Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 35
BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008 35LENTERAhidup yang berkesenian. Mengambiljarak yang terdekat dengan seni adalahlangkah yang tepat untuk mencapaiharmoni.Seni, (dalam hal ini seni pertunjukanbaik tradisional maupun modern)seperti teks yang bisa dibaca sebagai“ekspresi”. Ekspresi adalah perwujudanseni sebagai teks. Seni dapat dibacasebagai wadah untuk menuangkaninspirasi, daya kreasi, aktualisasi diri,jelajah identitas, bahkan budayaperlawanan. Dan Al-Zaytun sebagailembaga pendidikan yang menjunjungkedisiplinan mewadahi seni denganterbuka. Lalu, di manakah posisi senidalam Al-Zaytun?Bisa dilihat bagaimana Syaykh PanjiGumilang (2004) menyimpulkanbahwa: pendidikan adalah suatu usahayang bertujuan untuk mengarahkankepada full development personality,yang berarti membangun, membentukwatak maupun kepribadian utuhdalam sistem pengasuhan peserta didikyang berkesinambungan, sehinggaterwujud sound in mind and bodilyprowess tercermin dalam pribadibangsa yang cerdas (intelektual,emosional, spiritual), bangsa yangbajik dan bijak mampu memosisikandiri dalam berbagai kondisi yangtersimpul dalam berbagai sikap.Konsep cerdas yang nalar (logis) barusetimbang dengan kecerdasanemosional dan spiritual. Dapatdisimpulkan, Al-Zaytun memberikan“kebebasan” kepada para santrididikannya untuk menimba ilmusetinggi mungkin, namun tetapmemperhatikan seni (culture) sebagaipeyeimbangnya. Al-Zaytun sendirisebagai lembaga pendidikan tetapmenyasar pada pengembangan nilai(prinsip) manajemen modern denganbersandar pada ilmu pengetahuan,berorientasi pada program, proseduraldalam organisasi, dan mempunyai etoskerja dan disiplin yang tinggi.Keseharian para santrinya ditakardalam program yang tertata. Rutinitasbelajar di ruang ajar, program kelompokbelajar, praktikum, tugas-tugas harian,kegiatan luar sekolah, dan kesehariandalam sistem sekolah asrama yangmembulatkan ekspektasi kedisiplinandalam proses belajar di Al-Zaytun. Senibisa dijadikan tempat kegiatan yangmenyenangkan. Kegiatan lain sepertiolahraga pun mirip demikian. Di manapara santri bisa mlipir sejenak darirutinitas akademik. Mereka bisaberkreasi untuk menuangkan bakat, bisajuga sebagai alat bantu pelepasanekspresi.Dengan begitu, Al-Zaytunmenghadirkan aneka ragam pilihankegiatan seni sebagai program yangkrusial. Ibarat sumbatan emosional, senibisa menjadi memperlancar segala jenissumbatan. Program seni bukan sekadarpelengkap yang bisa mati kapan saja. AlZaytun dengan tegas menyikapi senisebagai salah satu bagian penting dalamkonsep “Modern” yang dimaksud dalamlandasannya. Sistem pendidikanterpadu yang mengkombinasikankereligiusan, science technology,agriculture, information technology,sport, dan arts.Secara tidak langsung, seni yangfoto: berindo wilson Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang dan eksponen menyaksikan pagelaran seni tradisional di Kampus Al-Zaytun.