Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 54
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, 31 Januari 2008BERITA UTAMAAkankah PolemikBerakhir?SKepergian Sang Jenderal Besar menyisakansejumlah ganjalan. Sebagian komponenbangsa masih belum sepakat untuk memosisikan secara pasti status hukum danpolitik Pak Harto. Masih saja, sebagiantokoh di negeri ini membiarkan dirimenelan racun dendam setiap hari.oeharto sebagai pemimpin bangsa memiliki nama besar,yang dimateraikandengan pangkat Jenderal Besar TNI, sebuah pangkat tertinggi di lingkungan institusiTNI Angkatan Darat. Di pundaknya tersematkan bintanglima.Jenderal Besar ini juga dianugerahi gelar Bapak Pembangunan Nasional oleh MajelisPermusyawartan Rakyat Republik Indonesia melalui TapMPR V/1983. Hal itu diberikan atas keberhasilan pembangunan pada era kepemimpinnya.Di masa awal kepemimpinannya, Pak Harto secara tekunberkenan mendengarkan danmencatat semua uraian paparan pembangunan ekonomidari sang begawan Prof. Soemitro Djojohadikusumo. Tetapi sekitar 10 tahun kemudian, gantian, Soemitrolahyang kemudian mencatat pidato-pidato ekonomi Pak Harto.Pak Harto menggerakkanpembangunan dengan strategiTrilogi Pembangunan, yangmenempatkan secara dinamistiga pondasi pembangunanbangsa yaitu stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi,dan pemerataan pembangunan. Untuk karyanya, Pak Hartopernah memperoleh pengakuan dunia inernasional, saatbadan pangan dunia FAOmemberi penghargaan atas keberhasilan Indonesia mencapai swasembada pangan.Sejak saat itu bergema namaPak Harto sebagai Bapak Pembangunan Nasional.Menurut ekonom seniorEmil Salim, terdapat lima jurus ekonomi Pal Harto yangdianggap manjur untuk menyelamatkan bangsa di awalkepemimpinannya tahun1966. Pertama, pengendalianinflasi melalui kebijakan anggaran berimbang, dan kebijakan moneter ketat. Kedua, pencukupan kebutuhan pangan.Ketiga, pencukupan kebutuhan sandang. Keempat, rehabilitasi berbagai sarana danprasarana ekonomi. Kelima,peningkatan ekspor denganmengembalikan share sepenuhnya pada eksportir.Di bidang politik, setelahmembidani kelahiran SekberGolongan Karya, Pak Hartomenyederhanakan partai-partai politik menjadi dua partaisaja, ditambah satu golonganyaitu Golongan Karya (Golkar). Ketiganya lantas ditetapkan sebagi organisasi pesertapemilui (OPP). Pak Hartomenggabungkan partai beraliran paham keagamaan Islam, seperti Partai NahdlatulUlama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat IslamIndonesia, dan Partai IslamPerti, ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).Dan partai beraliran pahamkebangsaan dan agama lainnya ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Dengandemikian tiga pilar demokrasiyang menopang sistem politikOrde Baru adalah Golkar, PPP,dan PDI. Penyederhanaan partai terbukti lebih efektif membangun negara, dibandingpuluhan partai seperti terjadipada era sekarang. Persoalankenapa Golkar bisa melenggang sedemikian rupa mendominasi, itu terkait pula dengan pilihan rakyat yang selalumencoblos tanda beringin inisetiap lima tahun sekali.Terlambat MenghargaiPak Harto memang sangatpiawai mengendalikan Golkar.Sayang, partai yang berkantorpusat di Jalan Anggrek NellyMurni, Slipi, Jakarta Barat initerlambat menghargai jasapendirinya. Golkar memberipenghargaan tertinggi bernama Anugerah Bhakti Pratama kepada mantan PresidenSoeharto, yang juga disebutkan sebagai mantan KetuaDewan Pembina Golkar di eraOrde Baru, berlangsung padahari Sabtu 26 November 2005.Pak Harto dinilai banyak berjasa membina Golkar. Tetapi,Pak Harto menolak penghargaan itu.Pasalnya, Pada masamasa awal kejatuhannya, justru Golkarlah yang menjadiinstitusi politik pertama yanglantang berteriak agar PakHarto dikenakan tahanan rumah dan diadili di muka hukum. Bahkan mencantumkannamanya dalam KetetapanMPR tentang PemberantasanKKN. Karena itu, ketika digagas, keluarga Pak Harto takbegitu peduli dengan Anugerah Bhakti Pratama, kecualimengharapkan adanya kepastian hukum sebagai wujudpenghargaan tertinggi, termasuk mencabut Tap MPR itu.Kepastian hukum dan politik Pak Harto tak pernah tuntas diputuskan. Usai JaksaAgung Abdurrahman SalehAlmarhum Pak Harto ketika dalam keadaan kritis di RS Pusat Pertamina Januari
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28