyang sering diselundupkan. Petugas Beadan Cukai Bandara Soekarno-Hatta,Kamis (13/12) berhasil menyita 1.740butir ekstasi di Terminal Kargo BandaraSoekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.Untuk mengelabui petugas, ekstasi dimasukkan ke dalam knalpot motor danmobil. Dalam pemeriksaan kargo, petugasmencurigai empat kotak suku cadangkendaraan bermotor. Setelah melaluipemeriksaan X-ray petugas menemukanbarang bentuk serbuk di dalam kotakkiriman. Setelah diselidiki, ternyata kotakberisi ribuan ekstasi.Pada akhir Agustus 2007 KPU Bea danCukai Tanjung Priok juga berhasil menggagalkan penggelapan 22 kontainer berisi506.380 kilogram tepung daging dantepung tulang (meat bone meal/MBM),K