Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 53
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 10 Januari 2008 35LENTERAkader bangsa akan bisa ditampilkan,”ucap Teguh, yang tinggal di kawasanCibubur, Jakarta Timur.Senada dengannya, Suherman,seorang kakek berusia 69 tahun asalCirebon yang menyekolahkan tigacucunya di Al-Zaytun, mengatakan, kitamemang harus peduli denganlingkungan. Sebab lingkungan berkaitandengan kondisi cuaca dan masyarakatsekitar.Momentum idul kurban yang ditandaipembagian daging kurban, menurutSuherman bisa membantu memajukanketahanan fisik masyarakat. Fisik yangsehat dan kuat berkaitan dengankemampuan intelektual, sehinggamasyarakat berpikiran maju dan turutmenanggulangi persoalan lingkungansupaya tidak terimbas oleh dampakpemanasan global.“Harus kita tanggulangi denganmenanam pohon untuk mengurangipemanasan, sehingga masa depan tidaklebih bahaya daripada sekarang. Secaraperlahan-lahan bisa tertanggulangisehingga kelanjutan manusia, hewan,dan tumbuh-tumbuhan bisa lebih baikdi masa yang akan datang. Saya kira ituintinya,” kata Suherman, yangmenyimak secara seksama khutbahSyaykh yang disampaikan di Masjid AlHayat, Al-Zaytun.Suherman adalah kakek yangbertanggung jawab mempersiapkanmasa depan ketiga cucu dari anakpertamanya, yang sedang menempuhpendidikan di Al-Zaytun. Merekaadalah, pertama, Dennis AchmadFauzan, duduk di bangku kuliahFakultas Kedokteran Universitas AlZaytun (UAZ) Indonesia. Kedua, rijalFikri Fathan Sani, kelas 8, dan ketiga,rijal Avip Yasri Salis kelas 7.Suherman mengaku masih punyaempat cucu dari anaknya yang lain yangjuga akan dititipkan sekolah di AlZaytun. “Kalau satu pipa kan insya Allahdari awal sampai tuntas S-3 namanyafull, berkelanjutan, berkesinambungansebab tidak terputus-putus,” kataSuherman, mencita-citakan semuacucunya terbentuk sesuai kehendakAllah menjadi khalifah fil ardli.Wali santri lain, Burhan, mengatakan,menyimak apa yang dikatakan Syaykh,kalau makna kurban di Ma’had bukanlagi hanya sekadar memotong hewan.Tetapi sudah lebih cenderung kepadapraktek, yang diperibahasakan Syaykhsebagai sedia payung sebelum panasdengan menanam pepohonan. “Sayakira itu tadi makna dari apa yangdikatakan oleh Syaykh,” kata Burhan,wiraswasta yang mengusahakan bibitjati, jenisnya sama persis dengan jenisyang ditanam di Al-Zaytun yaitu JatiEmas.Burhan yang bermukim di Cirebonmemiliki enam anak. Dua diantaranyadititipkan sekolah di Al-Zaytun. Merekaadalah nisa Khoirunisa, kelas 10, danrijal Rizal Zulkarnaen kelas 8. Bila rejekimemungkinkan, Burhan jugamerencanakan keempat anaknya yanglain akan dititipkan di Al-Zaytun.“Yang jelas dengan sistem pendidikansatu pipa, kalau bicara pendidikanberarti si anak ini sejak usia dini sudahmulai ditanamkan dasarnya. Sehinggapada saat dia dewasa sudah mempunyaiMiniatur “hutan kota” di Al-Zaytun. foto: berindo wilson
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39